gitaran

63 4 1
                                    

Sore hari menjelang malam, dikediaman kost enha terjadi benturan kegalauan sang abang kost yang lagi patah hati.

"Udah lah bang...ikhlaskan dia sama orang itu, buat apanya kau berharao sama orang kayak dia" Javi memberikan Harun tisu lagi untuk mengelap ingus nya.

"Ga bisa abang, udah jatuh cintanya abang sama dia" jawab Harun sesegukan sesekali terbatuk keselek nyamuk.

"Udah lah bang, kasiannya aku ngeliat kau kayak gini bang...banyak nya perempuan diluar sana yang labih cakep" ucap Julian mencoba menenangkan Harun.

"Capek gue ngeliat bang Harun nangis mulu" Juna mengangguki perkataan Noah, mereka berdua hanya menonton Harun yang lagi nangis dengan trio kelas 2 yang menenangkannya.

Noah pun bangun dari duduknya menuju kamar miliknya mengambil sesuatu dan kembali turun kebawah.

"Gitar sape tuh lu bawa?" tanya Juna menatap Noah yang lagi bawa gitar entah punya siapa.

"Punya gue ini, cuman jarang gue keluarin" jawab Noah langsung duduk di sofa. "Yok yok sumbang lagu galaunya" lanjut Noah sudah siap dengan gitarnya.

"Kurang ajar emang" yang lain hanya bisa ketawa melihat kelakuan Noah yang suka saja diluar nalar.

"Lagunya Nadin Amizah boleh lah" sahut Julian diangguki Noah. "Gue main gitar juna nyanyi" Juna ngangguk aja terus duduk disebelah Noah.

"Lagu yang mana dulu niehhh" Javi nampak berpikir sejenak. "Kekal aja mau gak?" Noah mengangguki perkataan Samuel dan mulai petik (?) Sesuai alunan lagu Kekal - Nadin Amizah dengan Juna yang mulai bernyanyi.

Kekal - Nadin Amizah

"Di antara kita dan semua yang berpasangan
J

alan di utara dan tujuan perdampingan
Padamu
Padamu

Diperjumpakan dengan akhir dan kerampungan
Kita akan usai dan menyambut garis selesai
Padamu
Padamu

Bagaikan, tawa yang, tak selesai, dan terulang ulang
Bagaikan, tawa yang, tak selesai, dan terulang ulang

Di kekalanmu dan aku telah ku saksikan
Yang telah hancur pelan pelan kau kembalikan
Padaku
Padaku

Bagaikan, tawa yang, tak selesai, dan terulang ulang

Bagaikan, tawa yang, tak selesai, dan terulang ulang, terulang ulang

Yang memeluk raga kecilku
Yang menyayangi kecilku
Yang memeluk jiwa kecilku
Dan semua semua aku

Yang memeluk raga kecilku
Yang menyayangi kecilku
Yang memeluk raga kecilku
Dan semua semua aku"

Petikan gitar Noah selesai begitu juga dengan nyanyian Juna yang berakhir. "Ga nyangka gue adek gue bisa nyanyi ternyata" Samuek mulai dramatis tak menyangka sang adik bisa bernyanyi sebagus ini.

"Suaranya lohh bikin gue majin galau" ucap Harun menghapus air matanya dengan tisu.

"Ututututuu sini sini peluk" Juna mendatangi Harun dan memeluknya. "Abang ga dipeluk dek?" Samuel merasa tersakiti tidak dipeluk sama adiknya.

"Sini sini semuanya kita berpelukan" akhirnya Noah gabung begitu juga dengan Samuel, Javi dan Julian yang memeluk mengelilingi Harun dan Juna.

"Hangat" -Harun

"Kapan lagi gue bisa dapat kehangatan kayak gini" -Javi

"Selamanya dan seterusnya kita akan mendapatkan kehangatan ini" -Juna

Rumah untuk 7 pemuda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang