Take Me Back to the Day We Met

253 24 3
                                    

"Duh, berdebu sekali," keluh Shizune. Dia mengipas-ngipas kedua tangannya di depan wajah untuk menghindari debu halus masuk ke dalam paru-parunya.

"Pakai maskermu," ujar Kakashi yang sudah masuk lebih dulu. Shizune menurut. Dia mengambil masker hitam yang berada di sakunya.

Kakinya melangkah masuk. Ruangan itu sudah 2 tahun tidak mereka kunjungi. Sama sekali. Debu sudah menggunung, suhunya terasa panas dibanding ruangan yang lain. Shizune dapat melihat beberapa jamur dan rayap tumbuh menggerogoti kayu. Ruangan itu terasa sangat lembab dan suram. Rasa-rasanya 2 tahun yang lalu masih terasa hangat dan menyejukkan di waktu yang sama.

"Shizune, bantu aku memindahkan ini." Kakashi tampak kesulitan untuk mengangkat baby crib yang sudah usang. Wajahnya sedikit memerah, entah karena gerah atau keberatan.

Wanita itu cepat-cepat melangkah dan membantu suaminya. Mereka memindahkan semua barang ke halaman dan membiarkan ruangan itu kosong. Seluruh shōji dibuka lebar-lebar agar sirkulasi udara membaik.

Butuh waktu lebih dari satu jam untuk mengosongkan semuanya, termasuk hiasan dinding yang terus menyala di dalam kegelapan.

"Memang sebaiknya kita minta tolong orang lain saja," ujar Kakashi sambil berbaring di engawa. Mereka butuh istirahat dan menghirup udara segar sebentar.

Shizune datang dan duduk di sisinya bersama dua gelas jeruk peras dingin dan semangka.

"Kau yang bersikeras mau melakukannya sendiri," cibir Shizune. Pada akhirnya, Shizune juga kena getahnya. Wanita itu menegak segelas es jeruk dengan cepat, tampak sangat haus dan kelelahan.

Dari sebelahnya, Kakashi duduk dan menerima es jeruknya. Dia menghela napas panjang.

"Iya, iya, semua salahku," ujarnya malas. "Kau istirahat saja, biar aku yang menyelesaikan semuanya."

Justru bagian yang paling lelah baru saja selesai!

Shizune menggeleng cepat. Dia menjadi berapi-api.

"Tidak mau! Aku mau mendekorasinya!"

Lagi, Hatake Kakashi menghela napas.

"Shizune," panggilnya. Satu tangannya menyentuh bahu istrinya. "Itu tidak perlu dilakukan hari ini juga. Hari ini kita bersihkan kamarnya dulu, besok atau kapan-kapan kita dekorasi ulang."

Shizune kembali menggeleng seperti anak kecil.

"Aku mau hari ini!"

Sejak kapan dia jadi keras kepala begini? batin Kakashi menerka-nerka.

Meskipun begitu, pada akhirnya Kakashi tetap menuruti-dan berakibat pinggangnya terkilir.

Kedua orang itu baru saja bebersih gila-gilaan. Mereka membersihkan kamar usang yang sudah tidak dibuka selama 2 tahun kemudian mendekorasi ulang pada hari yang sama. Tepat pukul 5 sore, semuanya rampung.

Setelah membersihkan diri dari debu dan keringat, Hatake Kakashi berbaring di atas sofa. Dia tidur tengkurap dengan mata sayu yang bisa saja menutup untuk sementara. Tidak disangka-sangka, cutinya yang langka malah ia habiskan untuk menjadi cleaning service di rumahnya sendiri.

"Ah~ lelah sekali~" keluh Shizune, dari sofa lain di dekat Kakashi.

"Kau baru menyadari itu?" tanya Kakashi dengan nada sinis.

Shizune terkekeh. Lucu sekali melihat Hokagenya terkapar tak berdaya seperti paus terdampar.

"Bagaimana kalau hari ini kita makan malam di luar?"

Kakashi membalikkan tubuhnya. Lengan sofa ia jadikan bantal sementara perhatiannya tertuju pada istrinya.

"Ichiraku?"

Children of the Sixth HokageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang