"Jena, dimana kamu?! Cepat keluar sekarang juga!" Teriak wanita itu dengan marah.
Arum Carissa, wanita yang mengadopsi Jenara Aruniabella dari panti asuhan ketika gadis itu menginjak angka satu. Mendengar teriakan itu sontak Jena langsung bergegas keluar dari kamar nya dan turun ke bawah. Ia melihat Ibunya itu menatapnya dengan kemarahan yang terpancar jelas dari matanya.
"Kenapa lama banget sih?! Dasar anak gak berguna!"
Plak
Bunyi tamparan itu terdengar nyaring dan memekikkan telinga. Ya, Arum menampar wajah Jena hingga kepala gadis itu tertoleh ke samping. Jena merasakan rasa amis pada mulutnya dan ia tahu jika itu adalah darah. Namun Jena mengusap air matanya dengan cepat karena ibu angkatnya itu akan semakin marah dan benci jika melihatnya menangis. Ibunya bisa melakukan hal yang lebih dari ini jika ia menangis.
"Saya lapar. Sana pergi masak untuk makan malam sekarang juga!" Wanita paruh baya itu menyentak dengan marah.
Setelahnya Jena segera bergegas pergi ke dapur dan memasak makanan favorit ibunya, yaitu spaghetti dengan topping ayam. Jena memasak dengan cepat karena takut ibunya itu akan semakin marah jika ia memasak terlalu lama. Selesai memasak, Jena kemudian meletakkan piring tepat dihadapannya sang ibu.
Jena hanya bisa berdiri kaku di samping sang ibu yang sedang menyantap makanan nya. Gadis itu menelah ludah menahan lapar. Ia hanya diperbolehkan makan sisaan dan jika ingin memasak sesuatu harus secara diam-diam tanpa diketahui sang ibu. Dan jika ibu nya tahu itu, Jena tidak bisa membayangkan apa konsekuensi yang akan ia terima nantinya.
Arum menyelesaikan makannya dan Jena segera mengambil piring itu dan melahap sisa makanan yang masih ada. Dengan tatapan jijik, wanita itu berkata, "Cuci piring nya. Datangi saya di ruang tamu setelah ini."
Jena mengangguk lalu segera menyelesaikan sisa pekerjaannya.
***
"Kamu akan segera menikah dengan putra dari bos di perusahaanku. Namanya Davian Elden Arthayasa sang pewaris Artha Corp. Dan kalian akan menikah bulan depan." Arum berkata dengan dingin pada Jena yang hanya bisa berdiri mematung di hadapannya. Gadis itu merasa seperti bom telah meledak di dalam dirinya. Ia tidak bisa menahan cairan bening dari matanya itu untuk tidak keluar.
"Besok hari terakhir kamu sekolah di tempatmu yang sekarang karena kamu akan saya pindahkan ke sekolah dimana Davian berada yaitu Artha High School. Davian seusia sama denganmu. Kamu harus coba buat mengenalnya lebih dalam tapi jangan sekali-kali kamu menghinanya karena saya gak mau mengambil resiko jika harus mengembalikan jumlah uang besar yang keluarga mereka beri pada saya. Mengerti?" Arum berkata tanpa emosi dan tanpa memikirkan perasaan Jena yang kini sudah tidak berbentuk lagi. Dan juga tentu saja tanpa persetujuan sang gadis.
"Kenapa harus menikah?" bisik Jena dengan suara tertahan.
"Karena keluarga mereka menawarkan jumlah uang yang besar untuk gadis yang mau menikahi putra mereka. Mereka berpikir bahwa dengan memaksa nya untuk memiliki seorang istri maka putra mereka akan mengurangi kebiasaannya yang suka bermain perempuan. Jadi kamu harus menerima pernikahan ini." Jawab Arum dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Afterglow
Fanfiction[Taennie Short Story] Ketika takdir menggiring mereka bersama, melalui perjodohan yang tak terduga, Davian dan Jenara harus menjalani sebuah kisah yang tak terhindarkan. ⚠️WARNING⚠️ [Better for 17+] [Lokal fanfic/au] [Baku non baku] [Cringe, chees...