"Hey, kenapa kau tidak memakan makan siangmu?"
"Hanseol! Kenapa akhir-akhir ini kau sering menggangguku."
"Benarkah?"
Tanpa menghiraukan tatapan orang-orang di sekitarnya, Hanseol menarik kursi kosong di depan Yoona dan duduk dengan nyaman. Dia melirik segelas orange jus yang belum tersentuh sama sekali dan meraihnya. Yoona memelototinya dengan tajam saat Hanseol meminum orange jusnya tanpa rasa bersalah.
"Kau seorang manager keuangan demi Tuhan."
"Kenapa memangnya?"
"Kau bisa membeli minumanmu sendiri. Wanita di balik meja konter itu akan dengan senang hati melayanimu."
"Aku lebih suka meminum mnuman milik sahabatku. Lagipula kau kelihatannya tidak akan meminumnya. Lihat burgermu, kau hanya memotong-motongnya tanpa berniat memakannya."
"Aku baru saja akan memakannya sebelum kau datang."
"Kalau begitu makanlah sekarang. Aku akan menemanimu."
"Aku tidak butuh ditemani."
"Ck, aku akan mengatakannya padamu. Kau tampak menyedihkan. Duduk sendirian di sudut terjauh kafe dan menghindari semua kebisingan di sekitarmu. Lihatlah orang-orang itu, tidak ada yang duduk sendirian dengan wajah lesu seperti dirimu."
Yoona menghela nafas pelan. "Kau sudah menjadi sahabatku selama bertahun-tahun. Kau tahu bahwa aku tidak memiliki teman di kantor karena aku bekerja sebagai sekretaris kakakmu."
"Oh, ngomong-ngomong tentang Donghae, dimana dia sekarang?"
"Sedang pergi makan siang bersama wanita barunya."
Yoona mendesah pelan. Dia memaksa dirinya untuk memasukan sepotong burger ke dalam mulutnya yang bahkan tidak ingin memakan apapun. Dia terlalu kesal dan sedih dengan Donghae. Kadang-kadang dia merasa Donghae memperlakukannya cukup istimewa sebagai teman. Tapi setelah itu Donghae akan kembali berikap dingin padanya dan mereka akan kembali ke hubungan profesional yang sangat memuakan untuknya.
"Kau cemburu?" tebak Hanseol tiba-tiba.
"Apa kau gila? Jika aku cemburu, aku tidak akan bertahan sebagai sekretarisnya selama bertahun-tahun. Aku hanya kesal karena wanita baru yang pergi bersama Donghae siang ini sangat menyebalkan. Dia menyuruhku untuk melakukan ini dan itu, seperti aku adalah pelayan hotel."
Dia tidak bisa melupakan keangkuhan Sarah saat menyuruhnya membawakan kopi untuknya dan Donghae. Dia masuk ke ruangan itu dengan aroma seks yang sangat kental dimana-mana. Bahkan kemeja yang dipakai oleh Donghae tidak terlihat selicin sebelumnya. Kemeja itu menjadi kusut di bagian pundak dan dadanya. Yoona bisa membayangkan apa yang dilakukan Sarah pada kemeja itu sebelumnya. Dan yang lebih buruk, wanita itu belum mengancingkan blusnya yang kekecilan dengan dada yang nyaris tumpah ketika dia berjalan masuk untuk membawa kopi. Gaya duduk Sarah yang agak tidak sopan dan sedikit nakal membuat Yoona ingin muntah. Dia meletakann kopi itu dengan cepat di atas meja lalu menghilang di balik pintu.
Tapi tak lama kemudian Sarah memanggilnya lagi, dia menyuruhnya untuk memesan tempat di sebuah restoran yang selalu ramai di Country Club.
"Lakukan itu sekarang, Yoong. Aku tidak mau kami batal makan siang di sana karena kelambananmu."
Hanseol tertawa terbahak-bahak melihat bagaimana Yoona menirukan gaya wanita baru yang sedang dikencani kakaknya saat ini.
"Aku benci dipanggil Yoona hanya untuk disuruh-suruh. Dia pikir aku pelayannya, huh?"
"Kau memang berhak untuk marah. Wanita itu sudah terlalu berlebihan."
"Jangan lupakan gaya angkuhnya saat berjalan di depanku sambil menggandeng lengan Donghae dengan posesif. Dia pikir aku peduli dengannya, huh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOONHAE ONESHOOT STORY 2
CasualeHaii.. Karena Yoonhae Oneshoot Story 1 udah penuh, jadi cerita Yoonhae lanjutan dari buku 1 pindah di sini yaa.. Enjoy all ^^