"Inilah saatnya."
Yoona melepaskan pelukannya dari Sooyoung. Dia mengusap setitik air mata yang menetes di pipinya.
"Aku yakin kau bisa, Yoong. Tunjukan pada mereka siapa dirimu yang sebenarnya."
"Terimakasih, Sooyoung. Kau sahabat baikku. Aku tidak akan bisa melewati semua ini tanpamu."
"Kami menyayangimu, Yoong."
Yoonah menoleh menatap Minho. Dia kemudian meringsek ke dalam dekapannya yang hangat.
"Wish me luck."
Yoona berjalan masuk ke dalam aula dengan ketenangan yang luar biasa mengagumkan. Para dewan kampus dan para dosennya telah berkumpul di dalam aula untuk mengujinya. Mereka semua di sana, kecuali Donghae. Yoona sedih karena tidak bisa melihat Donghae pagi ini di aula. Tapi satu jam yang lalu mereka telah berbicara melalui telepon. Donghae menyesal karena dia tidak bisa mendampinginya saat para dewan kampus itu mengunyahnya. Tapi Donghae janji bahwa dia akan selalu mendukungnya dari jauh.
"Apa kau siap, Yoong?"
"Ya, Mr. Angelo."
Pria itu menyemangatinya di balik senyuman tulusnya. Mr. Angelo adalah satu dari beberapa dosen yang percaya padanya bahwa dia tidak mungkin melakukan kecurangan untuk menjadi seorang mahasiswa terbaik. Meskipun awalnya Mr. Angelo terkejut mengetahui fakta bahwa dia memiliki hubungan khusus dengan Donghae, tapi dia tidak menghakiminya. Mr. Angelo menganggap cinta adalah hal yang normal, yang dimiliki oleh semua manusia.
"Baiklah, kita memiliki lima puluh soal yang perlu kau kerjakan dalam waktu satu jam. Dan kami akan memiliki lima soal analisis yang harus kau jawab secara lisan setelah soal tertulis itu selesai kau kerjakan. Apa kau siap?"
"Ya, aku siap. Mari kita mulai sekarang juga."
Yoona tidak pernah merasa sepercaya diri itu sebelumnya. Dia menyikat habis lima puluh soal dalam waktu kurang dari satu jam. Dia melihat para dewan kampus terpukau dengan kecepatan mengerjakan soalnya. Tapi mereka masih memiliki lima soal verbal yang sulit, dan mereka yakin Yoona tidak akan bisa menjawabnya dengan tepat.
Mereka hanya tidak tahu bahwa Yoona telah berjanji pada Donghae untuk tidak mengecewakannya. Dia tidak akan membuat pengorbanan Donghae sia-sia.
"Itulah semua jawabanku. Apa kalian masih berpikir bahwa aku curang selama ini?"
Kemenangan telah di depan mata. Yoona tersenyum menatap Sooyoung dan Minho yang duduk di barisan paling belakang. Mereka saling bertos dan melambai ke arahnya dengan senyum yang sangat lebar.
Samie Witacker berdiskusi dengan rekan-rekannya dan para dosen untuk menilai jawaban Yoona. Wajahnya menunjukan rasa bersalah dan penyesalan mendalam.
"Sekarang kami percaya bahwa kau tidak pernah melakukan kecurangan apapun. Kau berhak mendapatkan gelar sebagai mahasiswa terbaik, dengan pujian."
Tepuk tangan yang sangat riuh memenuhi seluruh penjuru aula. Yoona menutup mulutnya tak percaya melihat semua orang berdiri dari tempat duduk mereka dan memberinya tatapan kagum atas kerja kerasnya selama ini.
"Good job, Yoong!" Sooyoung berteriak sangat keras dan melambai-lambai dengan heboh ke arahnya.
Yoona tersenyum kecil. Dia mengangguk ke arah Sooyoung, kemudian dia berjalan keluar meninggalkan aula. Kelegaan membanjiri dadanya. Tapi kebahagiaan itu belum lengkap tanpa Donghae di sisinya.
"Donghae..."
Nafas Yoona tercekat saat memasuki kantor Donghae. Ruangan itu telah kosong. Hanya tersisa seperangkat sofa, meja kerja, dan sebuah kursi kulit di ruangan itu. Ruangan itu sunyi dan dingin. Yoona membungkam bibirnya yang mulai bergetar dengan telapak tangannya. Dia tidak percaya Donghae meninggalkan kampus secepat itu tanpa berpamitan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOONHAE ONESHOOT STORY 2
DiversosHaii.. Karena Yoonhae Oneshoot Story 1 udah penuh, jadi cerita Yoonhae lanjutan dari buku 1 pindah di sini yaa.. Enjoy all ^^