Prolog

15K 787 42
                                    

Hay... Diawal cerita ini aku bakal nyapa kalian semua Juminten buat yang cewek dan Jamal buat yang cowok dan begitu sampai cerita ini tamat atau aku punya cerita baru lagi.

Okeh deh cuss kita eksekusi ceritanya

Semoga suka dan jangan lupa vote coment ♡♡♡

o0o

Terlihat seorang wanita sedang terikat dengan penampilan kacaunya, tubuh penuh luka dan baju yang telah compang camping penuh darah.

Miris

Kata itu lah yang cocok untuk mendeskripsikan kondisi wanita itu saat ini.

Wanita itu terdiam dengan kepala tertunduk, dia memikirkan segala kejadian yang telah terjadi selama ini.

"Ze kenapa lo bisa se bodoh itu." umpat nya untuk dirinya sendiri.

"Hancur semuanya hancur. Sekarang lihat kondisi lo, lo kayak binatang yang dipelihara untuk disiksa."

"Tuhan, maaf untuk segalanya."

Wanita itu terus berbicara sendiri, dia seperti sudah kehilangan kewarasannya.

"Lo dulu diperkosa bego, tapi lo malah seneng. Cinta ga juga harus gitu Ze, sekarang lihat hidup lo hancur." ucapnya penuh penyesalan.

"Reanza, laki laki itu sekarang entah dimana. Lo berjuang sendirian, terus sekarang anak lo diculik Ze, anak lo diculik!! Ayen kamu dimana, Buna takut kamu kenapa napa." tangisnya.

"Manusia manusia busuk itu, mereka lebih dari binatang! Mereka anjing! Kenapa harus kayak gini akhirnya, kenapa gue gak bisa bahagia."

"Penderitaan ini, penderitaan ini sungguh menyakitkan."

Benar kata orang penyesalan itu pasti selalu berada di akhir, seperti wanita yang tengah menangis saat ini, setelah semua terjadi baru lah dia menyadari segalanya.

Ceklek

Wanita itu mendongak melihat siapa yang memasuki ruangan keramat ini, tangannya terkepal melihat tiga laki laki dan satu perempuan yang berdiri dengan wajah pongah nya.

Mata wanita itu terbelak melihat satu satunya wanita dari tiga laki laki itu sedang menggendong seorang bayi.

"KEAN." teriak nya memberontak.

"Wah jiwa ke ibuanya berkoar." ucap Lionel tersenyum miring.

"Iya tuh, tenang aja Ze anak lo mati di tangan kami." ucap Raga membuat Zea berteriak histeris.

"ENGGAK! JANGAN APA APAIN KEAN!" teriak Zea.

"Utututu tapi sayangnya bayi ini udah mati." ucap Anara dengan wajah sok polosnya.

"Ra jangan gitu, gila nanti tu binatang." ucap Raga seolah dengan wajah kasiannya.

"Tapi kan yang aku bilang bener kak, tadi kan anak ini kita cekik rame rame." balas Anara tersenyum.

"Oh iya lupa." ucap Raga seolah baru tau.

Bruk

Zea terdiam, badannya terasa lemas melihat apa yang ada didepan nya ini, rasanya kewarasan dalam dirinya benar benar hilang.

ALZEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang