Baek Harin, duduk menikmati suasana malam yang tenang dengan sebatang rokok di tangannya. Ia menatap lurus cahaya lampu kota yang berkilauan membentang di hadapannya, menciptakan pemandangan yang memesona di malam hari.
Tiba-tiba, langkah-langkah ringan dari belakang memecah kesunyian. Mr. Baek, ayahnya, mendekatinya.
Mr. Baek mengambil napas kasar dan menghembuskannya,
"Ayah udah mindahin pak Sung sesuai keinginan kamu"
Harin mengangguk pelan, menunjukkan kepuasan akan jawaban ayahnya. Namun, tatapannya terus fokus ke depan, seolah tenggelam dalam pikiran yang jauh.
"Bagus"
"Ayah, apakah aku boleh meminta sesuatu lagi?" ucap Harin akhirnya, memutus keheningan.
"Huhh, selama itu tidak merugikan ayah, silahkan"
Harin tersenyum mendengar itu, disebatnya rokok di tangan kiri itu.
...
Sore ini Suji berada di minimarket dekat rumahnya, ia akan menyetok persedian kulkas minggu ini. Dengan gerakan lincah, ia mengambil satu-satu barang dari rak.
Tuk
Salah satu barang yang diambilnya tergelincir dari tangannya dan jatuh ke lantai.
Sebelum ia sempat menangkapnya, tangan seseorang lebih cepat meraih barang tersebut.
"Ah, mian," ucap Suji, bersiap untuk mengambil barangnya, namun tangan yang lebih cepat itu telah menyodorkan barang tersebut padanya.
"Wah, Suji?!" seseorang itu terkejut melihatnya.
"Elo?!"
Keduanya berucap bersamaan.
"Astaga, kebetulan macam apa ini"
"Lo pindah lagi?"
"Haha, yeah like as usual"
Ia menelisik penampilan Suji hari ini.
"Lo makin cantik aja"
"Thanks, faktor pertumbuhan, lo sendiri tinggal sendiri?"
"Eung, yah"
"Gue duluan ya" kata Suji segera beranjak.
"Tunggu"
"Nanti malem lo sibuk?"
"Engga sih"
"Mau ke pesta bisnis bokap gue ngga? Ya, cuma pesta kecil-kecilan perayaan perusahaan cabang"
"Mmm, boleh deh"
"Gue minta nomor handphone lo dong, ntar gue jemput"
"Nih"
"Okey, thank you ya"
...
"Permisi non, saya mau laporan tentang non Suji"
"Hmm"
"Sepertinya non Suji menerima ajakan minum orang yang di minimarket tadi, saya tidak bisa masuk kesana karena sepertinya sangat private sekali acaranya" ucapnya sembari memberikan barang bukti foto-foto yang ia dapat.
Harin hanya menganggukkan menerima informasi orang suruhannya dan membuat gesture untuk pergi.
Diambilnya foto-foto tersebut. Pacarnya, Sung Suji bersama pria lain dalam pesta private?
Ia kemudian mengambil smartphone nya, mencoba mengubungi Suji
Panggilan pertama tak diangkat
Panggilan kedua
Panggilan ketiga
Dengan kecewa, Harin menyadari bahwa panggilannya tidak direspons.
'Tsk, jadi gitu ya'
"ARRGHHH"
...
Suji masuk ke dalam kelas, merasakan suasana yang berbeda dari biasanya. Semua orang terlihat gelisah, seolah menunggu sesuatu yang penting.
"Silakan duduk, Suji-ya. Hari ini kita akan bermain sebuah games," kata Doah, ketua kelas mereka.
"Games?"
Suji memandang sekeliling dengan heran. Ia tidak mengerti mengapa mereka memutuskan untuk bermain game tiba-tiba.
Seo Doah menjelaskan aturan permainan, Suji memperhatikan kursi Jaeun yang kosong.
Diam-diam, ia merasa sedikit cemas.
Doah kemudian mengintruksikan permainan voting ini akan segera dimulai. Semua murid kelas 2-5 mulai memberikan 5 suara mereka.
Begitupun dengan Suji, akhirnya ia menginstal game tersebut, kemudian mengetikkan 5 nama seseorang termasuk Jaeun walaupun ia tahu Jaeun tak ikut serta.
Klik.
Mereka semua menunggu dengan tegang hasil dari permainan tersebut, dan
BOOM.
Sung Suji 0 Poin !!!
...
To be continued