Speculation 2.0: Reality

1.1K 96 16
                                    

Lanjutan yg itachi yaa, hope y'all enjoy it!


Third Person POV

[yn] berjalan pulang, sendirian. Dia hanya ingin cepat sampai di rumah dan menenangkan diri. Akhir-akhir ini konsentrasinya banyak tersita oleh berbagai pikiran tentang Itachi. Rasanya ingin mengutuk diri sendiri karena dia menjadi sehancur ini hanya oleh satu lelaki.

"Harusnya aku menghentikan semua ini sejak awal. Jatuh cinta itu tak ada obatnya!" gerutunya pelan.

"Laki-laki itu ada banyak di dunia ini, kenapa aku jadi begini hanya karena salah satu dari mereka?!" [yn] terus berbicara pada dirinya sendiri.

"Aku tidak boleh jatuh cinta lagi seumur hidupku!"

"Oi, kau akan menyesal mengatakan itu."

[yn] tersentak, matanya mencari-cari sumber suara itu. Orang yang dicari hanya bersandar di atas pohon dengan kedua tangan di saku celana.

"Ka-Kakashi-senpai? Kau menguntitku?!"

"Oh, aku tidak sekurang kerjaan itu. Aku sedang berjalan-jalan di desa saat seorang gadis patah hati berbicara pada dirinya sendiri. Dan, yah, aku sedikit khawatir dengan kewarasannya." Jawab Kakashi dengan nada malas.

[yn] memutar bola matanya. "Dasar lelaki, selalu punya seribu satu alasan." Gumam gadis itu.

"Kau bilang apa barusan?"

"Hah? Aku tidak mengatakan apa pun." Jawab [yn] cepat.

Kakashi menatap matanya lama.

"Terserahlah." Senior itu memutus kontak mata mereka dan membalikkan badan. Dia melompat ke salah satu atap.

"Hih," [yn] berjalan ke arah berlawanan, menuju rumahnya.

"Oh iya asal kau tahu, [yn], meski punya seribu satu alasan, bukan berarti semuanya tidak ada yang tulus."

Gadis itu membalikkan badannya dengan penuh tanya, hanya untuk melihat punggung seniornya sekilas sebelum menghilang.


[yn] memainkan tusuk dango di hadapannya. Makanan yang sering dia santap bersama lelaki di hadapannya entah mengapa tidak bisa dia nikmati.

Itachi yang sejak tadi melihat [yn] bergerak-gerak gelisah menatapnya khawatir bercampur heran.

"[yn]? Ada apa? Kenapa dangonya masih sisa?" tanyanya.

Orang yang ditanya hanya diam, memikirkan jawaban yang tepat.

[yn] POV

Kenapa, katamu? Apa aku harus mengatakan yang sebenarnya, hah?! Bahwa aku tidak suka kau bersama gadis Uchiha itu?! Ya ampun Itachi, lebih baik kau tidak sepeduli itu jadi aku tidak perlu mengarang alasan!

Aku mengangkat wajahku dan berusaha menatap matanya. Namun gagal. Sebelum dia tahu semuanya, aku memutuskan untuk pergi dan menjauh.

"Maaf, Itachi, aku baru ingat kalau Kakashi-senpai menyuruhku mencarikan buku." Ucapku seraya bangkit dan meninggalkan uang meja kami.

Itachi bangkit dari duduknya, "Apa mau kubantu?"

"Tidak usah, terima kasih!" Lalu aku berlari menuju tempat terdekat yang agak sepi.

Aku menatap orang-orang –tidak terlalu banyak– yang berlalu-lalang di hadapanku. Kadang, entah mengapa, rasanya menenangkan untuk berhenti sejenak dan mengamati orang lain. Meski satu jam bukan waktu yang begitu singkat sebenarnya.

Naruto: Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang