"Maaf aku tidak bisa, Sarah. Aku memiliki urusan malam ini."
Donghae berjalan melewati dua orang bodyguard berwajah masam di depan pintu masuk kelab. Dia menyapukan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan sambil tetap berbicara pada Sarah yang mulai merengek. Wanita manja itu ingin dia datang ke apartemennya agar mereka bisa menghabiskan malam bersama. Tapi Donghae sedang tidak dalam mood yang bagus untuk bercinta dengan siapapun. Moodnya hancur sejak dia mendengar Hanseol membicarakan tentang masa lalunya bersama Yoona. Dia curiga bahwa selama ini Hanseol sering membicarakan aib-aibnya pada staf-stafnya di kantor, di belakang punggungnya.
"Sampai jumpa besok. Hmm... kau akan mimpi indah malam ini."
Donghae malas-malasan menanggapi rengekan Sarah dan mematikan sambungan teleponnya. Syukurlah dia berhasil mengatasi wanita merepotkan itu. Dia mungkin menikmati tiga puluh menit berhubungan seks dengan wanita seksi itu di ruangannya, tapi dia tidak akan membiarkan hubungan mereka berkembang lebih jauh. Sarah jelas-jelas tidak termasuk dalam kriterianya. Wanita itu terlalu manja, suka memerintah dan merengek-rengek. Seharusnya semua wanita seperti Yoona, sangat mandiri, tegas dan profesional. Yoona cantik tanpa kesan yang berlebihan. Dia selalu suka memandangi bokong mungilnya yang bergoyang lembut setiap kali Yoona berjalan masuk ke dalam ruangannya. Rok span sempit yang membungkus pinggangnya adalah yang terbaik. Donghae tidak bisa berhenti membayangkan Yoona dalam semua fantasi kotornya.
Tapi meskipun dia mengagumi sosok sekretarisnya yang cantik dan cekatan, dia tidak akan pernah merusak hubungan profesional diantara mereka. Yoona terlalu bagus untuk dirusak. Dia lebih cocok untuk menjadi sekretarisnya daripada salah satu teman kencannya.
"Donghae. Lama tidak bertemu."
"James."
Donghae balas memeluk James dan menepuk punggungnya pelan. James adalah pemilik kelab itu sekaligus temannya di univeristas.
"Kelabmu semakin berkembang pesat. Aku suka konsep tentang DJ dan lampu disko itu."
"Thanks. Seharusnya kau datang ke sini kemarin, Tony dan Edgar juga bergabung untuk minum-minum."
"Sayang sekali aku memiliki pekerjaan yang harus kulakukan. Hari ini aku hanya ingin sedikit bersenang-senang."
"Mau menari gila-gilaan di lantai dansa?"
"Seriously? Aku sangat tidak cocok dengan gaya liar seperti itu."
James terkekeh pelan menanggapi ocehan Donghae. "Kalau begitu kau bisa pergi ke meja bar. Dexter akan membuatkanmu apapun."
"Aku memang akan ke sana sebentar lagi. Mau bergabung?"
"Mungkin nanti. Aku sedang menunggu seseorang."
"Baiklah. Bergabunglah saat kau sudah tidak menunggu siapapun. Kurasa aku ingin membicarakan bisnis denganmu."
"Tentu. Nikmati malammu."
Setelah bertukar tepukan di pundak, Donghae bergerak lebih dalam menuju meja bar. Bola matanya berkeliling menjelajahi lantai dansa yang penuh sesak malam ini. Semua orang menari dengan liar diiringi musik dari Stefano, sang DJ. Tak sengaja sudut matanya menangkap sosok seorang wanita yang cukup familiar dengannya. Rambut coklat bergelombang yang menggantung indah di pundaknya yang mungil adalah ciri khasnya yang sangat familiar. Dia tidak mungkin salah mengenali wanita itu sebagai sekretarisnya.
Tapi tunggu... Donghae memperhatikan wanita berpakaian minim dan seksi itu dengan bibir berkedut. Dia pasti telah salah sangka selama ini. Yoona bukan wanita pendiam yang polos, dia ternyata menyembunyikan tubuh seksinya yang panas di balik setelan-setelan formal yang selalu dikenakannya di kantor. Lihatlah betapa nakalnya Yoona dalam balutan gaun ketat dengan kerah V yang sangat tajam menunkik di atas pusarnya. Semua pria menatapnya dengan berliur. Setidaknya mereka akan berhenti sebentar dari aktivitas mereka untuk memandangi Yoona yang sedang berjalan dengan lincah diantara para pengunjung kelab yang liar.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOONHAE ONESHOOT STORY 2
DiversosHaii.. Karena Yoonhae Oneshoot Story 1 udah penuh, jadi cerita Yoonhae lanjutan dari buku 1 pindah di sini yaa.. Enjoy all ^^