lembar pertama

97 9 1
                                    

Pagi ini kost enha di hebohkan dengan Harun yang mendadak sakit, Javi kesana kemari cariin obat di setiap sudut kost, Julian dengan Samuel yang udah pergi berburu bubur di warung depan, terus ada Juna sama Noah yang lagi ngeliatin Harun sakit.

"Ini bang Haris seriusan sakit ga sih?" tanya Noah pada Juna soalnya Harun aja lagi tiduran di sofa sambil main handphonenya.

"Gak tau tuh" jawab Juna lanjut cemilin snacknya. "Ini perasaan bang Harun yang sakit diem diem bae lah ini, yang ga sakit dari tadi mondar mandir kayak cacing kepanasan" ucap Noah yang dari tadi matanya ngikutin pergerakan Javi yang ga bisa diem.

BRAKK...

Hampir aja Juna keselek keripik kentang nya gegara gebrakan dari Samuel dengan Julian yang lagi megang kantong isinya bubur ayam.

"Dapet nih gue buburnya, rame bener tadi" Samuel langsung taruh buburnya di meja ruang tamu dan langsung tiduran di sofa sambil ngatur nafasnya begitu juga dengan Julian yang langsung tepar di lantai.

"Jun, tolong ambilin mangkok gih 6 sama sendok sekalian" pinta Samuel dan Juna pun bangun dari duduknya dan mengambil mangkok juga dengan sendok di ruang makan.

"Dapet nih gue obatnya" Javi ngelempar obat yang ia dapat entah dari mana. "Belum expired kan ini?" tanya Harun melihat obat yang di lempar Javi.

"Belum masih lama" jawab Javi mulai menuangkan bubur untuk Harun di mangkok. "Nih bang" Harun pun duduk dan menerima mangkok berisikan bubur dari Javi.

Semuanya pun menuangkan bubur mereka di mangkok masing-masing dan mulai memakannya bersama di ruang tengah.

"Hari ini agenda kita mau kemana nih?" tanya Harun selesai memakan buburnya. "Ga tau lo aja masih sakit bang" jawab Julian yang juga baru selesai menghabiskan buburnya.

"Gwimanwa kalwo ke pantwi ajw?" Saran Juna dengan di mulutnya masih ada bubur. "Telan dulu buburnya dek" Juna punenelan buburnya lalu minum. "Ke pantai aja gimana?" semua nampak berpikir lalu mengangguk setuju.

"Yang sakit ga diajak" timpal Javi mendapatkan tatapan tajam dari Harun. "Berjanda bang" Javi menggaruk kepalanya yang sebenarnya ga gatal.

"Udah udah mending sore aja kita pergi biar bisa dapet sunset" semuanya ngangguk dan langsung kembali kepekerjaannya masing masing.

"BANG HARUN ISTIRAHAT GA LU HAH!" teriak Javi dari dapur membuat Harun langsung bangkit dari tidurannya menuju kamar untuk istirahat.


Sore pun tiba anak kost enha udah pada siap buat ke pantai nyari sunset, ga lupa dengan mereka yang berbagi kelompok untuk berbeda mobil.

Mobil pertama ada Juna, Noah dengan Samuel yang menyetir, mobil kedua ada Javi, Julian dengan Harun yang menyetir. Harun udah mendingan jadi dia yang nawarin buat nyetir mobilnya, awalnya Javi ga mau nanti bukannya ke pantai malah ke rumah sakit.

Dalam perjalanan ke pantai mobil yang paling heboh adalah mobil harun, dengan Javi dan Julian yang dangdutan terus Harun yang nyawer ke mereka berdua. Beda lagi dengan mobil Samuel yang aman tentram dan damai soalnya juna lagi tidur jadi Noah sama Samuel cuman bisa diem doang sambil dengerin lagu.

Sesampainya di pantai Juna sama Noah udah lari duluan menuju ke arah pantai dan langsung aja ceburin diri di airnya. Samuel yang meluhat tingkah laku kedua anak muda di kostnya hanya bisa menghela nafas.

Samuel dengan para abang lain nyari tempat duduk yang bagus buat foto foto, sambil merhatiin Noah dengan Juna yang lagi mainan pasir buat istana ceritanya.

