"Kenapa si? tanya Biru sambil memasang muka kepo nya itu
"Enggak! lo pulang aja"ucap Jingga sambil memasuki kedalam rumah sakit itu
"Cewe emang gitu ya? Udah di anterin bukannya bilang terima kasih"rengek biru
Setelah mengantar Jingga ke rumah sakit Biru bergegas pulang karena sudah sangat larut malam kalo ayah Biru yang datang duluan bisa' Biru diomelin lagi sama ayah nya.
Sepanjang jalan memasuki kawasan rumah sakit Jingga sangat khawatir dengan kondisi Ayah nya yang tiba' saja masuk rumah sakit padahal Ayah Jingga tidak punya keluhan sakit selama ini.
"Permisi sus, saya mau tanya ruangan Ayah saya atas nama Herman di ruangan mana ya sus?"
"Sebentar ya mba kami cek dulu, pasien atas nama Herman ada di ruangan 123"
"Makasih ya sus!"
"Assalamualaikum" Ujar Jingga
Jingga mendekat ke Ayah nya ia memastikan keadaan Ayah nya itu."Waalaikumsalam"
"Ayah gapapa kan?"
Saat menanyakan kondisi Ayah nya mata Jingga berkaca' tanpa ia sadari ia meneteskan air matanya. Jingga memang suka membantah sama Ayah nya tapi Jingga tetap sayang sama Ayah nya itu karena cuman Ayah sama Alina yang Jingga punya di dunia ini
"Ayah gapapa ko sayang kamu ga usah khawatir ya palingan Ayah cuman kecapean"
Sementara itu helda ibu sambung nya Jingga itu terlihat seperti biasa saja melihat Ayah Jingga yang sedang sakit.
Tok..
Tok..
Tok.."Permisi selamat malam pak" Ucap suster itu
"Iya selamat malam, ada apa ya sus" Sahut Jingga
"Disini kami ingin memberitahukan kepada bapa tentang hasil tes penyakit bapa sore tadi sebelum nya mohon maaf bapak, ternyata bapak mengalami penyakit jantung"
"Ini hasil nya pak!" Ucap suster itu sambil memberikan hasil tes penyakit nya Ayah Jingga itu.
Tanpa perlu waktu panjang Jingga segera mengambil hasil tes nya itu Jingga berharap bahwa perkataan suster itu hanyalah bohong.
"Ayah" Lirih Jingga sambil memeluk tubuh Ayah nya itu.
"Jingga Ayah yakin, Ayah bisa sembuh ko" sahut Ayah
---
Waktu semakin larut malam tetapi Jingga tetap saja berada di rumah sakit Jingga ngeyel di suruh pulang sama Ayah nya karena Jingga ingin menemani Ayah nya itu.
Saat itu Jingga tertidur lelap di rumah sakit
Jingga tidur tepat di samping Ayah nya sambil memeluk tubuh Ayah nya itu, sementara Helda yang biasanya di sebut Jingga tante pelakor malah pulang seakan' ia tidak khawatir kepada Ayah nya Jingga.'Gimana caranya agar kamu bisa menerima ini semua Jingga, apakah kamu mau menuruti permintaan konyol Ayah kamu ini tapi ini demi kebaikan Jingga juga Maaf Jingga' batin Ayah nya Jingga.
--
Jam menunjukkan pukul 5 pagi, Jingga terbangun dari tidur nya ia memandangi Ayah nya yang sedang tidur itu sudah lama Jingga tidak tidur bareng kek gini sama Ayah nya. Semenjak ibu nya meninggal hubungan Ayah dan Jingga agak sedikit renggang.
Suara azan subuh berkumandang.
Karena mendengar suara azan itu Jingga bergegas untuk mencari mesjid terdekat rumah sakit itu untuk sholat.
Saat sholat tidak lupa Jingga mendoakan kedua orang tua mereka serta Alina kaka nya Jingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Biru
Teen Fiction[Sebelum membaca jangan lupa follow akun ini] Jingga Atira Putih Menjadi dewasa bukanlah hal yang mudah apalagi ketika kita beranjak dewasa kita kehilangan separuh hidup kita yaitu Ibu. Dikejutkan dengan keadaan bahwa ia harus menerima Ibu sambungn...