[y/n] POV
Aku menyibakkan daun-daun yang menghalangi pandanganku. Dari pohon tempatku duduk, aku bisa melihat dengan jelas Itama yang sedang menangis di depan peti Kawarama.
Satu lagi temanku yang gugur di medan perang.
............
Hashirama POV
"Orang-orang dewasa sangat bodoh," Ucap Tobirama. " Jika mereka ingin menghentikan peperangan, seharusnya mereka membuat perjanjian."
"Tapi.. bagaimana dengan membalaskan dendam orang tua, saudara, dan semua teman kita yang telah terbunuh?" Tanya Itama.
"Terus pikirkan hal seperti itu dan akhirnya kau akan mati juga. Kau sama saja dengan orang dewasa." Jawab Tobirama. "Generasi shinobi selanjutnya harus bisa menahan emosi mereka, membuat peraturan yang sesuai untuk mereka patuhi dan menghindari konflik yang tidak diperlukan."
"Apakah aliansi yang sebenarnya.. bisa diwujudkan?" gumamku.
..........
Third Person POV
Itama terengah-engah, dengan lima lelaki dewasa Uchiha di depannya, ia sangat terpojok. Saat salah satu anggota Uchiha bersiap melancarkan serangan terakhir untuk membunuhnya, air yang cukup banyak menerjang mereka.
[y/n] melompat dari dahan pohon dan mengeluarkan bom asap, membantu Itama melarikan diri. Bunshin miliknya...
[y/n] POV
Aku memutuskan untuk beristirahat sejenak di antara semak-semak yang bisa menyembunyikan kehadiran kami.
"Itama, kau baik-baik saja?" tanyaku, khawatir.
"I-iya, terima kasih [y/n]-chan. Kau sudah menyelamatkanku," ucapnya. "Entah apa yang terjadi jika kau tidak datang tadi."
Aku terkejut melihat lengan kirinya yang terluka. "Kau terluka! Aduh, apa yang harus kulakukan? Aku tidak menguasai ninjutsu medis!"
Itama menyentuh lukanya yang cukup parah dan meringis pelan.
"Itama!! [y/n]!!"
Selang beberapa menit kemudian, suara yang familiar memanggil nama kami. Aku keluar dari semak-semak dan melihat Hashirama.
"Kalian baik-baik saja?!" Hashirama berlari ke arah kami bersama dua anggota Senju yang lain.
Salah satu dari mereka mengobati luka Itama dengan ninjutsu medis. Setelah itu, kami segera kembali ke wilayah klan Senju.
.........
[y/n] POV
"Omong-omong, bagaimana kau bisa tahu kami berada di semak-semak itu, Hashi?" Aku melemparkan apel padanya.
Hashirama menangkap apel yang kuberi dan menggigitnya. "Ada shinobi tipe sensor yang bersamaku saat itu, mudah saja bagi kami untuk mendeteksi kalian."
"Aku dan Itama beruntung kalian datang, chakra dan stamina kami sudah hampir habis saat itu." Aku bangkit dari batang pohon raksasa tempat kami biasa berkumpul.
"Baiklah, aku pergi dulu. Sampai jumpa!"
"[y/n]-chan!" panggil Hashirama setelah aku berlari cukup jauh.
Aku menoleh.
"Terima kasih kau sudah menyelamatkan Itama waktu itu!"
"Yaa! Aku tidak ingin kehilangan sahabatku lagi! Kau juga harus hati-hati, aku takkan memaafkanmu kalau kau sampai terbunuh!" seruku.
Hashirama tertawa kecil, "Aku akan mengingatnya!"
.......
[y/n] POV
Sejak hari itu aku memutuskan untuk belajar ninjutsu medis dari ninja medis terbaik klan kami. Bukan hanya ninjutsu medis, aku juga melatih taijutsu, ninjutsu, dan kenjutsu-ku.
Bertahun-tahun setelahnya, persaingan antara klan Senju dan klan Uchiha semakin sengit. Hashirama menjadi pemimpin klan Senju, bersama dengan Madara yang menjadi pemimpin klan Uchiha. Tobirama dengan Suiton dan kenjutsu-nya menjadi orang terkuat kedua di klan Senju, begitu juga dengan Itama. Toka sangat hebat dalam genjutsu, sedangkan aku memiliki kemampuan penyembuhan tingkat tinggi dan teknik Suiton yang hampir setara dengan Tobirama.
"[y/n]-chan, apa kau masih ingin mewujudkan kedamaian seperti yang dulu kita impikan?" tanya Itama pada suatu hari.
"Tentu, aku yakin Hashi belum membuang impiannya untuk membangun sebuah desa dimana anak-anak tidak perlu mati. Dan kupikir kau juga masih menginginkannya, kan?"
"Ya! Aku sangat mendukung impian Hashirama-anichan," Ujar Itama. "Aku juga ingin anak-anak kita hidup dengan damai tanpa perlu saling membunuh!"
"Eh?" pipiku memanas saat mendengar kata 'anak-anak kita'.
Itama POV
"Ah, maksudku.." aku terlalu malu untuk meneruskan kalimatku, dan aku yakin wajahku sudah berwarna merah sekarang. Kenapa aku begitu bodoh sampai mengatakan kalimat seperti itu?!
Entah sejak kapan aku menyukai [y/n], tapi aku baru menyadarinya selama beberapa bulan terakhir. Mungkin selama kami bersahabat sejak kecil, sedikit demi sedikit aku mulai menyukainya. Aku tidak begitu berharap dia memiliki perasaan yang sama denganku, aku hanya ingin kami tetap seperti ini. Itu sudah cukup bagiku.
Tapi era kami hidup sekarang masih penuh dengan perang, kematian bisa menghampiri kapan pun. Dan aku tidak ingin dia tidak mengetahui perasaanku sampai akhir.
.......
Third Person POV
Seperti mimpi, Uchiha dan Senju bergabung, lalu mereka mulai membangun desa. Klan-klan yang lain bergabung satu demi satu. Kedamaian yang awalnya hanya angan-angan kini menjadi nyata.
[y/n] dan Itama berdiri di atas monumen Hokage, menatap desa Konoha yang kini menjadi tempat tinggal mereka.
"Sekarang aku serius, [y/n]." Itama menatap [y/n] dalam.
"Ng? Soal apa?" [y/n] mengerutkan dahinya, bingung.
"Soal perasaanku padamu. Awalnya aku ragu tentang ini, tapi setelah melewati tahun-tahun bersamamu, aku menjadi yakin. Aku mencintaimu, [y/n]." Itama masih menatapnya. "Apakah... kau juga memiliki perasaan yang sama?"
[y/n] yang sudah sadar dari keterkejutannya tersenyum, senyum paling manis yang pernah dilihat Itama. Dia melompat ke atas pahatan wajah Hashirama, meninggalkan Itama dengan ekspresi kagetnya di belakang.
"Kalau sekarang, anak-anak kita bisa hidup damai tanpa perlu saling membunuh, kan?" [y/n] tertawa kecil, melompat ke salah satu atap.
"Hei, [y/n], apa itu berarti 'iya'?" seru Itama yang kini berada di pahatan wajah Hashirama.
[y/n] kembali tertawa, "Menurutmu?"
"Tunggu, [y/n]!" Itama mengejar [y/n] dengan senyum lebar di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto: Short Stories
FanfictionJust a collection of Naruto fanfics that I made (depends on my mood)