Perkenalkan namaku Sheri. Orang tua dan teman-temanku biasa memanggilku Eri. Aku hanya remaja biasa, beneran. Tinggal di pinggiran kota yang damai. Saat aku kecil, aku sering bermain dinsungai bersama anak-anak tetanggaku. Dan berujung dimarahi ibu karna bajuku basah kuyup. Tak hanya sungai, aku juga bermain petak umpet hingga bersembunyi di dahan pohon. Seru sekali.
Kata ibu, aku mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan anak-ank normal pada umumnya. Seperti, aku tak tahan dengan hawa dan musim panas. Aku bisa lemas sampai pingsan saking tak tahannya dengan suhu tersebut. Juga gigi taring yang sangat menonjol, tapi tak semenonjol vampir-vampir yang ada di film barat. Aku juga bingung kenapa aku memiliki ciri aneh ini. Padahal ibu dan ayahku tak mempunyai ciri-ciri tersebut.
Disekolah juga, aku dijuluki "si gadis vampir". Dan aku menyukai julukan itu! Karna aku bisa berpura-pura meminum darah atau menggigit tangan temanku sendiri sendiri. Tapi tenang saja, aku masih normal kok. Mana mungkin aku meminum darah orang, ew.
Sepulang sekolah, aku langsung pulang ke rumah. Hari ini cukup panas, membuat kulitku terbakar oleh sinar mentari di siang hari. Mengganti baju yang lebih santai setelah mengguyur tubuh. Aku merebahkan tubuhku diatas kasur dengan laptop di atas perutku. Menyalakan laptop dan membuka aplikasi favoritku, Genshin Impact. Oh ayolah, aku hanyalah gadis biasa pecinta makhluk gepeng satu ini. Apakah itu salah? Coba lihat! Tampan rupawan sekali Kaveh. Menghalu mempunyai pacar pretty boy seperti Kaveh adalah impianku yang sangat besar. Udah pintar, menggemaskan, cantik iya, tampan iya, tapi miskin--
Oke lupakan saja ia miskin, intinya Kaveh sangat idaman! Saat lagi asyik-asyiknya jepretin doi lagi pose elegan di tengah-tengah aranara, tiba-tiba aku mendengar bunyi bel rumah berbunyi. Seperti biasanya, aku selalu mengintip dari jendela kamarku tuk melihat siapa gerangan yang datang ke rumah. Eh, tunggu- APA AKU TAK SALAH MELIHAT?!
Lamborghini merah terparkir cantik di jalanan tepat di depan rumahku. Aku mengucek mataku sekali lagi, siapa tau aku salah melihat kan? Nyatanya tidak, itu beneran lamborghini. Bel berbunyi sekali lagi, kali ini terdengar tak sabaran. Aku buru-buru keluar kamar dan berlari menghampiri pintu utama. Dengan tangan gemetar, aku meraih ganggang pintu dan membuka pintu tersebut. Aku mendongak menatap pria didepanku, tingginya kurang lebih 180cm. Surai merah dengan bandana hitam di kepalanya dan netra biru. Penampilannya sangat santai tapi diselingi jam tangan mewah juga kalung silver di lehernya. Dia tersenyum(?) lalu menepuk kepalaku sedikit kasar, ia tertawa sembari berkata
"Wah, gue gak nyangka lo udah sebesar ini ternyata!"
Dih?
Aku segera menepis tangannya lalu menatap bingung kearah pria itu. Apa maksud dari perkataannya itu? Saat aku ingin bertanya, tiba-tiba suara ibu memotong niat awalku.
"Eri, siapa itu?"
Aku mengendikkan bahu. Jujur aku tak tau siapa pria ini. Tiba-tiba saja datang dan berkata seolah-olah kita pernah bertemu. Padahal aku tak pernah bertemu dengannya sekalipun. Pria itu tersenyum ramah saat mengalihkan pandangannya kearah ibu. Dan entah mengapa, ibu terlihat sedikit gugup dan kelabakan. Atau mungkin hanya perasaanku saja?
"Silahkan masuk, ma-maaf menunggu lama tuan–"
"Gak perlu, gue cuman mau jemput dia aja"
Aku reflek meng-hah saat pria itu menunjukku. Sedangkan ia hanya memberiku senyum tipis menyebalkannya. Sebenarnya apa yang terjadi...?
KAMU SEDANG MEMBACA
ABANG(SAT)
Hayran KurguMenjadi remaja normal ialah impian seorang Sheri. Dulu sih iya, tapi semenjak datang seorang laki-laki berusia 24 tahun menjemputnya dan mengaku sebagai abangnya. Semuanya berubah. Bukan, bukan menjadi buruk(mungkin) Hidup Sheri berubah menjadi leb...