Chapter 4 : "I'M SCARED!"

165 36 48
                                    

3 Days later, 6.30 PM

"Aku merindukanmu..." Arden memeluk Sofia dari belakang, menempelkan wajahnya disisi rambut Sofia yang tergerai.

Nyaman sekali rasanya, aroma nafas Arden yang harum begitu meneduhkan. Sofia sampai memejamkan matanya ketika semerbak wangi nafasnya terus menembus masuk kedalam penciumannya.

Tak hanya nafasnya yang harum, aroma tubuh Arden pun menyibakkan wewangian khas Tonka bean, wangi yang mengungkapkan lapis demi lapis gourmand dengan sentuhan vanilla, kacang almond, kayumanis, disertai nuansa karamel.

Aromanya memiliki karakter yang dalam, hangat, sekaligus intens. Laksana embun bernuansa flora, tubuh Arden memiliki top note yang berkarakter. Bagaimana mungkin Sofia tidak terhanyut ketika dipeluk Arden.

"...aku juga merindukanmu" kata Sofia dengan senyum tipisnya. Ia masih memejamkan matanya, pelukan ini terlalu membuatnya nyaman.

"Beberapa hari ini aku sangat sibuk, mungkin aku akan jarang datang menemuimu" kata Arden.

"Tidak apa" singkat Sofia.

"Tapi kau bisa datang menemuiku"

"Aku akan lakukan itu" kata Sofia.

"Kau tidak ingin menciumku?" Tanya Arden.

"Tidak"

"Kenapa?"

"Karena kau akan membuatku lemah nantinya"

"Apa itu salah? Kita akan menikah, kau tidak ingin mencobanya?"

"Tidak"

"Padahal aku membawa banyak harapan malam ini" Kata Arden.

"Seperti apa?"

"Menghabiskan malam ini bersamamu"

"Kau tidak akan bisa melakukannya"

"Kenapa?"

"Sebelum hal itu terjadi, Ayah dan Ibuku akan lebih dulu memintamu pergi"

"Ahh..mereka tentu akan memahaminya"

"Kata siapa?"

"Ayolah sayang...malam ini suasana hatiku sedang baik, sekali saja! Aku janji!" Mohon Arden dengan rengekan.

"Setelahnya, akan kita lakukan saat sudah menikah" imbuhnya.

"Setelah menikah!" Tukas Sofia.

"Hanya tinggal 3 minggu lagi, apa hal itu tidak bisa membuatmu bersabar?" Sambung Sofia.

"Tidak! Aku sungguh tidak bisa sabar menunggu selama itu" Arden mengurai pelukannya, lantas menuntun Sofia ke sisi ranjang lalu mendorongnya.

Dengan cepat Arden merayap naik ke atas tubuh Sofia setelah membantingnya ke atas ranjang. Tubuh yang hendak bergerak bangkit itu dihimpit dengan kedua kaki yang melingkar di atas perutnya.

"Sudah kubilang, aku tidak bisa sabar menunggu" kata Arden, ia lekas menyambar bibir cherry Sofia dengan intensnya.

Arden menahan pergerakan Sofia dengan saling mengaitkan tangan yang diangkat ke atas kepala Sofia. Tentu saja Sofia terbujur kaku karena Arden terlalu kuat menghimpit tubuhnya.

Arden menggerakkan lidahnya secara perlahan dan lembut. Meletakkan lidahnya keatas dan kebawah secara bergantian seraya memberi sedikit gerakan, agar tetap lambat dan menyenangkan.

Lama-kelamaan ciuman itu semakin divariasikan Arden, sementara penolakan yang semula dilakukan Sofia pun berubah. Tubuhnya mulai menerima paksaan yang membuatnya sulit bereksplor.

PAPER CUT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang