Happy Reading 🍀
Manik mata berwarna hijau gelap itu memandang lurus bangunan depannya. Dengan sedikit bergetar seseorang bermanik mata hijau gelap itu melompat dari bangunan yang ia pijak.Tubuh tegap nya menduduki ranting pohon yang mengarah langsung kearah kamar seseorang. Kamar yang selalu ia datangi setiap malam saat pemiliknya sudah memasuki alam mimpinya.
Dengan perlahan namun pasti ia melangkah dengan pelan, menghampiri seseorang yang saat ini sedang tertidur pulas di atas ranjang yang empuk.
"Beautiful girl... damn I want her!"
Menaiki ranjang itu dengan pelan agar sang pemilik tidak terganggu dalam kegiatan gilanya. Mengukung tubuh mungil itu dengan tubuh besar nya.
Kedua tangannya bertopang di kedua sisi kepala seseorang itu agar tidak terlalu menindihnya. Perlahan kepala nya mendekati potongan leher yang jenjang serta mulus itu. Menghirup aromanya dalam dalam yang selalu memabukkan.
"damn! I want it more and more!"
Kepalanya mendusal di potongan leher itu dengan di iringi kecup kecupan kecil yang ia layangkan.
Eummhh
Pikiran kotor nya semakin menjadi saat mendengar lenguhan dari tubuh mungil itu. Ia mengeram saat tubuh mungil itu menggeliat sehingga mengenai bagian bawahnya.
"Shit!"
Ia bangkit dengan segera, tapi sebelum itu ia menyempatkan diri untuk memberikan tanda kemerahan pada potongan leher itu.
"good night baby"
Suara serak nya mengalun merdu di hening nya malam. Ia pergi meninggalkan kamar itu cepat sebelum hal yang tidak di inginkan terjadi. Tetapi tidak tahu untuk kedepannya.
Sedangkan sosok bertubuh mungil itu membuka kedua matanya setelah kepergian orang itu.
"Haha.. lucu nya.."
Bibir indah itu tersenyum menyeringai licik karena rencananya berjalan dengan lancar tanpa melakukan apapun.
"Padahal gue belum bertindak tapi satu pion berada di pihak gue. Hah.. senang nya"
Ruby tersenyum. Ternyata tanpa bertindak pun mereka datang kepada nya. Ia jadi semakin tidak sabar untuk bertemu dengan keempat pemuda lainnya.
"Mari memulai semuanya"
******
Ruby menatap pantulan diri nya dari cermin yang ada di meja riasnya. Tanpa makeup maupun merias rambutnya Ruby sudah terlihat cantik dan menawan secara bersamaan.
Sedikit tersenyum tipis ia segera bangkit dari duduknya saat pintu kamar nya terbuka, menampakkan kakak lelaki nya yang sudah siap dengan pakaian lengkap.
"Sudah siap honey?"
Ruby mengangguk singkat, lalu menghampiri kakak lelaki nya itu. Tangannya ia selipkan di lengan kekar kakak nya. Lalu mereka berjalan beriringan menuju ruang makan.
Selama di perjalanan Ruby hanya diam, begitu pun dengan Leonard yang hanya bisa melirik adik nya beberapa saat.
Pemandangan pertama saat memasuki ruang makan Ruby melihat pria paruh baya sedang duduk seorang diri di meja makan. Seperti nya itu adalah ayah dari pemilik tubuh yang ia tetapi.
Mendudukkan dirinya di samping kanan sang ayah, sedangkan Leonard duduk di hadapannya. Keluarga itu makan dengan hening tidak ada perbincangan maupun candaan yang menyapanya.
Leonard menaruh pisau dari di samping piring nya, dan itu membuat Ruby serta Gilbert menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Aku akan ke bagian timur untuk beberapa waktu. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan disana" Leonard menatap ayahnya seolah meminta izin kepada pria itu.
"Silahkan, ayah tidak pernah melarang mu melakukan sesuatu yang kau sukai"
Leonard tersenyum tipis mendengar nya, dan tanpa Gilbert tahu ucapan nya itu akan berdampak berbahaya. Membangunkan sesuatu yang sudah lama tertidur pulas di dalam diri seseorang.
******
"An apakah aku mempunyai kegiatan hari ini? Rasanya aku bosan karena tidak memiliki kegiatan apapun"
Ruby mengeluh lantaran hanya dirinya lah yang tidak memiliki kegiatan apapun selama ini. Hanya bisa terdiam diri di kamar atau tidak menyulam serta melukis sesuatu. Namun semua kegiatan itu sudah ia lakukan, bahkan hasil karyanya sudah ia pajang di dinding kamarnya.
"Tidak putri. Jadwal anda hari ini kosong" An yang sebagai pelayan pribadi Ruby berucap dengan sopan.
"Ayolah! Apa tidak ada kegiatan gitu? Seperti menghadiri acara minum teh atau pergi ke tempat lelangan? Aku sungguh bosan An!" Rengek Ruby dengan kesal.
An hanya diam, dan itu membuat Ruby bertambah kesal karena memiliki pelayan pribadi yang kaku nya minta ampun.
"An.. apa di daerah sini ada pasar?"
An mengangguk. Ruby yang melihatnya tersenyum senang.
"Baiklah mari kita ke pasar untuk berburu makanan enak!"
Setelah mendapatkan izin dari Duke Gilbert Ruby berserta An dan beberapa penjaga pergi menuju pasar. Senyum Ruby semakin mengembang saat tujuan nya sudah sampai. Bukan tanpa alasan ia ingin ke pasar, karena ada sesuatu yang harus ia lakukan di tempat ini. Yaitu bertemu dengan tokoh utama pria ketiga.
Ruby berjalan santai menuju toko makanan manis berada, dengan riang ia melangkah dengan diiringi senandung kecil dari bibirnya.
Bruk.
Aw.
Dengan mata terpejam Ruby dapat merasakan seseorang yang berada diatasnya. Perlahan ia membuka kedua matanya. Lalu wajah tampan milik seseorang lah yang ia lihat saat ini.
"Kau!?"
******
Bersambung...
Up sesuai mood.
Double up yaa biar besok libur..
Chapter 3/ bab 3
Vote, komen, follow jangan lupa💜
Dilarang plagiat!
Kalau ga suka sama cerita nya silahkan pergi dari lapak ini!Terimakasih bagi yang sudah membaca!! Luvvv
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonists in Novels
Teen FictionSUDAH TIDAK DI LANJUTKAN! Tak pernah terbayangkan dalam benak Ruby hal fantasi ini ada di dunia nyata, bahkan hal tersebut benar benar terjadi padanya. Memasuki sebuah novel fantasi yang saat ini sedang di minati banyak orang, entah itu dari kalanga...