17

2.3K 185 18
                                    

Eh Buna buat au loh, ada yang mau baca ga???

Ini pembacanya udah mau 100k tpi ada 4k vote lagi yang harus kalian kejar, semangat!!!

Buna cuma kangen DIKIT ama klian, makanya up, terus dari sini sampai target ga akan up lagi, kalau target tercapai up banyak banyak!!!

o0o

Lima tahun kemudian

Belgia, 07.45

"Buna! Buna! Liat Layen bisa buat gambal Ullamen." ucap Rayyan memamerkan gambar ultramen nya pada Zea.

"Ultraman Rayen, bukan Ullamen." koreksi Zea sembari mengambil gambar milik Rayyan.

"Tapi kan Layen cadel." ucap Rayyan dengan ekspresi kesalnya.

"Ciahahaha akhirnya ngaku juga kalau kamu cadel." ejek Zea.

"Ih Buna ngeselin." ucap Rayyan memukul pelan paha Zea.

Zea hanya diam sembari menatap gambar buatan Rayyan, untuk anak umur lima tahun gambar ini sudah termasuk bagus.

"Bagus Ray, Buna bangga sama kamu." ucap Zea lalu mencium kedua pipi Rayyan.

"Hihi, Layen juga bangga sama Buna." balas Rayyan.

Ini sudah tahun kelima sejak kepergian Zea saat itu, semua rencana sudah tersusun dengan rapi dan matang dalam otaknya.

Rayyan, bayi kecil yang dulu selalu Zea banding bandingkan dengan Kean kini telah tumbuh menjadi anak laki-laki lima tahun yang sangat tampan.

Rayyan memiliki wajah yang datar jika diluar, tapi akan berubah seperti kelinci yang sangat lucu jika bersama Zea.

Lima tahun, selama itu Zea mencurahkan semua kasih sayangnya pada Rayyan, dia berhasil mendidik anak itu menjadi sangat baik.

Diusia yang masih lima tahun Rayyan sudah Zea ajarkan untuk bela diri, hanya pelajaran kecil Zea tidak ingin terlalu memberatkan Rayyan.

Zea memberikan hak anak untuk Rayyan, dia tidak terlalu mengekang putranya itu, tapi selama menasehati jika memang Rayyan melakukan kesalahan.

Rayyan, laki-laki itu juga sangat menyayangi Zea, menurut Rayyan Zea adalah ibu terbaik didunia.

"Tampan putra Buna." puji Zea.

"Cantik Buna Layen." puji balik Rayyan.

Lalu keduanya sama sama tertawa, lima tahun ini mereka habiskan untuk bahagia.

Zea baru sadar, kebahagiaan itu tidak perlu dicari pada orang banyak, lihatlah sekarang hanya dengan Rayyan dia bisa sangat bahagia.

"Ray, makasih ya udah nemenin Buna selama ini, makasih udah hadir didalam hidup Buna, Buna beruntung punya Ray." ucap Zea tulus.

"Lay juga beluntung punya Buna, Buna tanpa Buna Lay gak akan ada didunia ini, Buna itu hebat, Lay bangga sama Buna, bahkan anak anak ditempat latian Lay ili liat kita." ucap Rayyan.

Zea tersenyum mendengar itu, andai anak itu tau bahwa dulu Zea sering menyakiti dan membanding bandingkannya, apakah dia masih bangga dan menyayangi Zea??

"Ray, Buna dulu jahat sama kamu." pengakuan Zea.

"Lay gak percaya, Buna dulu pasti baik sama Lay, udahlah Buna Lay capek dengal itu, kalau iya pun dulu Buna jahat sama Lay maka gak papa, Lay ikhlas lagian sekalang Buna udah berubah." bijak Rayyan.

Ini lah yang Zea suka dari Rayyan, anaknya itu bersikap dewasa meski umurnya masih anak anak, dia tau mana yang baik dan mana yang buruk.

"Maafin Buna, ya??" tanya Zea.

ALZEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang