MAWAR

4 0 0
                                    

Hai, ketemu lagi, kalian penasaran ya, sampai baca lagi, Aaaa jadi terharu

* * *

"ALUDRA! MEMANG ANAK ANJING KAMU! ALUDRA KESINI KAMU!"

Aludra lupa mengunci pintu, alhasil orang itu dengan mudah meneros kamar Aludra

"Anak setan!" orang itu pun langsung menarik rambut hitam Aludra dan membanting tubuhnya ke ubin kamar Aludra "Anak sialan!" Mawar, Mamah Aludra menendang kepala Aludra dengan sepatu hells nya

"Ma-mah, sakit" Aludra memegagi kepalanya yang terasa berputar butar

"Itu belum seberapa. Ngapain kamu bawa anak saya bolos, hah?!" Mawar kembali menendang perut Aludra dan menginjak telapak tangannya

"Akhh" Aludra memekik merasakan sakit pada tangannya "lepasin Mah, sakit. Ludra nggak ngajak mereka bolos"

"Bohong!" Mawar semakin menekan injakannya

"Aku beneran nggak ngelakuin itu Mah"

Mawar lalu menarik surai Aludra sehingga mendongak melihatnya " kalo begitu,KENAPA KAMU SURUH ADIK SAMA KAKAK KAMU BERSIHIN RUMAH, HAH?!" Mawar kembali menghempaskan kepala Aludra

"Hah, maksudnya? Aku nggak pernah nyuruh mereka beberes Mah"

"Sudah ada bukti malah ngelak. Lalu siapa yang nyuruh mereka beresin gudang, toilet, bahkan garasi, Hah?!" Aludra semakin bingung

Aludra duduk di lantai lalu melihat Mawar "aku nggak pernah nyuruh-"

"Bacot!"

Dugh!

Mawar kembali menendang kepala Aludra dan mengenai ujung meja belajrnya, yang membuat kepala Aludra berdarah.

"M-mah, sa..kit"

"ALUDRA!" pekik seseorang terkejut "lo nggak papa kan?"ucap seorang laki-laki yang baru saja tiba

"B-bang, t-tolong"

"Lo apa-apaan si?! Lo apain adek gue, Hah?!" teriaknya pada Mawar

Langit putra Alfagha, Kakak laki-laki Aludra, Mega, dan Melani. Ia sangat menyayangi Aludra, tapi harus tinggal di Jakarta. Jadi Aludra dan Langit berbeda kota

"Udah...Ma-mah nggak salah" lirih Aludra "bantuin..gue..Bang"

Langit langsung menggendong Aludra ala brydal style dan mendudukan Aludra dikasur.

"Ngapain lo masih disini?! KELUAR!" usir Langit dan langsung di turuti oleh Mawar

Langit lalu mencari P3K di kamar Aludra. Mulai dari laci, lemari, dan terahkir nakas.

Langit merasa ada yang tidak beres dengan yang dia lihat di nakas adiknya

"Ke-kenapah?" tanya Aludra. Langit menggeleng lalu duduk di sebelah Aludra dan mengobati kepala Aludra dengan telaten

"Gue benci lo kaya gini" desis Langit. Lalu menatap Aludra yang mengerutkan halisnya "kenapa nggak lawan?"

"Dia orang tua yang harus selalu kita hormati, Bang"

SIONALUDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang