Bab dua puluh

102 56 10
                                    





Anak-anak Vagons kembali berkumpul di warung minik. Mereka sudah berkeliling mencari keberadaan Biru tetapi ia tidak di temukan.

Panggilan telpon dari Galang tapi ponsel nya tidak aktif. Anak-anak Vagons kebingungan harus kemana lagi mereka mencari keberadaan Biru.

"Gimana, Biru udah ketemu?," ujar Angga lalu ia turun dari motor nya.

"Kita udah nyari kemana-mana bang," sahut Diandra.

Diandra Agatha seorang pria berusia 16 tahun di antara anak-anak Vagons Diandra yang paling muda disini, Diandra memiliki keluarga yang lengkap ekonomi nya juga sangat mendukung. Diandra bergabung di anggota Vagons karena ia merasa sangat-sangat kesepian. Ibu dan ayah Diandra sangatlah sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Diandra anak ke 2 dari 2 bersaudara, Diandra memiliki seorang kakak perempuan tapi kakak Diandra tidak tinggal di Jakarta melainkan Surabaya.

Brum...
Brum...
Brum...

Suara motor yang terdengar tidak asing bagi anak-anak Vagons.

"Biru," tegur Galang.

"Bang Biru," tegur Diandra

Biru memarkirkan motor nya lalu melespaskan helm nya.

"Kenapa kalian bisa ngumpul disini?," sahut Biru ke semua anak-anak Vagons.

Setelah tidak aktif anggota Vagons selama 2 tahun sudah pasti tentu pertanyaan-pertanyaan kenapa mereka bisa berkumpul di warung minik.

"Kalian kenapa bisa ada disini, gue nggak minta kalian datang ke sini, " tanya Biru.

"Bang kita tu khawatir sama lo, Bang Galang yang minta kami kesini," sahut Diandra.

"Biru lo tadi kemana, gue sama teman-teman nyariin lo hampir ke semua tempat," tanya Galang.

Gue nggak mungkin bilang kalo gue habis nganterin Jingga

Cukup lama Biru tidak menjawab pertanyaan Galang karena ia takut kalo salah bicara membuat keadaan semakin buruk.

"Tadi ban motor gue bocor makanya gue tambal ban dulu," balas Biru.

"Setidaknya lo bisa ngabarin gue Biru," sahut Galang.

"Bang lo liat kan sekarang kepedulian anak-anak Vagons nggak pernah berubah dari dulu, lo nggak mau apa kalo anak-anak Vagons aktif kembali, lo nggak boleh nyalahin diri lo sendiri bang, kami anak-anak Vagons butuh lo," ujar Diandra.

Sangat sulit bagi Biru untuk mengaktifkan geng motor nya kembali karena ia telah terikat janji dengan almarhum ibu nya.

Bohong kalo Biru tidak kangen dengan anak-anak Vagons, bohong kalo Biru tidak kesepian saat anak-anak Vagons di bubarkan.

"Gue setuju ucapan lo ndra"

"Vagons bagi gue keluarga Biru, semenjak anggota Vagons lo bubarin hidup gue sepi meskipun gue punya teman lo dan juga Angga tapi tetap aja ada yang kurang. Lo itu jadi ketua yang baik, lo nolongin anak-anak yang di jalanan lo bagi-bagi makanan ke mereka. Biru anak-anak Vagons bukan anak geng motor sembarang buktikan ke mereka kalo pandangan mereka ke anak-anak Vagons itu salah," jelas Galang.

"Iya bang lo harus mikir lagi kalo soal masalah ini, lo itu ketua lo harus ngambil keputusan yang nggak merugikan orang lain. Gue percaya bang sama lo," sahut Diandra.

"Terimakasih kalian udah mau baik sama gue, tapi gue harus mikirin ini dulu," sahut Biru.

--

Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang