Chap 8

3 0 0
                                    

Neysa, Cynthia, dan Talia bergabung dengan beberapa siswa lain yang sibuk membersihkan lapangan sepak bola. Mereka membawa sapu, penggaruk, dan alat pembersih lainnya untuk membersihkan sampah yang berserakan di sekitar lapangan. Beberapa siswa lain tampak sibuk memotong rumput yang telah tumbuh terlalu panjang, sementara yang lain mengatur ulang gawang-gawang dan peralatan lainnya.

Suasana di lapangan terasa ramai dengan berbagai suara dan aktivitas yang berlangsung. Ada suara sapu yang menyapu, suara gunting yang memotong rumput, dan suara obrolan antara siswa yang saling bahu membahu membersihkan lingkungan sekolah mereka. Meskipun tugas membersihkan ini terasa berat, tetapi semangat gotong royong mereka membuatnya menjadi lebih menyenangkan.

Terkadang, mereka juga tertawa dan bercanda saat menemukan sesuatu yang lucu di antara tumpukan sampah atau saat berbagi cerita lucu tentang pengalaman mereka di sekolah. Meskipun mereka harus membersihkan sekolah mereka sendiri, tetapi semangat persatuan dan kebersamaan mereka membuat pekerjaan itu terasa lebih ringan.

Selama mereka membersihkan lapangan, mereka juga memperhatikan perubahan yang akan terjadi dalam sistem pendidikan mereka. Mereka merasa penasaran dan sedikit gugup tentang perubahan tersebut, tetapi mereka juga merasa antusias untuk belajar menguasai kekuatan mereka sendiri. Dalam pikiran mereka, masa depan yang baru dan penuh potensi sedang menunggu mereka di depan sana.

Saat matahari mulai merayap di langit, lapangan sepak bola sekolah itu terlihat memancarkan aura kelelahan. Neysa, Cynthia, dan Talia, tengah sibuk membersihkan lapangan dari tumpukan sampah yang berserakan. Sampah-sampah itu bertebaran di sekitar lapangan, mengganggu keindahan hijau rumput yang seharusnya merata.

Cynthia menatap dengan frustrasi tumpukan sampah yang tampaknya tak ada habisnya. "Yang benar saja, apa mereka bermain dengan menendang sampah? Mengapa banyak sekali sampah?" gumamnya dengan nada kesal.

Talia, yang tengah sibuk mengumpulkan sampah, mendengar komentar Cynthia dan anggukan kepala setuju. "Orang-orang di klub sepakbola memang menjijikan, padahal sudah tersedia tempat sampah tapi mereka malah membuang sampah sembarangan," timpalnya, seraya menyelipkan selembar sampah ke dalam plastik yang dia genggam.

Meskipun lelah, Neysa tetap memegang teguh tanggung jawabnya. "Sudahlah fokus saja pada tugas kalian, ini sudah yang terakhir setelah ini kita akan beristirahat," pintanya, mencoba mempertahankan semangat timnya.

Ketiganya terus bekerja tanpa henti, meraih setiap potongan sampah yang terlihat dan memasukkannya ke dalam plastik sampah hingga plastik itu penuh. Setelah beberapa waktu, Talia berseru dengan semangat, "Aku sudah selesai!"

"Kami juga," ucap Neysa dan Cynthia hampir bersamaan, menyatakan bahwa tugas mereka telah selesai.

Namun, sebelum mereka sempat membawa kantong sampah keluar, seseorang tiba-tiba muncul, mencegah langkah Neysa. "Kalian ingin membawanya keluar?" Tanya gadis itu.

Neysa hanya mengangguk sebagai jawaban, matanya mengikuti gerakan gadis itu saat ia berbalik untuk berkomunikasi dengan dua temannya yang berada di belakangnya. Ketiga gadis itu berbisik sebentar sebelum akhirnya menganggukkan kepala mereka seolah setuju dengan sesuatu yang telah diputuskan.

"Biar kami saja yang membawanya," katanya kepada Neysa dengan suara lembut.

Neysa, meskipun sedikit terkejut dengan tawaran itu, menemukan dirinya bertanya, "Kalian tidak keberatan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yelkrana Saga : Tracing the Trails of Eternal WarfareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang