Chapter 8 : "CAN YOU PROMISE ME?"

137 32 21
                                    

"Hei sweetie, ada apa? Kenapa menangis?"

"Ayah"

Air matanya tumpah ke dalam pelukan sang Ayah yang baru saja pulang, sudah satu jam ia menangis sendirian di kamarnya. Wajahnya sudah sangat sembab, matanya bengkak dan memerah, seharusnya ia tertidur karena lelah menangis.

"Ada apa?" Tanya ayahnya dengan penuh kelembutan.

Sang Ayah mendorong pelan tubuh putrinya, menarik dagunya ke atas agar mau bersuara. Isakan tangisnya membuat Ayahnya bingung bukan main, pasalnya ia tidak pernah melihat putrinya menangis tersedu-sedu seperti ini.

"Baiklah, jika kau tidak mau bercerita pada Ayah" kata Ayahnya.

"Baiklah, jika kau tidak mau bercerita pada Ayah" kata Ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah..." Ia mulai bersuara.

"Hmmm?" Ayahnya menjawab dengan deheman.

"Apa ayah bersikap sama seperti Ibu?" Tanyanya.

"Maksudnya?"

"Ibu sangat membenci Inder, apa Ayah juga membencinya?"

"Inder?" Sofia mengangguk lamat-lamat.

"Kau menangisi Inder?" Tanya Ayahnya.

"Bukan"

"Lantas?"

"Sikap Ibu yang mendiskriminasi, membuatku semakin membenci kehadiran Arden" kata Sofia.

"Arden dan Ibu sama-sama menempatkan Inder sebagai kesalahanku, Inder tidak salah!" Pembelaan Sofia untuk Inder.

"Inder tidak salah, kan?" Sofia memastikan pembenarannya, dengan harapan jika sang Ayah tidak seperti yang ia pikirkan.

"Siapa yang menyalahkan Inder? Apa Ayah pernah menyalahkannya?" Kata Ayahnya, Sofia menggeleng.

"Untuk apa dipikirkan? Kau akan menikah dengan Arden, bukan Inder" kata Ayahnya lagi.

"Bagaimana jika aku membatalkan pernikahan ini? Apa Ayah akan membenciku?" Sofia mendongak pilu menatap Ayahnya yang sama sekali tidak berekspresi apapun.

"Apa alasanmu?" Tanya Ayahnya.

"Aku takut" jawabnya.

"Takut?" Ayahnya mengernyit bingung.

"Entahlah! Aku takut, ayah. Aku sangat takut!" Sofia kembali menangis di pelukan sang Ayah.

"Sofia putriku, inilah satu-satunya masalah orang dewasa yang tidak kau mengerti. Kenapa mereka melanggar janji pernikahan yang pernah mereka ucapkan?" Kata Ayahnya.

"Maksud Ayah?" Sofia menatap Ayahnya setelah menjauhkan diri dari pelukannya.

"Seseorang pernah bertanya padaku, 'Mengapa wanita tidak bertaruh sebanyak yang dilakukan laki-laki?'" kata Ayahnya.

"Apa jawaban Ayah?" Tanya Sofia yang mulai penasaran. Matanya semakin memerah karena terus menangis.

"Aku menjawab bahwa kami tidak memiliki banyak uang. Itu jawaban yang benar dan tidak lengkap. Pada kenyataannya, ketika wanita sudah menikah. Wanita akan mempertaruhkan seluruhnya berdasarkan nalurinya" jawab Ayahnya.

PAPER CUT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang