Thanks [Uchiha Shisui x Reader] | Modern

178 21 1
                                    

[yn] memejamkan mata dan memijat pelipis kirinya. Tangan kanannya meraih botol minum dan meminum isinya sedikit. Sinar yang memancar dari layar di hadapannya terpantul di iris yang mulai lelah. Kursor hitam berkedip-kedip di layar. Matanya terus bergumul dengan pancaran cahaya itu sejak tiga jam yang lalu.

Jemarinya yang dipoles cat kuku biru tua menari di atas huruf-huruf, merangkainya hingga menjadi kalimat. Ia membaca kalimat yang baru ditulisnya berkali-kali sebelum akhirnya menghapus kalimat itu.
[yn] menghembuskan napas kesal. Sejak tadi ia berusaha menyusun kalimat untuk melengkapi paragraf di hadapannya, tapi hal yang ia tulis tidak berkaitan dengan paragraf itu. Rasanya seperti topik yang sama sekali berbeda.

"Berhenti mengerutkan keningmu seperti itu." Sebatang cokelat menutupi layar di hadapannya.

[yn] mendongak menatap sepasang mata hitam milik sosok yang menjulang di belakang laptopnya.

"Kubilang, jangan mengerutkan keningmu begitu." Sosok lelaki itu meletakkan jari telunjuknya di antara alis [yn]. "Rileks."

[yn] menyimpan pekerjaannya dan menyandar pada kursi sambil memejamkan mata. "Aku tidak bisa tidak menuruti perkataanmu, Shisui."

Shisui tertawa, "Kau sudah berusaha dengan baik."

"Aku belum menyelesaikan target harianku. Masih ada setengah halaman lagi." [yn] meregangkan tangannya yang kaku.

Shisui tersenyum sambil membuka bungkus cokelat di tangannya. "Istirahat dulu sebentar. Kau mengerjakan ini sejak berjam-jam yang lalu, tidak ada salahnya istirahat sebentar. Nah, aaa.."

Lelaki itu menyodorkan sepotong cokelat pada [yn], menyuruhnya membuka mulut.

Gadis itu menatap tangan lelaki berambut hitam bergelombang di hadapannya curiga. "Sudah cuci tangan, kan?"

Shisui tertawa geli melihat tatapan curiga itu. "Tentu saja, dasar germaphobia!"

"Itu namanya tindakan preventif," ucap [yn] sebelum memakan cokelat itu.

Shisui berjalan ke belakang kursi [yn] dan memijat bahunya. Ia bisa merasakan gadis itu merilekskan dirinya.

"Terima kasih." Ucap gadis itu. "Maaf akhir-akhir ini kita tidak bisa kencan seperti dulu."

"Sekarang juga kita sedang kencan," jawab Shisui.

[yn] tertawa kecil, "Di kelas kosong dengan laptop dan buku-bukuku? Shisui, kita bahkan tidak bisa mengobrol santai seperti biasa."

Shisui bergumam sambil terus memijat bahu [yn].

"Tetap saja terhitung sebagai kencan. Asal bisa berada di dekatmu, aku sudah senang." Jawab Shisui.

"Kenapa aku malah geli mendengarnya?" Kelakar [yn].

Shisui mencubit pipi gadis itu pelan. "Aku serius, tahu."

Mereka berdua tertawa sebelum ruangan menjadi sunyi. Keduanya meresapi kehadiran masing-masing.

"Aku takut," [yn] memecah keheningan.

Shisui memutar kursi gadis itu dan berlutut di hadapannya agar tatapan mereka sejajar.

"Takut apa?" Tanya Shisui sambil merapikan helaian rambut sang gadis yang jatuh di sekitar wajahnya.

"Takut... akan banyak hal. Aku takut tulisanku tidak sempurna, aku takut pemahamanku salah, aku takut aku tidak bisa menyelesaikan semua ini."

Shisui meraih tangan gadis di hadapannya. "Tulisan dan pemahamanmu tidak harus langsung sempurna. Perbaikan-perbaikan yang kau kerjakan adalah proses untuk terus memperbaiki tulisanmu. Bahkan, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kalau dilihat dari pandangan lain, itu berarti akan selalu ada ruang untukmu tumbuh."

Shisui mempererat genggamannya, "Kau pasti bisa melalui ini semua dan menyelesaikan semuanya. Aku akan selalu ada untukmu. Bilang saja kapan pun kau ingin kutemani, aku pasti akan berusaha datang ke sisimu."

[yn] menatap lelaki di hadapannya dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih sudah selalu ada untukku dan selalu mendengarkan ceritaku."

"Terima kasih juga sudah mempercayaiku dengan ceritamu." Shisui meraih cokelat yang tadi diletakkannya di meja. "Mau lagi?"

[yn] meraih cokelat itu dan menyuapi lelaki di hadapannya dengan sepotong cokelat.

"Apa kau mau kencan di perpustakaan besok?" Tanya [yn].

"Akan kujemput kau jam 9."









"Oh ya, [yn]. Besok kau ada rencana setelah ke perpustakaan?"

"Tidak, aku belum punya rencana apa pun."

"Sempurna! Kalau begitu, besok kita akan pergi ke salon kuku di dekat kafe buku."

"Salon kuku?"

"Yap, sekarang sudah minggu ketiga dan bulan ini kau belum pergi ke sana, kan?"

[yn] merangkul lengan Shisui. "Sekali lagi, terima kasih, Shisui."

Shisui meletakkan tangannya di atas tangan [yn], "Kali ini mau pakai warna apa?"

"Merah, warna favoritmu!"

Shisui as your college bf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shisui as your college bf





Haloo semuanya! Udah lama banget yaa aku ga update cerita. Aku mau berbagi life update: sekarang aku lagi skripsiann. Akun ini bener-bener jadi saksi perjalanan aku, mulai dari The Thing You Don't Know yg aku tulis waktu SMP, Under The Afternoon Sky yg aku tulis waktu SMA (sebenernya pas udah lulus, tapi itu masih deket SMA bgt dan settingnya SMA juga), sampai cerita ini yg aku tulis di (insya Allah) tahun terakhir kuliah. Makasih buat temen-temen yg udah menyertai aku dan memberikan cinta untuk cerita-ceritaku. Kalo udah beres skripsian aku pengen banget nulis lebih banyak cerita. Oh iya, aku juga mau minta tolong doanya yaa semoga aku dilancarkan skripsi, sidang, revisi, dan yudisiumnya. Dan semoga temen-temen semua dilancarkan segala urusannya, baik yg lagi sekolah, kuliah, skripsian, kerja, maupun yg udah berkeluarga. Aamiin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Naruto: Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang