Bab 20: Cerita baru

8 1 0
                                    

Mia tengah sibuk merapikan berkas-berkasnya untuk dibawa ke tempat kantornya seperti biasa, diawali pagi yang mulai memudarkan cahayanya. Mia segera menaiki mobil hasil tabungannya sendiri dan langsung mengemudinya ke tempat tujuan.

Kantor Bank BCA, ya di sanalah Mia bekerja sebagai Menejer keuangan stabilitas. Yang mana posisi tersebut sangatlah banyak peminat dan sulit ditekuni, namun Direktur sendiri yang langsung memilih Mia sebagai menepati posisi jabatan tersebut.

Setibanya Mia sampai di kantor. Ia tak sengaja menabrak seseorang dengan berpakaian rapinya sambil menenteng sebuah Map berwarna biru. Mia langsung meraih tangan laki-laki tersebut untuk meminta maaf.

"Hi, maafkan saya. Jika saya sudah lalai dalam berjalan." Mia langsung bersikap menundukkan dirinya seraya meminta maaf. Laki-laki itu bingung keheranan, kenapa wanita secantik ini dihadapannya membungkuk.

Jendra langsung memegang pundak Mia repleks. "Ah, gak apa-apa Mba. Lagian saya juga tidak fokus untuk berjalan ke depan tadi, its oke," ucap Jendra tak lupa dengan senyuman hangatnya.

Mia langsung memundurkan dirinya dan merasa malu atas tindakannya, "Heemm, sekali lagi maafkan saya."

Jendra menganggukan kepala seraya mengiyakan permintaan maaf dari Mia. Selepas Mia bergegas untuk memasuki kantornya. Mia lupa bahwa kartu namanya terjatuh yang untungnya masih ada Jendra di tempat yang menemukan kartu nama tersebut.

"Menejernya? Aleeyena Miasyanas Syaqil S.M, Ph.d. Cantik juga namanya." Ucap Jendra sambil tersenyum dan melanjutkan perjalanannya menuju ke dalam kantor Mia sendiri.

Jendra sudah tiba di lobby utama Bank BCA sendiri, yang mulai mempertanyakan di mana ruangan yang ia akan temui saat ini.

"Permisi, Apakah ada menjernya dan di manakah ruangan menejer kalian?" tanya Jendra sambil meletakkan kartu nama Mia miliki. Serrina langsung menunjukkan Ruangan bernuansa putih di sebelah kirinya. "Oh ibu Mia, ada di dalam Pak. Apakah Bapak sudah membuat janji sebelumnya untuk bertemu?" tanyanya.

Jendra mengangguk. "Sudah sejak 1 minggu lalu, jadi apakah bisa panggilkan menejer kalian?" tanya Jendra sambil memainkan bolpoinnya. Serrina langsung menelpon Mia untuk menghampiri Jendra di lobby utama.

Dring... Dring...

"Hallo Ibu, ini saya Serrina dari Lobby Annoucment services. Kita kedatangan tamu ibu sedang ditunggu di lobby ini. Apakah ibu ada waktu?" tanya Serrina.

Mia mengerutkan keningnya, "Ada, saya akan datang ke sana sekarang. Terima kasih Serr," sahut Mia yang mulai mematikan telpon tersebut.

"Sama-sama Ibu." Tutup Serrina.

Serrina mulai meletakkan kembali telponnya, "Pak, ibu sedang diperjalanan ke sini. Bapak bisa duduk di sebelah sana bersama security kami. Terima kasih." Ujar Serrina sambil menunjuk sofa berwarna biru gelap yang mewah. Jendra mulai mengangguk dan berjalan menuju sofa tersebut.

Tiba datanglah Mia ke lobby utama, "Serrina, dimana tamu kita?" tanya Mia langsung menghampirinya.

Serrina menunjuk sofa sebelah kirinya yang terdapat laki-laki berbaju kemeja hitam sedang duduk di sana. Mia menganggukkan kepalanya dan mulai menghampiri kelaennya.

"Hallo Pak, selamat pagi," salam hangat Mia lontarkan sambil tersenyum, namun berselang detik kemudian dia terkejut bahwasanya kelaen nya adalah orang yang baru saja ia tabrak di parkiran.

"Eh, kamu," lanjut Mia. Jendra mulai tersenyum dan berdiri. "Haha ketemu lagi, iya Aku." sahut Jendra.

Jendra mulai meletakkan kartu nama Mia di meja, "Ini milikmu kan? Tadi jatuh saat kamu melangkah pergi."

Mia langsung mengambil kartu namanya, mia mengangguk. "iya benar, ini milikku. Terima kasih sebelumnya," ujar Mia.

Jendra mulai mengeluarkan sebuah berkas berisikan kontrak projek perusahaan baru yang berada di Provinsi Kalimantan Timur, Balikpapan.

" Aku ke sini mau mengajukan dan melanjutkan perbincangan kita pada 1 minggu lalu. Anak buahku kemarin sudah mengirimkan softfilenya. Mungkin ini bisa membantu sedikit untuk bisa dipahami secara langsung." Jendra langsung menyerahkan berkas itu yang disambut hangat Mia.

Jendra yang mulai kikuk. Dan, Langsung memperkenalkan dirinya, "Oh iya sebelumnya, kenalin namaku Jendra Giskara Wiliamto, S.H, M.T Direktur dari PT. Jhonlin Wiliamto." Mia terkejut bahwa nama Jendra mirip dengan orang yang pernah diceritakan oleh Almarhum Papahnya sebelum meninggal ya lebih tepatnya, nama dari sahabat Papahnya sendiri. Mia mulai tidak fokus dengan berkas yang ia baca.

Jendra yang menyadari perubahan Mia langsung melambaikan tangannya, "Hello! Hello Mia? Ada apa?" tanya Jendra sedikit panit. Mia menggelengkan kepalanya, "tidak apa-apa, salam kenal sebelumnya." sahut Mia terbata-bata.

"Siapa Jendra ini dari temennya Papah ya?" ucap Mia dalam hati dengan kebingungan.

Second Married (Jendra Mia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang