"Jonathan, jangan lari!" Seruan Pak Sobri menggelegar di penjuru koridor sekolah. Sedangkan orangnya sendiri sedang berlari tergopoh-gopoh sambil memegangi punggungnya yang encok. Guru sepuh tersebut masih setia berlari walaupun yang dikejar sudah hilang dari jangkauan.
Murid-murid di sekitarnya menoleh acuh. Yahh Jonathan lagi pasti. Begitulah tatapan mereka.
Pak Sobri berhenti sebentar untuk mengambil napas banyak-banyak. Haduh, semenjak ada Jonathan dan Yudha kerjaannya jadi kejar-kejaran mulu di sekolah. Pak Sobri mengamati sekitar, ia bertekad hari ini ia akan membawa kucing tersebut ke pusat pemeliharaan hewan terlantar!
Hampir setiap hari kucing itu mengacaukan ruang guru. Si Jonathan juga berkali-kali ditegur kok ya enggak ada kapok-kapoknya. Apalagi setiap kali diinterogasi dia selalu jawab, "sekali-kali lah pak kucing saya ngerasain enaknya sekolah."Bah! Sekali-kali apanya? Yang ada tuh kucing udah berkali-kali bikin heboh satu sekolah. Yang paling parah kucing itu pernah---hampir---memporak-porandakan kantin sekolah. Pak Sobri sebagai guru BK sudah lelah dengan kelakuan duo begundal tersebut---dan seekor kucing sialan itu. Lihat aja, habis ini pasti----
"Yudha! Kembaliin kunci jawaban ulangan bapak!" suara Pak Bagas menginterupsi di belakang. Pak Sobri menoleh, mendapati Yudha sedang berlari ke arahnya. Pak Sobri yang biasanya sudah ancang-ancang mau menangkap Yudha kini berbalik tidak peduli. Membiarkan Yudha berlari melewatinya.
"Terima kasih banyak, Pak Sobri. Cinta deh!" Pak Sobri mendecih sebagai balasan.
Pak Bagas berhenti tepat di samping Pak Sobri. Menatap guru yang sudah sama sepuhnya dengannya, wajahnya mengernyit bingung. "Loh Pak Sobri piye toh? Masa Yudha dibiarin kabur?" tanyanya dengan logat Jawa yang kental.
Pak Sobri mendengus, "percuma, Pak Bagas. Yudha-nya lolos terus."
Jonathan yang sedang berlari sambil menggendong kucingnya berpapasan dengan Yudha. "Apa tuh yang lo ambil?"
Yudha mengangkat lembaran kertas di tangannya. "Kunci jawabab ulangan fisika sama bahasa inggris, nih"
Jonathan sumringah. "Nah gitu dong! Akhirnya bakal dapet nilai bagus di ulangan bahasa inggris!"
"Oy! Cepetan sembunyiin itu si Paijo. Kalo sampai Paijo ditangkep, gak bisa nih kita nyolong kunci jawaban lagi."
Mereka pun segera berpencar. Jonathan berlari ke halaman belakang sekolah, melepaskan Paijo si kucing agar kabur sendiri ke rumah. Sedangkan Yudha berlari ke toilet laki-laki yang tak terpakai---dan dikabarkan angker----untuk segra menyalin kunci jawaban. Selama ini tak ada yang pernah menyiduknya berada di sini. Wajar sih, areal ini berada di bawah tanah yang khusus untuk gudang dan toilet laki-laki yang sudah rusak tersebut. Heran juga kenapa dulunya dibangun toilet di sini. Tapi Yudha tak ambil pusing. Segera ia menuju ke salah satu bilik. Tapi langkah kakinya terhenti saat ia menemukan Kio terduduk lesu di salah satu sudut ruangan, memakai seragam pramuka seperti sebulan lalu sebelum ia menghilang. Tapi kini keadannya kacau sekali, tubuh dan wajahnya terdapat banyak lebam, dan... ia melihat sebuah tato bergambar kunci bewarna emas di leher kirinya.
Yudha membuang asal lembaran kunci jawaban di tangannya. Segera menghampiri Kio dan membawanya keluar dari sana. Yudha tahu, dugaannya dan Jonathan selama ini benar. 'Mereka' akan kembali. Dan tak lama lagi dirinya, Jonathan, dan keenam orang lainnya akan bernasib serupa seperti Kio.
Mereka tak boleh tinggal diam, mereka harus mencari simbol serupa di leher Kio di areal sekolah, juga mencari keenam orang lainnya yang merupakan pewaris kutukan 'Nawamarga'.
'Mereka' akan bangkit. 'Nawamarga' akan bangkit.
☜☆☞
"Begitulah ceritanya~" Yudha baru saja selesai menjelaskan urutan kejadian di areal bawah tanah tadi untuk kesekian kalinya. Kalau ditanya capek, sih, capek. Tapi Yudha yang memang salah satu lambe turah Diwangkara tak merasa keberatan. Kehebohan ini harus segera disebarluaskan!

KAMU SEDANG MEMBACA
NAWAMARGA
Mystery / ThrillerKembalinya Kio setelah dikabarkan menghilang merupakan awal dari segala masalah. Kini, ia telah resmi menjadi "Misteri Terbesar Sekolah Tahun Ini". Atas semua keanehan yang terjadi membuat Fino sebagai sahabat Kio tidak mau tinggal diam. Maka, diban...