"Juna kamu ganti baju dulu sana nanti kamu masuk angin loh! Kamu juga Noah!" teriak Javi diangguki keduanya dan langsung berganti pakaian dengan yang baru terus lanjutin buat istana pasir mereka.

Matahari mulai terbenam menampakkan langit yang berubah menjadi warna orange bercampuran dengan warna kepink sedikit.

"Cantik yah bang" ucap Juna menatap sunset dengan mata berbinar, tidak mau kehilangan kesempatan emas Samuel mengabadikan sang adik yang sedang menatap sunset dengan handphonenya tak lupa nanti fotonya akan ia jadikan wallpaper lockscreen.

Saat langut sudah mulai gelap mereka berenam pun memutuskan untuk kembali ke kost untuk menonton film horor.

Sesampainya di kost Juna langsung mengganti pakaiannya dengan piyama beruang dan langsung duduk manis di sofa ruang tengah menunggu yang lain mengganti baju mereka.

Pas semuanya udah kekumpul mulai deh mereka menonton film horor dengan lampu yang semgaja mereka matikan agar mendapatkan sesi horornya.

Film pertama berjalan dengan lancar hanya ada teriakan dari Javi, Julian dan Harun. Lanjut lagi dengan film kedua yang benar benar memyeramkan bahkan sampai sampai Juna dan Noah menangis ketakutan.

Akhirnya mereka mengakhiri nonton film horornya dengan Samuel yang bangun dari duduknya untuk menghidupkan lampu lagi namun lampu tak kunjung hidup bersamaan juga dengan tv yang mati secara tiba tiba.

"Bang..." Juna memeluk Noah yang berada disebelahnya dan dibalas pelukan juga dengan Noah.

"Ini kok tiba tiba mato lampu sih?" omel javi mencoba mencari hanphonenya dan menghidupkan senter.

"Balik ke kamar aja yuk" ajak Julian diangguki yang lain. "Tidur bareng aja mau gak?" sahut Harun diangguki sama Juna yang udah ketakutan.

Akhirnya mereka berenam pun berjalan menuju kamar Harun karena mereka sepakat untuk tidur dikamar milik Harun.

Untungnya di kost tersedia kasur lipat jadi mereka bisa tidur bareng di kamar Harun tanpa harus berdesak untuk mencari tempat tidur.

Dengan posisi Samuel yang tidur sama Juna dengan Noah, Samuel ditengah tengah mereka berdua dengan Juna yang memeluk lengan Samuel bagian kanan terus Noah bagian kiri.

Javi sama Julian tidur bareng kalau Harun tidur sendirian dikasurnya, suasana sunyi hanya ada suara rintik hujan yang perlahan mulai deras.

Semua anak kost sudah tidur terkecuali Juna yang masih belum bisa tidur karena mengingat sosok hantu dengan muka seramnya juga dengan lidah yang keluat panjang membuat Juna langsung memeluk sang kakak erat.

Merasa lengannya di peluk erat Samuel bangun melihat sang adik yang berusaha untuk tidur tapi tak bisa, Samuel tau pasti kalau Juna tidak bisa tidur karena mengingat hangu di film horor tadi.

"Mau abang bikinin susu?" bisik Samuel pelan agar Noah tidak terbangun dari tidurnya, Juna hanya mengangguk sebagai balasannya dan melepas pelukan di lengan sang kakak.

Samuel melepas pelan pelukan Noah di lengannya dan berjalan keluar kamar dengan perlahan menuju kamar Juna untuk mengambil botol susu/dot yang srring Juna pakai minum saat ingin tidur.

Samuel mulai membuatkan Juna susu dan kembali ke kamar Harun setelah selesai membuat susu untuk Juna.

Samuel memberikan botol susu itu pada Juna dan diterima oleh Juna langsung saja Juna menyedotnya dengan pelan.

Samuel kembali tertidur di tengah tengah dengan berbalik kearah Juna untuk mengelus rambut Juna agar bisa tidur, soalnya Noah udah berbalik arah dengannya jadi Samuel bisa membelakangi Noah dan mulai menidurkan Juna.

Malam itu semua anak kost tidur dengan damai melupakan film horor yang mereka tonton dengan suara hujan yang mulai mereda.































.Rumah untuk 7 pemuda.
















Rumah untuk 7 pemuda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang