Pren, buat part kali ini alurnya mundur plus agak sedih-sedih gitu wkkwkw
Jadi nikmati aja ya, emang genre sad/happy nya naik turun
•
•
•
•
•
•
•
•
•
⋆⁺₊⋆ ☾-M.D.P.A-𖤓 ⋆⁺₊⋆"Kakak..." suara lirih lemas terdengar amat menyayat hati kecil Jo.
Kini, Harua tengah terduduk lemas di kamar panti. Sudah beberapa hari ini mereka tidak diberi makan. Padahal penjaga panti sudah meminum setengah darah Harua. Karena usia Harua masih begitu kecil, dengan terpaksa Jo harus nekat mencuri sepotong hingga dua potong roti. Untung saja penjaga tidak lihat, jika lihat tamat lah riwayat mereka.
"Apa masih lapar?" tanya Jo lembut.
Harua mengangguk pelan. Suhu tubuhnya sedikit tinggi. Mengkhawatirkan. Jo saat ini juga masih kecil. Kasihan...
Jo mengusap lembut surai halus Harua. Berharap adiknya segera pulih dari kondisinya yang memprihatinkan.
Panti itu tidak terlihat seperti panti asuhan pada umumnya. Minimnya cahaya dan juga fasilitas, bahkan mereka hanya boleh keluar untuk mandi dan beberes rumah. Sisanya dikurung dan dijaga ketat. Mereka juga diberikan sebuah gelang pendeteksi agar tidak pergi jauh dari jangkauan para penjaga. Lebih mirip penjara.
Jo mengintip sepenjuru panti. Aman. Penjaga panti sedang tidak ada.
Perlahan Jo keluar dari panti. Rasanya sejuk dan lega saat menikmati hembusan angin lembut di bawah pohon yang teduh. Jo mengeluarkan semua isi hati nya di dalam buku diary kesayangannya. Buku yang tebal. Karena katanya dia ingin mengabadikan seluruh keluh kesah hidupnya di dalam sana. Selamanya.
Jemari lentiknya perlahan mencengkram erat kerah leher bajunya. Bercak merah nampak indah menghiasi kerah baju anak berambut jingga itu. Jo pun lantas membuka dua sampai tiga kanci bajunya.
Sebuah tanda yang indah.
Indah, bagi sang pencipta.
Berbagai tanda bekas gigitan begitu indah menghiasi leher anak itu. Apa hanya Jo yang diperlakukan demikian oleh kepala panti biadab itu? Tentu tidak. Yang lain juga. Hanya saja Jo yang paling parah. Untung dirinya anak kuat.
Jo... Seorang pemuda tampan yang proporsional. Berbakat. Layak dan patut untuk digemari dan dicintai. Sifat dingin dan cuek nya membuat para gadis terpana. Ya walau emosian... Tapi tetap saja. Jo tetaplah seorang bocah yang berasal dari klan serigala yang mencoba bertahan hidup di dunia yang kejam ini. Di tambah oleh tanggung jawabnya sebagai kakak yang harus menjaga adiknya.
"Andai... Andai suatu hari aku dapat menghabisi mu... Serah." gumam Jo penuh amarah. Amarah yang tidak berguna sebenarnya.
Tukk.
Jo mendongakkan kepala guna melihat siapa yang sengaja menjatuhkan sebiji apel di atas kepalanya.
"Fuma? Mengapa kau kemari? Bisa mati kau jika Serah tahu." ucap Jo sedikit terkejut.
"Bukan kah sudah biasa? Haha. Kamu ini."
"Tapi sudah hampir setiap saat kau hampir di tangkap oleh Serah, si kepala panti biadab itu."
Fuma, dia lah penyelamat Jo disini. Fuma adalah seorang loup-garou yang hobi mendatangi Jo di panti. Karena dirinya tidak memiliki teman dan tempat bersinggah. Ya, dirinya hanya memiliki Jo.
"Apakah Serah meminum darah mu lagi? Apa dia masih lapar setelah semua itu?" tanya Fuma. Dirinya sudah berada disamping Jo. Dan Jo hanya mengangguk.
"Ya, memang parasitisme. Aku tadi hampir ingin mati haha. Untung saja aku bisa kabur dari para vampir itu. Mereka tadi berusaha menangkap ku lagi." ucap Fuma dengan senyuman.
Sampah kau Fuma. Aku tahu kau hanya berpura-pura tersenyum. Topeng yang bagus sebenarnya.
Fuma memberikan dua potong roti isi dan 4 biji buah apel kepada Jo. Untuk Jo dan Harua makan.
Keduanya menikmati hembusan angin disiang hari. Sesekali mencurahkan isi hati mereka tentang segala rasa sakit yang diterima. Manusia serigala saat ini hampir musnah karena keserakahan vampir. Padahal dulu, ribuan tahun lalu, kedua ras itu hidup berdampingan. Alhasil, karena semua itu para serigala yang berhasil selamat pergi berpencar ke seluruh penjuru demi bertahan hidup.
Jo beranjak dari duduknya. Jo mengucapkan terima kasih dan ucapan sampai jumpa kepada Fuma. Dirinya harus segera ngurus adiknya yang tengah sakit. Semoga hari ini adiknya tidak diminum darahnya. Cukup dia saja. Itu lah yang dibenak Jo saat ini.
"Aku akan selalu berada di sekitar sini. Tenang. Aku pandai bersembunyi. Semoga Harua lekas sembuh." ucap Fuma.
"Terima kasih, Fuma." balas Jo dan segera pergi.
Tidak biasanya tubuh Jo bergetar sehebat ini. Apa yang terjadi? Mengapa ini terjadi? Rasanya dia ingin ambruk. Wajahnya memucat. Netra hijaunya mencoba melihat sekeliling. Mencari siapa orang yang akan datang.
Benar saja... Serah.
"Astaga. Kasihan sekali. Manis ku, Jo." ucap Serah dengan senyum sumringah.
"Cukup sudah. Jangan adikku, nona Serah. Dia masih begitu kecil," mohon Jo dengan amat pilu.
⋆⁺₊⋆ ☾𖤓 ⋆⁺₊⋆
Kali ini, Fuma sama sekali tidak dapat melawan. Dengan terpaksa dirinya harus mengabdi menjadi anak buah klan vampir. Pergelangannya telah dipasang alat pendeteksi, sehingga dirinya tidak dapat keluar dari jangkauan vampir.
Nasibnya termasuk baik. Dirinya tidak disiksa, hanya di suruh melayani semua perintah para vampir.
"Bukankah kau senang, karena dapat selalu berada didekat Jo?"
"Keparat... Anak sekecil mereka seharusnya hidup bebas sebagai manusia serigala. Bukan malah berada di neraka seperti ini!"
"Bocah tidak tahu terima kasih." itu kalimat terakhir yang Serah katakan sebelum akhirnya ia meminum sebagian darah Fuma.
"Aku masih mengampuni-mu. Jika aku tidak punya hati, bisa saja kau sudah mati ditangan ku, Fuma. Hidupmu masih beruntung karena akan menjadi anak buahku." ucapnya dan segera menyeret tubuh Fuma kedalam kamar yang sama dengan Jo.
Brugh!
Jo segera menghampiri tubuh Fuma yang tergeletak dilantai kamarnya. "Fuma? Kau baik-baik saja?"
"Aku... Aku baik-baik saja kok. Kemari, biar ku obati luka mu." ucap Fuma tulus.
Mendengar itu Jo segera menutup kancing bajunya yang terbuka. Pantas tadi bekas lukanya terlihat.
"Ti...tidak perlu. Aku baik-baik saja." ucap Jo yang segera memalingkan wajahnya.
Fuma tersenyum tipis. Tanpa persetujuan dari Jo, Fuma segera membuka kembali kancing baju Jo. Dengan penuh kasih, dielusnya surai jingga Jo secara perlahan. Dan dengan telaten Fuma mengobati luka-luka di tubuh Jo.
Jarak umur mereka tak begitu jauh. Saat ini usia Fuma adalah 13 tahun, Jo 11 tahun, dan Harua 9 tahun. Dan di dalam panti itu sendiri hampir seluruh anak berusia kisaran 11-17 tahun. Jadi Harua yang paling muda.
"Maafkan aku, Jo."
"Ng?"
"Aku tidak bisa membebaskan kalian sekarang. Padahal dulu aku sempat berjanji pada mu untuk membebaskan kalian secepat mungkin. Tapi malah aku pun ikut terperangkap."
"Bukan masalah. Kau sudah menjadi teman yang baik selama ini. Aku telah berhutang budi padamu. Jika kau tidak hadir, mungkin aku sudah gila..."
⋆⁺₊⋆ ☾-M.D.P.A-𖤓 ⋆⁺₊⋆
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Halo pren
Maap ya kalau kurang nyambung
Ini aku dapet inspirasi dari postingan Ig nya entim hehe
Tau sendiri kan kalo ini kek adaptasi. Jadi disarankan baca Webtoon nya
Ada sih di Wattpad, tapi basa enggesDan part ini agak...ambigu antara Jo dan Fuma. Tapi tenang kok, itu tuh karena Fuma peduli sama Jo. Ga aneh aneh kok
Okey
Byebye o my pren
KAMU SEDANG MEMBACA
BestFriend - andTEAM
FanfictionBagaimana jika kau bertemu untuk pertama kalinya dan langsung merasakan kenyamanan? Itu lah yang dirasakan oleh kesembilan serigala disebuah kota terkemuka di pinggir pantai, Sunshine City. Hidup berdampingan dengan para manusia yang berkepribadian...