"Ayah, maafkan aku" kata Sofia menyesalinya.
"Minta maaf? Untuk apa?" Sang Ayah menatap iba, ada yang dirasanya tidak baik-baik saja. Wajah putrinya tidak pandai ber-kamuflase, namun sang Ayah lebih memilih untuk mendiamkannya.
"Aku tidak pernah datang menemuimu" kata Sofia, wajahnya tertunduk murung.
"Hei nak, itu bukan masalah besar. Jangan dipikirkan, Ayah...." Ucapan sang Ayah terpotong.
"Tentu saja itu masalah besar, bahkan akan menjadi lebih besar andai kau terus bertahan dengan ketidak pedulian mu!" Sela sang Ibu yang masih saja kesal.
"Aku peduli! Kata siapa aku tidak peduli?" Sofia menyahut dengan meninggikan suaranya.
"Hei sayang, jangan bicara seperti itu. Mereka orang tuamu" sela Arden yang tiba-tiba berjalan mendekati Sofia.
"Ayo aku antar kau masuk, kau harus mengganti pakaianmu" ajak Arden yang sedikit memaksa Sofia untuk berkenan menerima tawarannya, padahal Sofia merasa tidak perlu melakukan itu.
"Tapi..."
"Di luar udaranya sangat dingin dan kau tidak memakai jaket yang tebal. Jadi kau perlu mengganti pakaianmu" kata Arden sambil tersenyum sangat manis, bahkan senyuman itu terlihat dengan guratan yang tipis. Artinya Arden sedang memaksakan senyum itu terukir di wajahnya.
"Maaf, kami hanya sebentar" kata Arden yang kini sedang menuntun Sofia masuk ke dalam setelah berhasil mengurai pelukan Sofia dari Ayahnya.
**********
3 HOURS LATER
"Kemarilah" Arden meminta Sofia untuk masuk ke dalam rengkuhannya, karena sedari tadi Sofia hanya melamun sambil tidur berbaring membelakanginya.
Sofia memutar tubuhnya, menatap Arden yang tengah tersenyum sangat manis padanya. Sofia sangat menyukai senyuman Arden, terlebih melihat Arden tertawa dengan menampakkan rententan gigi dan gusinya yang berwarna pink. Disitu Arden akan terlihat sangat tampan dan juga menggemaskan.
Namun hal seperti itu, jarang sekali ditemui Sofia. Entahlah, mungkin karena sikap eksplisitnya begitu terlihat transparan. Sampai Arden tidak bisa merubah ekspresi wajahnya yang terlampau datar, terkadang Sofia merasa iri. Kenapa senyuman Arden hanya bisa terlihat di luar sana? Kenapa tawa Arden hanya bisa dinikmati orang-orang di luar sana dengan puasnya? Sementara dirinya?
"Kau tidak ingin bercerita padaku?" Tanya Arden setelah berhasil memeluk Sofia, ia memposisikan tubuhnya sedikit miring, agar tidak menekan perut istrinya.
"Soal apa?"
"Soal, kenapa kau ada di Winnipeg?"
"Aku bosan, dan terpikir untuk pergi berjalan-jalan kesana. Hanya itu" datar Sofia.
"Sendirian?"
"Hmmm"
"Kenapa tidak menghubungiku?" Pertanyaan Arden sontak membuat Sofia melotot padanya.
"Oke, oke, aku yang tidak bisa di hubungi" kata Arden yang menyalahkan dirinya sendiri sebelum Sofia mengomel padanya.
"Arden" panggil Sofia dengan suara yang terdengar hampir seperti berbisik.
"Hmmm?"
"Apa kau membenciku?" Tanya Sofia.
"Mana mungkin aku membencimu" kata Arden.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPER CUT
Romance📌ADULT STORY ☘️ Dirty talk, Adult elements, Explicit sex scene. ☘️ Contains traumatic elements. ☘️ Sensitif story. ☘️ Just an adult story that won't offend anyone "Kau tahu? Sebagai seorang Istri, aku sangat iri dengan semua wanita yang bekerja sek...