five..

861 83 1
                                    

Budayakan untuk vote dan follow!!..

Selamat membaca..

Happy Reading 🍀

Gilbert yang selaku sebagai ayahnya tentu tak terima saat putri nya dijadikan sebagai tumbal politik kerjaan. Menikahkan putrinya dengan raja benua sebelah tentu sama saja menyerahkan nyawa dengan percuma! Hal ini membuat geram karena keputusan sepihak yang di lakukan oleh menteri menteri yang lainnya.

"Saya tidak setuju!! Bagaimana jika putri saya terluka! Atau bahkan ada kejadian yang tak diinginkan!!" Gilbert melakukan pemberontakan. Tidak peduli dengan nyawanya sendiri yang terpenting adalah putri selamat dari pemikiran bodoh orang orang ini.

"Dimana tata krama mu Duke Gilbert? Bukankah keputusan ini sudah disepakati oleh semua pihak? Apalagi yang harus kau permasalahkan. Keamanan putri mu terjamin disana"

Ucapan yang di lontarkan oleh raja membuat nya bertambah geram.

"Saya ayahnya! Dan saya berhak atas kehidupan putri saya sendiri! Jika ingin menumbalkan seseorang, bukannya kau juga memiliki seorang putri yang mulia!? Kenapa harus putri ku yang kau gunakan!"

"Apa yang kau katakan Duke Gilbert? Tentu saja putri ku berhak memilih pasangan nya sendiri! Bagaimana bisa kau berkata tidak sopan kepada ku!"

Gilbert berdecih sinis, tatapannya semakin menajam tak terima dengan semua ini. Ia ayahnya! Tentu saja ia juga berhak dengan kehidupan putrinya! Kenapa semua orang bodoh ini begitu menyebalkan!

"Seperti ucapan mu yang mulia, putri ku juga berhak memilih pasangannya sendiri! Jika kau tetap memaksa lebih baik kau sendiri yang menikah dengannya! Jangan pernah kau memaksa ku untuk melepaskan putri ku secara sukarela!"

Gilbert pergi meninggalkan ruang rapat dengan emosi yang menguasai nya.

Selepas kepergian Gilbert semua orang terdiam.

"Lakukan rencana dua. Culik putri Duke Gilbert lalu serahkan putri nya itu, rencana ini harus diselesaikan dengan cepat untuk keamanan penduduk"

Melihat raja nya juga sudah pergi menteri menteri lainnya tampak terkejut dengan rencana kedua.

"Sepertinya aku harus memberi tahu Duke dengan rencana ini!"

Seorang pria yang menyamar sebagai pelayan di kerajaan adalah mata mata yang Duke Gilbert suruh. Sebagaimana takutnya raja licik itu bermain curang ia akan segera bertindak sebelum rencana nya dilakukan.

*****

"An seperti nya ada sesuatu yang terjadi kepada ayah, firasat ku mengatakan nya"

Ruby menunggu kepulangan ayahnya beberapa menit lalu, ditemani dengan An.

"Dan aku berharap ini bukan hal yang buruk"

Melihat kereta kuda ayahnya sudah sampai Ruby segera menghampiri nya, menyambut kepulangan ayahnya itu yang baru saja selesai rapat di kerajaan.

"Ruby ada satu hal yang harus ayah katakan pada mu"

Gilbert menggenggam tangan putri nya erat. Menarik lembut tangan itu untuk mengikuti langkahnya.

"Kau harus pergi dari sini Ruby, jika kau bertanya apa alasannya ayah tidak bisa memberitahu mu. Pergilah dengan An dan beberapa penjaga dari kediaman, pergi sejauh mungkin. Ayah tidak mau kau tertangkap oleh nya"

Gilbert memeluk Ruby dengan erat. Mengecup pucuk kepala anak nya dengan sayang.

"Kenapa tiba tiba ayah? Apa yang terjadi?" Ruby menatap ayahnya dengan tatapan bertanya yang jelas.

"Ayah tidak bisa memberitahu mu. Sekarang segera lah bersiap, ayah akan menyiapkan penjaga untuk mu"

Walaupun berat melepaskan anak nya Gilbert tetap melakukannya. Menyuruh anaknya pergi sejauh mungkin karena keadaan yang mendesak. Jika keadaannya sudah kembali membaik Gilbert akan membawa Ruby kembali.

"Maafkan ayah Ruby. Ayah gagal menjaga mu dari manusia licik itu, tetapi ayah berjanji. Ayah akan segera menyelesaikan semua ini dengan cepat"

Itu kata kata yang ayahnya lontarkan sebelum ia pergi meninggalkan kediaman.

Sebelum pergi Ruby sempat melihat ayahnya menangis menatap kereta kuda yang ia gunakan semakin jauh.

"Ayah jangan menangis... Karena itu akan membuat mu menjadi lemah" gumamnya.

Ruby melambaikan tangannya dengan tersenyum lebar.

"PAPAY AYAH! AKU MENYAYANGIMU!"

Gilbert tersenyum dan membalas lambaian anaknya.

"Ayah harap kamu bahagia"

******

Selama di perjalanan Ruby hanya diam menatap jalanan yang semakin lama terlihat pohon pohon lebat.

"Kita akan pergi kemana An?"

"Kita apa pergi kepinggir kota putri, perbatasan benua. Untuk sementara waktu kita akan di tinggal disana"

Mengangguk singkat Ruby kembali menatap arah luar jendela kereta. Namun fokusnya terambil saat ia tak sengaja melihat seseorang yang tengah berlari di dalam hutan dengan dikejar beberapa orang.

"BERHENTI!"

Kereta mendadak berhenti di tengah hutan. Ruby segera keluar dari kereta dan berlari kedalam hutan, menghiraukan teriakan An dan beberapa penjaga.

Terus berlari Ruby tidak sadar kalau kakinya sudah terluka karena tumbuhan berduri yang tak sengaja ia pijak. Alas kakinya sudah entah kemana.

"Gue harus nolong dia"

Srek.

Tubuhnya tertarik kuat dari balik pohon besar yang cukup seram. Seseorang membekap mulutnya dari belakang.

"Siapa kau?"

Suara berat terdengar begitu dekat di telinga nya. Ruby melirik kebelakang, terlihat seseorang dengan jubah hitamnya.

Apa dia orang yang sama?


******

Bersambung...

Up sesuai mood.
Chapter 5/ bab 5
Vote, komen, follow jangan lupa💜
Dilarang plagiat!
Kalau ga suka sama cerita nya silahkan pergi dari lapak ini!

Terimakasih bagi yang sudah membaca!! Luvvv

Antagonists in NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang