Namaku Febian Putra(21)bekerja sebagai tukang kebun di rumah besar di kampungku,hidup yang serba pas-pasan dan sekolah hanya lulusan sekolah dasar membuatku sulit untuk mendapatkan pekerjaan.Banyak tetanggaku bilang,mukaku tak pantas jadi orang miskin,tapi apa mau di kata,aku terlahir dari seorang wanita miskin korban pemerkosaan.
Ibu yang saat itu masih di usia belia saat mengandungku dan dalam keadaan miskin,membuat ibu meregang nyawa saat melahirkan ku.
Aku di besarkan di tangan nenek dan kakekku yang hanya buruh di sawah juragan Setya membuatnya tak mampu untuk menyekolahkan ku ke jenjang yang lebih tinggi,tapi kata nenek tak apa asal aku bisa membaca dan menghitung itu lebih baik katanya.
Aku bekerja di rumah juragan Setya sudah 5 tahun lamanya,kesibukan juragan membuat aku tak pernah tau wajah asli beliau hanya istrinya saja dan anak-anaknya yang sering aku lihat di rumah besar ini.
Aku bekerja hanya pagi dan sore hari dan selama bekerja aku tak pernah masuk ke dalam rumah besar itu,hanya sekitaran pelataran rumah dan taman belakang rumah.
Banyak orang yang bekerja di rumah besar juragan Setya,madam Helena yang baik dan ramah membuat semua yang bekerja di sini betah.kalau sosok juragan sendiri aku tidak tau dia baik atau tidak,tapi menurut neng Yati yang bekerja di dalam rumah,juragan jarang berbicara dan berwajah galak tapi tidak pernah ada yang di marahi olehnya,mungkin hanya irit bicara bukan galak fikirku.
Bekerja di rumah ini membuat aku betah,karena madam Helen menyukai hasil pekerjaanku taman-taman terlihat rapih dan indah dengan berbagai macam bunga dan tanaman hias lainnya.
Dengan gaji yang lumayan besar 300 ribu perminggu membuat aku betah,itu lebih dari cukup karena kalau buat makan beras sudah pasti ada dari hasil kakek dan nenek bekerja di sawah juragan setya.kalo soal sayur mayur,nenek selalu menanam di samping rumah,aku bisa menabung dengan uang gaji ku.
"Feb... Febian!!!"
Aku mendengar seseorang memanggilku,aku segera menyudahi pekerjaanku yang sedang mencangkul tanah untuk lahan tanam yang baru.
"Ya...kenapa neng Yati?"
Rupanya Yati yang memanggilku.
"Anu...itu nyonya nyari tukang pijat,kau bisa mencarikannya?"
Tukang pijat?setauku kalo tukang pijat perempuan adanya di kampung sebelah,itu cukup jauh dari sini.
"Untuk madam?kalau tukang pijat perempuan jauh di desa sebelah..."aku sembari mencicipi tanganku di keran taman.
"Bukan untuk madam ini untuk juragan,tukang pijat laki-laki"Yati segera memotong ucapanku.
"Oh aku bisa memijat,aku sering memijat ke rumah-rumah kalau ada yang menyuruh memijat"kataku,selain bercocok tanam aku punya keahlian memijat(tukang urut) di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIBLEBUILD (ONE SHOT) 21+
Fiksi Penggemarcerita kegabutan khusus yg suka BXB yg gak suka skip bocil jangan baca "PAMALI"🤣