8~Balas Budi Abel

216 130 77
                                    

HAIII SEMUA......

AKU BAWA PAST 8 FIRST

TETAP STAY TUNE TERUS YAAA

HAPPY READING ALL💓

.
.
.
.
.
.
.


Beberapa hari berlalu setelah kejadian insiden saat olahraga. Abel sudah masuk seperti biasa sejak satu hari yang lalu.

Walaupun libur memang menyenangkan tetapi, terlalu lama di rumah adalah hal yang paling membosankan.

Pelajaran bahasa Indonesia sedang berlangsung, Bu Wati menerangkan materi seperti biasanya. Bu Wati adalah kategori guru galak, jika berurusan dengan anak yang tidak bisa diatur. Hukumannya saja tidak main-main.

Sementara mendengarkan materi dari Bu Wati, Jessica mendapat panggilan alam. Sedari tadi ia sudah tidak kuat untuk menahannya.

"Bel" Senggol Jessica pada lengan Abel, yang sedang fokus dengan materi di depan.

"Apa? " Abel tidak mengalihkan pandangannya dari Bu Wati.

"Antarin gue ke toilet, gue udah gak kuat sumpah"

Abel menoleh pada Jessica yang memegang perutnya.

"Ck, masih pagi gini lo udah mau setoran? "

"Cepetan Bel, jangan becanda lagi"

Abel menghela napas berat.

Abel mengangguk pelan. "Yaudah ayo"

Setelah mendapat izin dari Bu Wati, mereka menuju toilet terdekat, dekat pintu gerbang sekolah.

Jessica berlari kecil menuju toilet.

Abel yang dibelakangnya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Abel mengedarkan pandangannya, matanya tidak sengaja melihat dua orang siswa yang didepan Pak Gatot sekarang. Sepertinya mereka terlambat.

Kening Abel berkerut ia melihat baik-baik, matanya tidak salah lihat jika ada Sean salah satunya. Mata Sean juga menoleh ke arah Abel yang juga sedang melihatnya. Ini pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah ia tidak masuk sekolah.

Abel melihat jam tangan yang melingkar pada tangannya, sudah jam berapa ini? , tidak biasanya Sean terlambat, di SMA Derean hampir semua siswa tahu, hukuman Pak Gatot tidak main-main, jadi jarang ada yang datang terlambat. Sepertinya Sean ada hal yang mendesak hingga membuatnya terlambat.

Abel mencoba bodo amat, ia membuang mukanya.

Namun tidak bisa.

Hatinya menyuruhnya untuk menolong, apalagi mengingat Sean yang sudah banyak menolongnya. Ia merasa berutang budi padanya, Sepertinya ia bisa menolongnya saat ini.

Abel memikirkan berbagai cara, Pak Gatot adalah tipikal orang yang mudah dipengaruhi oleh orang yang sudah ia percayai, apalagi Abel juga dikenal baik oleh banyak guru, satpam hingga penjual kantin, selain pintar, sopan dan humble ditambah lagi posisinya sekarang sebagai wakil ketua OSIS.

Abel memutar otaknya keras, berharap menemukan alasan untuk membantu mereka sekarang.

"Neng Abel! " Toleh Abel mendengar namanya dipanggil.

Abel langsung menghampiri Bu Dama penjual mie ayam di kantin.

"Kenapa Bu? " Tanya Abel sopan.

Bu Dama tersenyum kecil. "Untung ada kamu Bel, Bu Dama minta tolong ya kamu panggil Pak Gatot, tadi dia pesan, katanya lapar banget belum sarapan jadi buru-buru ibu buatkan. "

𝗙𝗜𝗥𝗦𝗧 (𝗢𝗻 𝗚𝗼𝗶𝗻𝗴) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang