6 ; 15

1.1K 174 16
                                    

ᐢ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᐢ..ᐢ

(Name) menguap lebar sampai matanya berkaca-kaca.

Semalaman, dia tidur nyenyak. Ini pertama kali dalam hidupnya merasakan tidur nyenyak tanpa bantuan obat tidur.

Kedua tangan mungil itu diregangkan beberapa kali supaya tidak keram saat digunakan untuk beraktivitas.

Setelah melakukan peregangan, (Name) membuka jendela kamar. Membiarkan udara mengisi kamar kecil dan mengganti oksigen yang telah berkerumun di dalam kamar sepanjang malam.

"Mm, pagi yang cerah! Lebih cerah lagi kalau dapat kecupan dari Rayne." Ucap (Name) tertawa geli sendiri membayangkan wajah sinis dari Rayne.

Kaki jenjang yang kurus tersebut melangkah setelah membersihkan kamar. Dia bertujuan pergi ke dapur guna membuat sarapan ringan untuk dirinya dan juga Rayne.

Ceklek

"UWAHH! Rayne! Apa yang terjadi? Kenapa kantung mata ini sangat besar? Kau baik-baik saja, 'kan?" Ujar (Name) melayangkan pertanyaan bertubi-tubi.

Rayne menatap datar ke arah gadis yang baru saja bangun tidur.

Kedua tangan yang tergantung di samping tubuh itu terkepal erat. Karena gadis inilah Rayne tak bisa tidur dengan tenang.

Semuanya salahmu, sialan

"Ada apa? Ayo masuk dulu, aku akan membuatkan teh hangat untukmu." (Name) menggapai lembut tangan milik Rayne dan menuntunnya memasuki kamar.

Gadis tersebut sebenarnya sangat terkejut akan sosok Rayne yang tiba-tiba berdiri di depan kamar dengan kantung mata tebal.

Bisa disimpulkan pria ini sedang ada masalah. Sebagai istri baik hati yang cantik jelita, (Name) harus menenangkannya, bukan?

Tatapan (Name) sedikit menatap curiga pada Rayne. Kalau dia Rayne yang asli, tidak mungkin dia menurut ketika disuruh duduk atau disentuh.

"Duduk di sini dulu, oke? Jangan ke mana-mana. Aku hanya membutuhkan waktu 3 menit saja." Setelah mendudukkan tubuh Rayne di atas ranjang, (Name) menggapai pipi Rayne dan mengelusnya lembut.

Rayne dengan tatapan kosong hanya bisa terdiam sembari mengamati wajah gadis itu.

3 menit kemudian

"Rayne? Kau bisa minum teh nya? Atau mau kusuapi?" Tanya (Name) membuat raut wajah serius.

Rayne menggeleng pelan.

Tangan besar Rayne mengambil alih teh berwarna cokelat yang telah diseduh oleh (Name). Pria itu membiarkan indra perasa mengecap rasa yang pas dan segar. Tubuhnya merasa sedikit lebih baik ketika mencium aroma menyejukkan dari daun teh.

Sudut bibir (Name) terangkat, jarang-jarang dia bisa menemukan sosok kacau Rayne.

Kira-kira dia kenapa, ya? Batin (Name) di dalam hati.

eleven : rayne amesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang