Happy reading!
***
"Wah gila! capek banget gue"ujar Bima sambil meminum air mineral botol setelah selesai duel basket dengan sahabatnya.
"Minum gue!"kesal pemuda tampan berwajah datar melihat sahabatnya yang main nyelonong meminum air botol miliknya.
"Minta dikit napa mad, pelit banget. Kuburan lo sempit nanti"balas Bima, membuat sahabatnya istighfar dan ia langsung mendapat tampolan oleh Ahmad, pemuda tampan itu adalah Ahmad Argantara Khafirhan.
"Berisik!"ujar Ahmad lagi dan mengambil botol minumnya membuat Bima mengelus dada akan tingkah sahabat laknatnya ini.
"Istighfar lo mad, main basket kek kesetanan bjir"omel Bima sambil mengelap keringatnya. Ahmad yang selesai meminum airnya pun hanya terdiam dan memandang lurus ke lapangan, tidak merespon membuat Bima merasa ada yang aneh dengan tingkah sahabatnya.
"Kenapa dah?"tanya Bima, namun hanya helaan nafas Ahmad yang menjawab pertanyaannya.
"Lo lagi banyak pikiran kah? cerita aja ke gue mad"tambah Bima dan menepuk pundak sahabatnya, sontak sang empu menoleh sekilas lalu terdiam.
"Gak papa"balas Ahmad singkat dan bangkit berdiri.
"Yok balik"ajaknya membuat Bima pasrah saja karena pertanyaannya tidak terjawab sesuai espektasi.
Ahmad dan Bima pamit pada pelatih dan teman teman club basketnya lalu berjalan keluar lapangan, sedang di luar lapangan banyak sekali siswi-siswi sekolahnya dan sekolah lain yang sudah menjerit heboh saat Ahmad berjalan keluar. Ekspresi Ahmad? Sudah jelas dingin seperti tembok plus bodo amat, ia tidak sama sekali menanggapi. Ahmad sangat terkenal disekolahnya dan disekolah lain berkat kecerdasan dan kejuaraannya memenangkan lomba-lomba olimpiade antar sekolah, ia juga menjabat sebagai ketua Osis SMAIT Al-Madani dan menjadi mostwanted sekolah karena sifat cool dan ketampanannya yang tidak ngotak.
"Ahmad! nih aku bawain sandwich buat kamu"ucap seorang gadis menghadang jalan Ahmad dan menyodorkan kotak bekal dan minuman kaleng padanya dengan ekspresi malu-malu.
"Makasih"ujar Ahmad singkat lalu mengambilnya dan berlalu, gadis itu senang bukan main dan menghampiri teman-temannya dengan pipi yang sudah seperti kepiting rebus karena perlakuan Ahmad. Ahmad memang sangat cuek, tetapi ia menghargai pemberian orang dan tidak menolaknya dengan kasar. Walaupun ia tau gadis itu memberinya karena ada maksud terselubung. Tetapi Ahmad tidak sama sekali memakan dan meminum pemberian orang lain padanya, ia hanya menerima dan ujung-ujungnya diberikan kepada Bima sahabatnya.
"Gemuk gua kalo gini mulu anjir" celutuk Bima menerima Sandwich yang diberikan Ahmad.
***
"Ummi, abang izin kerumah nenek"pinta Ahmad yang sedang menyantap makan siangnya. Khadijah yang sedang mencuci piring di wastafel pun menoleh kearah putranya yang duduk di meja makan,
"Iya boleh, sekalian ajakin adik kamu tuh kalian juga libur besok kan"ujar Khadijah dan diangguki oleh Ahmad.
Ahmad melanjutkan makan siangnya kembali tanpa membuka suara namun pikirannya terus berkecamuk, perkataan neneknya kemarin mengganggu pikirannya sampai sekarang.
Flashback on
Aisyah tengah mengeringkan rambut ponakan kesayangannya dengan handuk, siapa lagi kalau bukan Ahmad.
"Jangan terlalu diforsir latihannya cil, ampe rambut basah karena keringat nih"omel Aisyah pada ponakannya satu ini.
Ahmad hanya tersenyum tipis dan tidak menanggapinya, Aisyah yang selesai mengeringkan rambut ponakannya pun hendak beranjak namun pergerakannya terhenti saat Ahmad mencekal tangannya membuat Aisyah menoleh pada Ahmad dengan tatapan bertanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Destiny (On Going)
SpiritualAisyah dan Ahmad, dua orang yang memiliki banyak perbedaan terutama dalam hal umur. kedekatan mereka sedari dulu membuat Ahmad kecil sangat nyaman dengan Aisyah dan bertekad untuk selalu menjaga dan menyayangi Aisyah. Itu dulu saat ia masih berumur...