Siapa yang memperhatikan pembicaraan kami waktu itu? Percakapan yang mengalir seperti angin senja, membahas buku karya seorang pemabuk nyentrik, Mark Manson. Siapa yang peduli pada dua orang asing yang bertukar pikiran di pojok taman, sementara yang satu larut dalam bacaan dan yang lain mematung, mengawasi dalam diam?
Padahal, dia yang pertama kali berkata tertarik padaku. Namun, dia jugalah yang pergi lebih dulu, meninggalkanku dengan keheningan yang membekas.
Kini, masa orientasi telah usai. Rangkaian kegiatan dari ospek fakultas hingga jurusan sudah kulalui dengan cepat, seolah waktu hanya sekejap lintasan bayangan. Aku telah berada di Bandung selama dua bulan. Hari ini, perkuliahan dimulai, babak baru yang katanya akan membawa masa depan.
Kampus—tempat ini seharusnya menjadi ruang untuk belajar dan mengasah intelektualitas. Namun, kenyataannya, tak lepas dari hiruk-pikuk promosi organisasi yang dikejar oleh kakak tingkat yang kelimpungan mencari kader baru.
Sebagaimana yang selalu dikatakan orang-orang, perkuliahan berbeda dengan SMA. Aku tidak mengenal siapa pun dengan cukup akrab. Teman sebangkuku di kelas bukanlah teman bermain selepas kuliah. Dan pada akhirnya, perpustakaan menjadi satu-satunya tempat yang menyambutku dengan hangat. Aku lebih nyaman bercinta dengan buku ketimbang harus membaur dengan orang-orang yang belum sepenuhnya kupahami.
Aku bukan mahasiswa aktif seperti Ikhsan, sang ketua kelas yang selalu sibuk mengatur agenda dan tak henti berbicara. Aku juga bukan seperti Risa, gadis vokal yang bergabung dengan berbagai organisasi, yang namanya sudah dikenal.
Aku adalah aku—seorang mahasiswa yang masih belum menemukan alasan untuk terlibat dalam organisasi mana pun.
Hingga akhirnya, aku bertemu kembali dengannya. Orang yang pertama kali bersinggungan langsung denganku. Orang yang selama ini kutunggu dalam diam. Orang yang, tanpa kusadari, akan mengubah arah perjalananku di kota ini, di Bandung.
Dan, seperti yang sudah kuduga, pertemuan kali ini pun sama ganjilnya seperti sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEDERHANA
Science FictionREWRITE Cerita ini mengikuti perjalanan seorang perempuan muda bernama Burner Leana, atau biasa dipanggil Bar. Ia berasal dari kota kecil dikawasan jawabarat dan bekerja sebagai kasir dimini market sebagai bentuk penyambung hidupnya. Hidupnya kia...