Chap 2

39 13 3
                                    


Kini mobil mereka telah tiba di depan rumah minimalis yang terawat. Dengan dinding berwarna putih yang bersih dan beberapa aksen abu-abu gelap, rumah ini memberikan kesan simpel namun elegan. Pagar putih yang mengelilingi halaman rumah memberikan sentuhan yang rapi dan teratur. Meskipun tidak terlalu besar, rumah ini nyaman untuk ditinggali oleh empat orang.

Talia cepat-cepat turun dari mobil untuk membuka pagar agar Neysa bisa memarkir mobilnya di dalam. Setelah itu, mereka semua masuk ke dalam rumah. Mereka melepas sepatu dan menempatkannya di rak sepatu sebelum berkumpul di dapur. Neysa bergegas menuju kulkas dengan harapan menemukan sesuatu untuk dimakan, tetapi hasilnya hanya dua botol air dingin.

"Bagaimana ini?" gumam Neysa dengan kecewa, menutup pintu kulkas dengan sedih.

"Ada apa?" Tanya Keira sambil mendekati Neysa dengan rasa ingin tahu.

"Kita kehabisan bahan makanan, aku lupa membelinya," akunya dengan nada menyesal.

"Tidak masalah, aku juga tidak terlalu lapar tapi aku tidak yakin dengan dua parasit itu," ucap Keira sambil melihat Talia dan Cynthia yang sedang asyik mengobrol.

"Seharusnya mereka juga tidak terlalu lapar, aku melihat mereka sudah melahap habis cemilan yang muncul entah dari mana ketika di mobil tadi," sanggah Neysa dengan penuh keyakinan.

"Lihat saja, sebentar lagi mereka pasti akan merengek karena lapar," ucap Keira sambil pergi mengambil tas Neysa dan tasnya dari meja makan, lalu menuju kamarnya yang juga ditempati oleh Neysa.

Setelah Keira pergi, Neysa hanya diam merenung sambil bersandar di kulkas, memperhatikan Talia dan Cynthia yang dari tadi asyik bersenda gurau dengan tatapan malas.

"Ney, kau tidak memasak?" tanya Cynthia.

"Iya, kami sudah lapar," timpal Talia.

"Ya, Keira selalu benar," gumam Neysa dengan nada mengangguk.

"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Talia yang melihat Neysa tampak seperti berbicara sendiri.

"Kita kehabisan bahan makanan," jawab Neysa.

"Apa?!" ucap Cynthia dengan kaget.

"Yang benar saja?! Siapa yang bergiliran berbelanja bulanan bulan ini?!" tanya Cynthia dengan nada agak kesal.

"Pasti Keira, dia yang pa-"

"Bulan ini aku yang bergiliran berbelanja, apa kalian punya masalah?" potong Neysa dengan tegas, mengejutkan Talia dan Cynthia.

Kedua gadis itu hanya bisa tertawa canggung sambil menggaruk tengkuk mereka yang tidak gatal. Mereka tidak berani menghadapi Neysa, yang di antara mereka merupakan orang tertua.

"Tidak ada masalah sama sekali," ucap Talia sambil melirik ke arah Cynthia.

Cynthia mengangguk cepat.

"Iya, tidak masalah kami belum terlalu lapar," ucapnya.

Neysa menghela nafas panjang lalu kembali membuka kulkas.

"Pergilah, cepat mandi lalu kita akan pergi berbelanja sebelum malam datang," ucapnya.

Talia dan Cynthia mengangguk lalu meraih tas mereka masing-masing dan bergegas pergi ke kamar yang mereka tempati bersama, meninggalkan Neysa yang sibuk membersihkan kulkas.

Di dalam kamar berdinding putih, Talia dan Cynthia terlibat dalam perdebatan sengit tentang siapa yang berhak menggunakan kamar mandi terlebih dahulu. Kamar tersebut, dengan ukuran yang pas untuk dua orang, memiliki segala kebutuhan dasar seperti kasur tingkat, lemari pakaian, meja belajar, dan rak buku. Jendela di sisi tempat tidur memberikan pemandangan ke jalanan kota yang ramai, sementara pintu menuju kamar mandi berada di dekat pintu masuk.

Yelkrana Saga : Tracing the Trails of Eternal WarfareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang