RESTORAN Blossom memiliki dekorasi yang mewah. Kilauan lampu kristal dan suara denting piano mengalun indah saat Rain memasuki restoran itu. Seorang pelayan hampir membuatnya merasa kikuk ketika mempersilahkannya duduk dengan hormat ditempat yang sudah dipesankan Jayden untuknya.
Rain menatap ke sekeliling restoran. Netra hazelnya begitu fokus mencari sosok Jayden hingga dia tidak sadar kalau dirinya sebenarnya menjadi pusat perhatian. Memakai gaun lace berwarna biru pastel yang diberikan oleh Jayden dan rambut coklat bergelombang yang tergerai alami, Rain sudah terlihat luar biasa cantik meskipun tanpa riasan.
Beberapa pasang mata tampak kecewa ketika Rain mengacuhkan kedipan dan senyuman ramah mereka. Rain memang tidak memperdulikan itu semua. Dia hanya tidak sabar ingin bertemu dengan Jayden, tentu saja selain ingin melihatnya, dia juga ingin menanyakan banyak hal pada pria itu.
Rain mulai gusar saat Jayden belum juga terlihat memasuki restoran. Dia menengok arlojinya kemudian menghela napas. Sudah tiga puluh menit berlalu dari waktu pertemuan mereka. Rain mulai berpikir apakah mungkin jika dia memanggil namanya dalam hati maka dalam sekejap dia akan..
"Kau sudah menunggu lama?"
Rain terkejut lalu mendongak dengan cepat ketika mendengar suara dihadapannya.
🧚♂️🧚♂️🧚♂️
Pria itu menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa dimengerti. Dia berdiri mengenakan t-shirt hitam dibalut jas berwarna deep navy dengan bawahan senada. Wajahnya yang begitu tampan tampak lebih tidak ramah dibandingkan sebelumnya.
"Kau sudah menunggu lama?" ulang Damian. Bahunya yang sedikit condong kearah Rain membuat gadis itu bisa merasakan aroma tubuhnya yang maskulin dan harum.
"A-aku.." Rain lantas berdiri dengan gugup, "Tu-tuan Damian bagaimana anda-"
"Bisa disini?" sela Damian,"Memangnya kenapa kalau aku ada disini, Nona?"
"Bu-bukan begitu maksudku. Maaf bertanya begitu karena tadi aku terkejut melihatmu," jawab Rain.
"Aku sedang melakukan pemotretan disini dan tidak sengaja melihatmu, Kupikir kau mengikuti Liam yang sedang menungguku karena itu aku kesini dan menanyakan apakah kau sudah lama menunggu."
"I-itu.."
"Hm?"
Rain lalu menggeleng perlahan.
"Lalu apa yang membuatmu berani datang kesini sendirian?" tanya Damian sambil memperhatikan gadis itu dan gaunnya dengan tatapan dingin.
Rain kini kebingungan. Dia menyadari kesalahannya karena tidak meminta ijin terlebih dahulu pada Damian. Dia tahu kalau seharusnya dia berhati-hati.
"Te-temanku mengajakku untuk bertemu disini," jawab Rain.
"Teman?"
Rain menundukkan kepalanya, "Maaf karena aku tidak meminta ijin padamu terlebih dahulu, tapi kau harus tahu kalau dia adalah teman baikku dan aku mempercayainya."
"Kenapa kau yakin kalau dia bisa dipercaya?" Damian menaikkan sebelah alisnya.
"Karena dia adalah orang yang baik," jawab Rain.
Damian tertegun lalu menyeringai mendengar betapa bodohnya jawaban itu.
"Kalau begitu dimana sekarang teman baik yang bisa kau percaya itu?"
Rain terdiam lalu kembali melihat kesekeliling restoran dan pintu masuk, netranya terasa berembun saat dia tidak juga menemukan sosok Jayden. Tidak lama kemudian seorang pelayan menghampiri Rain sambil menunduk hormat kearah mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel for Rain
Fantasy🤍Follow, vote dan comment🤍 Apa yang terjadi jika kamu menerima surat wasiat berisi sihir yang mempertemukanmu dengan seorang Malaikat? ******* Rain tidak pernah menyangka hidupnya yang sederhana akan berubah menjadi rumit setelah menerima surat wa...