Hidup dan takdir, selalu mengalir bersama mengikuti alur yang sudah Tuhan tentukan. Tentang kesedihan dan rasa senang sudah pasti ada dalam takdir setiap manusia, meski ada takdir yang dapat di tentukan sendiri. Namun manusia memiliki kelemahan yang sedikit dari sebagian besar dapat mengendalikan kelemahan ini, nafsu.Rasanya, mendengar bahwa ada takdir yang dapat kita tentukan sendiri pun percuma, jika kita masih tak dapat mengendalikan nafsu yang ada pada diri.
Arunika sudah pernah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan pernah berurusan dengan para penjajah negerinya, entah itu hanya berkenalan atau yang lebih parah menjadi gundik. Ia sangat berpegang teguh pada dirinya, jika ia tidak ingin melakukan suatu hal, maka tidak akan pernah melakukannya. Arunika tidak ingin bernasib buruk seperti perempuan pribumi lainnya, yang dijadikan gundik lalu dibuang layaknya suatu hal yang sangat tidak berharga. Menghindari dirinya sendiri dari takdir buruk tidak salah bukan?
Namun, semua itu bagaikan harta yang dibakar hangus dan menjadi debu saat seorang perwira Belanda tampak selalu memperhatikannya, bahkan hingga menghampirinya. Arunika selalu merasa gugup jika berada di sekitarnya. Terkadang ia terkubur dalam pikirannya sendiri dan bertanya-tanya, itu kah wujud awal dari kata cinta? Penyakit yang selalu diinginkan sebagian besar manusia? Salah satu nafsu yang membuat manusia menjadi lemah?
Meski begitu Arunika tidak ingin tampak lemah hanya karena perasaannya. Menurutnya logika adalah hal terpenting dibandingkan perasaannya. Hal itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan dirinya dari nafsu dan takdir buruk. Hanya berusaha menyelamatkan sebagian dari takdir hidupnya, sebagian besar dari itu semua ia serahkan kepada Tuhan yang berkuasa atas segalanya.
₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪
Halo!
Beberapa foto ataupun musik yang ada di cerita ini bukanlah milik saya.
Saya menulis cerita hanya sekadar keinginan tuk menulis, wajarkan bila sering kali tidak konsisten mengunggah.
© Bernostoice, 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRAMAWA TANAH HINDIA BELANDA
Historical Fiction"jika memang semesta dan tuhan tak sudi mempersatukan kita, lalu mengapa mempertemukan kita?" "Terkadang kehidupan memberikan rasa sakit pada hati dan juga pikiran hanya untuk dijadikan pelajaran hidup." Candramawa tanah Hindia Belanda: Romance amid...