4-Jatuh Itu Sakit

21 6 4
                                    


"Emang ya, jatuh paling indah sekaligus menyakitkan adalah jatuh cinta."

—Yudha, Fino dan Nicho
.
.
.
.

Maxime berjalan di sepanjang koridor. Tujuannya adalah ruang klub musik yang tinggal sepelemparan batu di depannya. Ia adalah alah satu anggota klub musik di sekolahnya. Dari sanalah terbentuk sebuah grup band beranggotakan enam orang bernama 'Juvenile'. Band ini sudah terbentuk sejak klub musik dibuat. Dari enam personil, dua berasal dari kelas XII, dua lagi dari kelas XI, dan dua sisanya darikelas X. Personil grup ini selalu mengalami reformasi setiap tahunnya. Biasanya setiap memasuki tahun ajaran baru 'Juvenile' akan mengaudisi murid-murid kelas X yang tergabung dalam klub musik, dua kontestan terbaik akan terpilih menjadi anggota baru menggantikan dua personil yang sudah lulus SMA.

Bulan lalu Maxime mengikuti audisi dan berhasil lolos bersama dengan Jaka, anak kelas X IPS 3. Personil 'Juvenile' angkatan tahun ini terdiri dari Maxime sebagai vokalis utama dan Jaka sebagai keyboardist, lalu ada Yudha sebagai vokalis dan gitaris, Gio sebagai drummer, juga si kembar Haikal dan Faisal dari kelas XII Bahasa 1 sebagai bassest.

"HUT Diwangkara masih beberapa bulan lagi." Suara berat Gio terdengar saat Maxime membuka pintu.

"Permisi," salam Maxime.

"Mangga~" Sahut anak-anak di dalam.

"Sekilo berapa, bang?" canda Maxime, dibalas tawa oleh yang lain.

"Emang kenapa kalo masih beberapa bulan lagi? Kita harus buat persiapan dari sekarang, lo pikir bikin lagu segampang nyolong tupperware emak lo?" Faisal kembali fokus ke topik utama.

"Heleh, emangnya lo bisa nyolong tupperware emak gue?" Tantang Gio.

"Enggak sih" Haikal menepuk jidat mendengar jawaban saudara kembarnya.

"Eh? Kita mau buat lahu?" Tanya Maxime yang ketinggalan update.

"Iya nih, untuk pensi di acara HUT sekolah, kita bakal tampilin lagu ciptaan kita sendiri, eksklusif!" Jawab Jaka semangat.

"Wihhh, keren tuh!"

"Dan kita punya Yudha sebagai sang-writer sekaligus komposer. Dia yang bakal memimpin projek perdana kita ini. Ya gak, Yud?" Faisal menoleh, bingung karena tidak mendapat jawaban dari Yudha. "Lah, Yudha mana? Perasaan tadi di sini?"

"Hadir." Yudha menyahut dari balik drum, mengangkat tangan.

"Oy, sejak kapan lo di situ?"

"Sejak tadi lah." Yudha berdiri dengan wajah yang lesu banget. Berjalan gontai untuk mengambil gitarnya, kemudian duduk di bawah keyboard.

"Kenapa, bang?" Maxime inisiatif bertanya.

"Lagi potek hati dia, bre," jawab Gio.

"Bisa jadi sadboy juga nih anak?" Tanya Faisal heran.

"Daripada galau mending traktir kita aja, bang." Celetuk Jaka.

"Orang lagi gegana kok malah disuruh traktir, gimana sih?" Tukas Haikal. Akhirnya ngomong juga nih anak.

Jaka hanya nyengir.

NAWAMARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang