Julian Aldrin Zifrano

160 9 0
                                    

Julian anak dari keluarga Zifrano. Keluarga Zifrano terkenal karena hampir satu keluarga lulusan dokter terbaik di universitas ternama.

Saking sempurna Julian dituntut untuk terus belajar, belajar dan belajar. Bahkan jika Julian sedang sakit kedua orangtuanya akan terus menyuruh Julian untuk belajar tanpa henti, sampai Julian sendiri muak dengan kedua orangtuanya.

"Bun, Julian izin ga les dulu yah? Badan Julian lemes banget" ucap Julian yang baru pulang sekolah, Julian memang sudah sakit dari dua hari lalu tetapi kedua orangtuanya hanya menyuruhnya untuk minum obat dan tetap belajar.

Sang ibu pun menatapnya. "Mau jadi apa kamu kalau tidak les terus hah? Minum obat aja sana sakit dikit doang juga" jawab sang ibu kembali fokus ke handphonenya

"Katanya lulusan terbaik periksa anak sendiri ga mau"

Juliam berjalan menuju kamarnya untuk siap siap pergi ke tempat lesnya. Selesai mengganti baju Julian langsung saja menyiapkan buku-buku les dan bergegas pergi dari rumah penuh tekanan itu.

Sesampainya ditempat les Julian nampak lemas sekali sampai ia kurang fokus dengan pelajaran ini.

"Julian...kamu gapapa?" tanya sang guru les lembut menatap Julian khawatir.

"Saya gapapa kok buk" jawab Julian tersenyum tipis kearah gurunya. "Kalau kamu capek, kamu pulang saja jangan dipaksakan yah?" Julian mengangguk lalu berpamitan dengan guru lesnya.

Sesampainya di rumah Julian langsung dihadiahi pukulan dari tongkat baseball kayu, hanya sekali pukulan tapi pukulan itu bisa membuat Julian hampir kehilangan kesadarannya.

"APA-APAAN KAMU GA IKU LES HAH?!" teriak sang ayah kembali melayangkan tongkat baseball ditangannya tepat dibelakang punggung Julian.

Bug

Bug

Bug

Bug

Bug

Pukulan terakhir tongkat baseball itu seketika patah. Julian hampir saja kehilangan kesadarannya tapi ia tahan agar tidak ambruk didepan kedua orangtuanya, jika dia pingsan didepan orangtuanya saat ia bangun nanti akan tetap dihukum.

Ayah Julian tidak sanggup lagi berkata-kata lantas ia langsung menyuruh Julian pergi dari hadapannya sebelum ia kembali memukulnya.

Julian berjalan perlahan menuju kamarnya, punggungnya terasa sakit sangat sakit. Julian masuk kedalam kamarnya dan mengunci diri didalam kamarnya.

Terduduk lemas dipinggiran kasur rasa sakit dipunggungnya masih saja terus menghantuinya, perlahan Julian bangun menuju lemari bajunya untuk berganti baju dengan baju rumah.

"Apa gue pergi aja dari rumah ini? Tapi gue mau tinggal sama siapa? Niko bisa kali yah" selesai berganti baju, Julian langsung meraih handphone nya yang berada di meja belajar.

"Apa gue pergi aja dari rumah ini? Tapi gue mau tinggal sama siapa? Niko bisa kali yah" selesai berganti baju, Julian langsung meraih handphone nya yang berada di meja belajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah untuk 7 pemuda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang