3 ; 15

928 154 18
                                    

ᐢ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᐢ..ᐢ

"Ppftt! Apa setelah ini kau akan mati? Habisnya, kau sudah menikahi aku sih!" Bibir gadis itu bergetar pelan, menahan semburan tawa yang ditahan sedari tadi.

Raut wajah Rayne tertekuk. Bibirnya melengkung ke bawah, sorot matanya menatap dingin serta sinis ke arah (Name). Ah, sekarang pria ini sudah berstatus menikah.

Tenanglah Rayne, ini semua demi masa depan anak-anak tak bersalah

"Diamlah."

"Mmm okay," (Name) berhenti tertawa.

Namun, lengan (Name) sengaja menyenggol untuk melontarkan kejahilan kecil.

"Aku ingin makan daging kelinci, kau punya banyak 'kan di rumah?"

Demi Tuhan, setelah ini Rayne akan menjahit mulut gadis ini agar tidak bicara sembarangan. Jika saja di depannya tidak ada seorang pendeta, bisa dipastikan pedang partisan milik Rayne sudah membelah tubuh (Name).

"Pernikahan telah selesai, kedua mempelai diperbolehkan berciuman." Ujar pendeta sembari mundur satu langkah ke belakang.

(Name) dengan wajah berseri-seri mulai mendekatkan diri ke Rayne. Gadis itu sudah membayangkan bagaimana rasa manis yang akan menerpa di bibirnya.

Namun, harapannya pupus seketika.

Rayne melangkah menjauh tanpa mengucapkan sepatah kata.

Berciuman? Jangan konyol. Rayne tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan permainan cinta-cintaan yang menjijikkan.

Lirikan netra biru jernih tersebut mengekori tubuh Rayne yang keluar dari gereja, meninggalkan ia sendirian.

Yah, (Name) sudah menduga sih.

"Tidak apa-apa, yang terpenting aku bisa keluar dari rumah."

-꒰ 🐰 ꒱ ᐧ༚‌ᐧ

Bulan bersinar begitu terang diikuti beberapa gemerlap bintang di sekitarnya. Jendela yang sedikit rapuh dan keropos menopang lengan (Name). Gadis itu membiarkan semilir angin malam menerpa wajahnya dan menyapu helaian rambut cokelat tua.

Sedari tadi, (Name) menunggu kedatangan Rayne. Entah ke mana perginya pria belah tengah itu.

Yang terpenting (Name) sudah berusaha membuat sebuah pesta kecil-kecilan.

Ceklek

"Aduh, aduh. Suamiku yang paling tampan sedunia baru saja pulang. Kau tau? Aku menunggumu daritadi. Lihat, makanan yang sudah kubuat sampai dingin karena kau tak kunjung datang." Bibir (Name) mengerucut, kedua netra biru lautnya menatap Rayne seolah merajuk.

eleven : rayne amesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang