Mengesampingkan rasa penasaran mereka, Yudha dan Jonathan segera menyusul ke areal bawah tanah. Melihat kedatangan Duo Begundal, Nicho langsung melayangkan tatapan sinis ke arah mereka. Yudha sih gak peduli, tapi tidak dengan Jonathan. Kalau bukan karena di sana banyak orang Jonathan pasti sudah membalasnya. Tapi rasa marahnya teralihkan ketika melihat kondisi Enji. Hah..... Siapa yang akan menyangka bahwa salah satu dari Detektif Ninji ternyata pewaris kutukan 'Nawamarga' juga.
Yudha berjongkok, menatap lebih lekat tatto di leher Enji. "Ini daun sage?"
"Lo kira apaan? Daun kelor?" sinis Nicho.
"Yahh..kirain aja daunnya tumbuhan venus." Yudha mengedikkan bahu, membuat Nicho semakin kesal.
"Tunggu dulu, kenapa kalian berdua manggil kami berdua ke sini?" tanya Jonathan.
"Karena cuma kalian berdua yang tahu semua ini. Simbol, pewaris kutukan, dan...." Fino terdiam.
".....'Nawamarga'." Jonathan menambahkan.
Semua orang menatapnya. Fino mengernyit, begitupun dengan Nicho dan juga yang lain. Mereka belum pernah mendengar istilah tersebut---yang sepertinya berasal dari bahasa Jawa. Melihat reaksi yang demikian membuat YUdha menyeringai puas. Agaknya mood YUdha mulai membaik---dan membuatnya lupa sejenak tentang cinta bertepuk sebelah tangannya.
"Kalian menemukan orang yang tepat." ucap Yudha bangga. NIcho mendecih mendengar ucapan Yudha.
Yudha mengambil sesuatu dari dalam celananya. Sebuah kapur. Kenapa dia bawa-bawa kapur? Gak tahu, Yudha-nya gabut mungkin. Ia menulis sesuatu di tembok, 'Nawamarga'.
"Kalian pernah denger 'Nawamarga'?" tanyanya.
Semua orang kecuali Jonathan menggeleng, juga Hardian.
"Gue gak pernah denger, tapi gue pernah llihat, di dalem perkamen kuno."
Kejutan baru. Dalam waktu sekejap atensi semua orang menjadi teralihkan kepada Hardian.
"Perkamen kuno? Lo pernah masuk ke bilik terlarang?" tanya Maxime, menuntut penjelasan.
"Ya enggaklah."
"Perkamen apa yang lo maksud?" Lanjut Jonathan.
"Perkamen yang ditemuin mendiang kakak gue, Hana Mayangsari."
"Jadi lo udah pernah baca isi perkamen itu?" Fino ikut bertanya.
Hardian menggeleng. "Enggak juga. Gue pernah lihat perkamen itu di kamar kak Hana. Perkamen itu tergulung, tapi gue inget gulungan bagian atasnya agak kebuka dan di sana tertulis 'Nawamarga'."
"Dan lo gak ada niatan untuk baca keseluruhan isinya waktu itu?" Yudha bertanya heran.
"Enggak sih. Gue gak begitu peduli juga waktu itu."
Nicho menyeringai. "Hardian mah anak baik-baik. Emangnya lo, yang pernah masuk ke ruang arsip sekolah."
Jonathan melotot kepada Yudha. "Iya njir, lo gak ajak ue waktu itu. Ketahuan 'kan lo, kuat lo sama gue."
"Kalo gitu, kenapa kalian gak pernah ada niatan masuk ke bilik terlarang?" tanya Riki.
"Pertama, kami gak mau berurusan sama 'pawang'-nya bilik terlarang. Kedua, emangnya mau ngapain? Lo pikir bilik terlarang itu museum?" tukas Yudha.
"Lagian mereka berdua lebih dari tahu tentang semua ini. Gak perlu repot cari perkamen kuno di bilik terlarang." Fino menambahkan.
"Oh iya, lo tahu dari mana kalo gue sama Yudha ngerti banget tentang 'Nawamarga'?"
Fino menyeringai. "Gue emang tahu banyak hal, sih"
"Sekarang tolong jelasin tentang 'Nawamarga' dan cara untuk balikin keadaan bang Enji ke kondisi semula." Maxime langsung menyampaikan tujuan utama mereka memanggil Duo Begundal.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAWAMARGA
Misterio / SuspensoKembalinya Kio setelah dikabarkan menghilang merupakan awal dari segala masalah. Kini, ia telah resmi menjadi "Misteri Terbesar Sekolah Tahun Ini". Atas semua keanehan yang terjadi membuat Fino sebagai sahabat Kio tidak mau tinggal diam. Maka, diban...