sean...

79 6 0
                                    

Hari ini hari selasa, hari dimana kesibukan melanda pada Juna dan Noah yang Harus berlatih terus menerus untuk acara sekolah besok.

Sebenarnya mereka berdua tanpa harus berlatih mereka sudah pandai bernyanyi juga bermain gitar.

Tapi rasa gugup yang terus memghantui keduanya membuat mereka berlatih terus agar tidak terlalu gugup saat berada di panggung.

"Juan, Noah makan dulu yuk" ajak Julian diangguki keduanya dan beranjak dari duduk menunggalkan gitar dan beberapa kertas yang isinya adalah lirik lagu.

Srmua anak kost enha udah pada kumpul di ruang makan, suasana sunyi hanya ada suara decitan dari sendok dan piring.

"Latihan kalian berdua gimana?" tanya Samuel selesai dengan makan siangnya. "Aman aja bang, cuman gugup dikit" jawab Noah juga selesai menyuapkan sesendok nasi terakhir ke mulutnya.

"Bagus deh kalau gitu, untuk baju kalian nanti gimana?" Juna nampak berpikir sejenak. "Kayaknya biasa aja deh bang, acaranya juga bukan yang formal terus juga acaranya kan pagi...jadi aku sana Noah mutusin buat make baju kaos putih di dalem sama kemeja diluarnya" jawab Juna diangguki Javi.

"Simple, gue juga paling gak yang terlalu mewah juga make baju besok" ucao Julian bangun dari duduknya untuk mencuci piring yang bekas ia pakai.

"Sean jadi ikut gak?" tanya Javi pada Sean yang dati tadi tak membuka suara sama sekali. "Ikut bang..." suara Sean begitu serak, Juna yang duduk disampingnya pun mengangkat wajah Sean yang terlihat pucat.

"Ya ampun! Kamu gapapa? Sakit dimana lagi?" tanya Harun panik langsung bangun dari duduknya menuju kursi Sean.

"Gapapa kok" jawab Sean nyaris tak terdengar. "Ga ga, kita ke rumah dakit sekarang" Harun menggendong Sean di punggungnya berlati menuju mobil Javi diikuti juga dengan Javi.

"Kalian ikut?" tanya Samuel yang kebetulan ingin ikut. "Gak deh, aku sama Noah di kost aja mau zekalian latihan" jawab Juna diangguki Julian dan Samuel.

Akhirnya Julian dan Samuel memgejar mobil milik Javi yang sudah hilang dari pandangan mereka.

"Ngebut banget buset" Julian udah megang seatbell nya sambil terus berdoa agar selamat sampai tujuan.

Sesampainya dirumah sakit Julian dan Samuel lamgsung ke ruang tempat pengecekkan Sean yang di depannya udah ada Harun dan Javi yang menunggunya diluar.

Harun memang tak memiliki adik tapi ia sudah menganggap anak kost enha sebagai adiknya sendiri, jika ada yang sakit pasti ia akan orang pertama yang paling panik.

Disisi lain ada Juna dan Noah yang berdiam diri di kost, dengan Noah yang terus memainkan gitarnya asal dan Juna yang berdiam menatap tv yang terus menyala.

"Kira kira Sean bakal baik baik aja kan?" ucap Noah memecahkan keheningan. "Semoga aja...tapi perasaan ku ga enak" jawab Juna menatap jam dinding yang be4ada di ruang tengah.

"Apa yang kita harus lakuin di kost ini sekarang?" Noah menaruh gitarnya disamping dan menidurkan tubuhnya di sofa.

"Gak tau juga gue" jawab Juna ikutan tiduran di sofa. "Noah" panggil Juna pada Noah disebelahnya.

"Kalau gue bilang sama lo, kalau gue itu ada penyakit kanker jantung apa lo bakal percaya?" ucap Juna membuat Noah terbangun menatapnya aneh.

"Ga usah aneh aneh kalo ngomong jun" jawab Noah kembali mengambil posisi tidur. "Hehe, maaf deh bercanda doang" Juna mulai memejamkan matanya yang terasa begitu berat dan akhirnya berakgir masuk ke dalam mimpinya.

Berbeda dengan Noah yang terus memikirkan perkataan Juna tadi, kalau boleh jujur sebenarnya Noah tau soal penyakit yang disembunyikan oleh Juna.

Pasalnya pernah saat pulang sekolah kemaren Juna ijin gak bisa pulang bareng dengan alasan mau kerja kelompok dirumah temennya.

Rumah untuk 7 pemuda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang