45

1K 90 8
                                    

***
Salma sedang sibuk berkutat di dapur di jam 3 dini hari ini bersama dengan Bik Asri, wanita tua itu sudah hampir 20 tahun bekerja di rumah itu. Bik Asri termasuk orang kepercayaan Salma di dunia ini. Pekerjaan wanita itu tidak pernah mengecewakaannya.

"Masak apa Ca ?"
Rony menghampiri Salma yang sedang menata hidangan diatas meja makan.

"Masak request-an Abang Abi. Udang tepung, plecing kangkung, ada sayur bening bayam juga permintaan Kakak" jawab Salma masih dengan aktivitasnya menata makanan-makanan tersebut.

"Request-an aku gak ada yah ? Heem..padahal pengen makan itu banget" keluh Rony

Salma menggelengkan kepalanya, Rony tidak pernah berubah. Dihadapan Salma tetap saja dia terkadang lebih manja daripada Khalif-Khalil.

"Ini Buk ayam kecap sama sayur sop-nya" Bik Asri menyerahkan dua wadah berisi masing-masing makanan yang disebutkannya barusan.

Mata Rony seketika berbinar.

"Loh..ini ada Ca request-anku" ucap Rony, ceria.

"Aku gak ada ngomong gak ada loh Mas" jawab Salma.

Rony tersenyum lebar.

"Makasih istri"

Salma hanya bisa menggelengkan kepalanya. Jayus sekali suaminya ini.

***
Salma dan Rony menuruni anak tangga dengan Khalil dan Khalik yang masing-masing berada di gendongan mereka.

Kedua bocah itu minta dibangunkan untuk sahur. Mereka berniat untuk ikut puasa seperti orang tua dan kedua kakak sulung mereka.

"Adek yakin mau ikut puasa Nak ?" Tanya Salma kepada Khalil-Khalik ketika mereka sudah duduk diatas kursi masing-masing.

"Iya, Mah. Kita mau puasa. Kata Miss Mikha kita harus coba puasa dulu nanti kalau misalnya dirasa gak akan mampu dan tahan gapapa kalau puasanya dibatalin aja" jawab Khalil dan diangguki oleh Khalif.

"Bener, pintar anak Papa. Ini salah satu cara kita buat ngajarin mereka tentang puasa Ca. Mereka harus pelan-pelan kita didik supaya nanti terbiasa untuk ikut puasa tiap ramadhan kayak gini." Ujar Rony, meyakinkan Salma.

"Yaudah boleh puasa tapi, ingat yah kalau ngerasa udah gak mampu lagi kalian harus bilang sama Mama atau Papa dan segera batalin aja puasanya yah. Janji sama Mama ?"

"Iya, Mah. Janji deh" jawab Khalil.

Salma menarik nafas lega.

"Ini Abang sama Kaka mana ? Kok belum gabung sahur sama kita ?" Tanya Rony ketika tersadar bahwa di meja makan itu tidak ada kedua kembar sulungnya.

"Abidzar tadi pas aku banguni katanya lagi mau cuci muka dulu kalau Kaka Nay sih setau Mama udah bangun yah. Gak tau deh ngapain dulu" jawab Salma.

"Duuuh lelet sekali anak-anak itu. Keburu imsak ini" Rony celingak-celinguk mencari keberadaan Abidzar dan Kanaya yang tak kunjung datang.

"Ma..ini kapan sih makannya ?" Khalil mulai merengek.

"Abang udah ngantuk Mah" Khalif menimpali.

"Yaudah, adek Khai sama Khalif makan duluan aja. Papa coba susul Abang sama Kakak dulu"

Baru saja Rony akan berdiri dari kursinya, dua orang yang ditunggu-tunggu akhirny memunculkan batang hidungnya.

"Lama amat Bang, ngapain dulu ? Kaka juga. Tuh adik-adiknya udah ngeluh dari tadi"
Salma berucap sambil menyiapkan makanan di piring milik suaminya.

"Kakak tadi cuci muka dulu Mah. Makanya agak lama" jawab Kanaya sambil menyodorkan piringnya pada Salma, isyarat untuk meminta disiapkan jug makanannya.

TETAP DISINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang