"Oh my goodness, kok lo udah sembuh sih? Gimana ceritannya? Lo beneran gak papa? Ada yang sakit, gak? Lo gak pikun, 'kan? Lo masih inget gue, 'kan? Lo udah bisa ngomong, 'kan?" Nicho berseru heboh begitu melihat Enji di lapangan bawah. Maka, langsung saja ia menyambut sahabatnya itu dengan rentetan pertanyaan.
Enji yang jengah sedikit mendorong tubuh Nicho agar menjauh darinya. "Iya-iya, gue udah sembuh kok. Sumpah gue gak boong. Lo bisa liat sendiri, 'kan? Dan gue gak kena amnesia ya, monmaap."
Nicho kembali mendekat lantas memeluk Enji dengan bahagia seraya berseru kencang. Bikin Enji dan murid-murid lain kaget .
"Lo tahu gak sih gue sampek gak bisa tidur gara-gara mikirin lo? Gimana jadinya detektif Ninji tanpa Enji?" ujarnya penuh haru, sok dramatis.
Enji yang malu karena pagi-pagi udah jadi bahan tontonan orang banyak langsung melepaskan pelukan Nicho. Tapi kemudian ia justru mendengar seruan heboh dari Maxime, Riki, Hardian, juga Duo Begundal. Berlari ke arahnya lantas memeluknya bak teletubbies, Nicho ikut-ikutan, bikin Enji sesak napas. Fino yang lihat kejadian itu cuma bisa nyengir sambil geleng-geleng kepala. Walau terkejut, namun ia sangat bersyukur karena Enji bisa sembuh secepat ini, entah bagaimana caranya.
"Horeee, welkam bek bang Enji!!!" seru Yudha menggelegar.
Namun momen yang entah bisa dikatakan mengharukan atau menggelikan itu harus terhenti karena kedatangan pak Joko yang berseru galak, kabar baiknya Enji bisa bernapas dengan lega karena mereka langsung melepas pelukannya.
"Ini pada ngapain sih? Pagi-pagi udah bikin heboh. Kita ini mau upacara! Ayo segera persiapan! Nicho, pake topi yang bener! Riki, selempangmu mana? Buruan ambil! Ya gusti, Jonathan! Udah berapa kali kamu lupa bawa topi?!!"
"Topi saya dirusakin sama kucing saya, Pak." Jonathan beralibi.
Pak Joko memijit pelipisnya. "Kucing yang mana lagi?"
"Siapa lagi? Paijo lah, pak."
"Ya sudah, sekarang buruan beli topi di koperasi."
"Tapi..."
"Kenapa lagi, Jonathan?!" Pak Joko makin emosi.
"Uangnya mana? Uang jajan saya disita nyokap bulan ini,"jawabnya sambil manyun. Memasang ekspresi malas terbaiknya.
Sedangkan Pak Joko justru tersenyum tipis. "Emang saya pikirin?"
Jonathan ikut tersenyum, namun ia membatin: "njim."
☜☆☞
Di sinilah mereka sekarang, ruang klub musik. Faisal dan Yudha yang sedang mumet diskusi tentang lagu untuk acara ulang tahun Diwangkara mengernyit melihat Maxime datang bersama Fino, Jonathan, Hardian, dan Riki.
"Eh? Kenapa pada rombongan ke sini?" tanya Yudha heran.
Sontak saja Hardian melotot. Ternyata Yudha sudah lupa dengan rencana dua hari lalu. Jonathan berusaha memberi kode, tapi percuma karena Yudha gak gerti kode-kodean.
"Kalian mau ngapain?" Faisal ikut bertanya.
"Oh, ini...mereka mau lihat-lihat ruang klub musik katanya."Maxime memberi alasan.
"Hah? Buat apa?" Yudha heran sendiri. Beneran lupa sama rencana mereka.
"Y-ya...Pingin tahu aja. Emangnya gak boleh?" balas Riki.
"Gak lihat gue sama bang Faisal lagi sibuk? Lo juga Max, kok lo malah jadi guide tour dadakan sih? Minimal bantuin doa gitu biar nih lagu cepet kelar, gak lihat rambut gue udah keriting karena kebanyakan mikir?" Yudha malah ngomel.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAWAMARGA
Misterio / SuspensoKembalinya Kio setelah dikabarkan menghilang merupakan awal dari segala masalah. Kini, ia telah resmi menjadi "Misteri Terbesar Sekolah Tahun Ini". Atas semua keanehan yang terjadi membuat Fino sebagai sahabat Kio tidak mau tinggal diam. Maka, diban...