"Memangnya apa yang sedang kupikirkan, huh?"
"Kka-kau mendengarku mengatakan sesuatu di depan cermin?"
"Memangnya apa yang tadi kau katakan? Aku baru saja mendapat telepon dari Brenda. Dia bilang, kelas Mr. Angelo dibatalkan hari ini karena Mr. Angelo sakit. Kita bebas hari ini karena Mr. Angelo tidak memberi kita tugas. Kita akan bersenang-senang, Yoong!" Sooyoung mengguncang-guncang pundaknya dengan keras dan membuat Yoona semakin mual.
Yoona mendorong Sooyoung menjauh dan mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup sangat kencang di rongga dadanya.
"O-oh, maafkan aku, Yoong. Aku hanya terlalu bersemangat dengan berita bagus itu. Ayo kita pergi ke kafetaria dan dapatkan sesuatu untuk perutmu."
"Aku belum sarapan tadi pagi."
"Nah. Kau muntah-muntah karena kau belum sarapan. Ayo, kuantar kau ke kafetaria."
Sooyoung menyeretnya keluar dari kamar mandi dengan penuh semangat. Yoona hanya pasrah mengikuti langkah kaki Sooyoung yang sangat cepat. Mereka berjalan melewati lapangan basket dan melihat para anggota klub basket sedang berlatih untuk turnamen. Sooyoung mencoba mendapatkan atensi dari salah satu pemain basket yang menurutnya menarik. Pria itu merespon kedipan nakal Sooyoung dengan sebuah flying kiss.
Sooyoung menjerit-jerit heboh di sampingnya, sedangkan Yoona fokus pada hal lain. Bola matanya tak sengaja menangkap sosok Donghae sedang berdiri di pinggir lapangan bersama beberapa petinggi kampus. Donghae awalnya terlihat serius mendengarkan koleganya berbicara, tapi kemudian Donghae mengangkat wajahnya dan tatapan mereka saling bertumbukan. Yoona seperti kehilangan orientasinya untuk sesaat. Dia masih tidak percaya jika sosok di seberang sana, orang nomor satu di kampusnya, adalah pria yang menikahinya di City Hall kemarin. Pria itu adalah suaminya!
Duagh!
Sesuatu menghantam kepala Yoona dengan keras. Tubuhnya limbung ke belakang sebelum dia jatuh terduduk di atas lantai lapangan yang keras. Orang-orang berdatangan dengan cepat untuk menolongnya. Teriakan mereka seperti ribuan palu yang memukul-mukul kepalanya. Yoona mengerang kesakitan.
"Ya Tuhan, Yoong! Apa kau baik-baik saja? Apa kau bisa mendengar suaraku?"
"Ughhh... Kepalaku..."
Yoona mencoba memfokuskan pandangannya yang kabur. Sedetik yang lalu pandangannya hanya diisi oleh Donghae yang sedang berdiri di seberang lapangan, dan sedetik kemudian seluruh pandangannya dipenuhi oleh kerumunan orang-orang yang sebagian besar hanya penasaran dengan kondisinya. Hanya sebagian kecil dari mereka yang berusaha untuk menolongnya berdiri.
"Kau harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan scan kepala secara lengkap."
"I'm okay, Sooyoung. Aku hanya syok. Aku pasti terlalu banyak melamun."
"Hai, maafkan aku. Itu semua salahku."
Tatapan Yoona beralih pada seorang pria yang tampak paling menonjol diantara para mahasiswa berseragam basket. Pria itu sangat tinggi, bertubuh tegap, berambut blonde, dan berkeringat sangat banyak hingga bagian depan rambutnya menempel di keningnya. Pria itu menyeruak diantara kerumunan itu dengan rasa bersalah yang kental.
"Sekali lagi maafkan aku. Aku akan mengantarmu ke rumah sakit."
"No, thanks. I'm fine. Aku hanya perlu... Umm... sedikit ruang untuk bernafas, tempat duduk, dan segelas air."
"Kalian dengar itu? Minggirlah kalian semua. Beri dia jalan. Tolong minggirlah."
Sooyoung berperan sebagai seorang bodyguard galak sambil memeluk pundak Yoona erat-erat untuk membawanya ke kafetaria. Sooyoung sesekali menoleh ke arah Yoona untuk memastikan dia baik-baik saja dan mampu berjalan ke kafetaria yang letaknya di sebelah lapangan basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOONHAE ONESHOOT STORY 2
De TodoHaii.. Karena Yoonhae Oneshoot Story 1 udah penuh, jadi cerita Yoonhae lanjutan dari buku 1 pindah di sini yaa.. Enjoy all ^^