Bagian 17- Noa

0 0 0
                                    

Kepala Noa pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepala Noa pusing. Semuanya tampak berputar putar. Suara juga terdengar berdengung.

Noa tidak tahu Noa dimana, tapi tempat yang hangat. Kosong, senyap. Noa capek. Mau tidur aja.

Nanti kalau udah nggak capek baru deh cari bang Jemy.

Noa hanya ingin tidur sebentar saja.

Sungguh.

"Rupanya kita berjodoh" suara gema.

Aku mencoba melihat ke sekeliling. Tidak ada apa apa.

"Mari bertemu lain hari" suara gema itu lagi.

Daripada mikir mending tidur, Noa ngantuk. Mau nya tidur.

"Noa"

Mau tidur, nanti aja ya.

"NOA!"

berisik, jangan teriak. Noa mau tidur.

"NOA!"

Noa mau tidur.

" NOA!"

Aku langsung membangun badan ku. Lalu melihat sekeliling, putih dan biru, pakaian aku juga sudah berubah.

"Noa dimana?" Gumam ku.

Mulutku juga di tutup dengan alat yang kasih oksigen. Sebelah Noa juga ada alat yang suka bunyi.

Apa aku sakit?

Tapi- tadi Noa hanya tidur bentar.

Noa sendirian disini? Nggak ada yang nemenin? Bang Jemy mana? Milo mana? Aria mana?

Kenapa Noa sendirian disini?

Apa mereka sekolah?

Noa mau turun.

Mari kita turun!

Pelan pelan cabut nya-

Tit tit tit, tittttttt.....

Brak! Suara pintu di buka keras.

Aku melihat bang Jemy dari pintu itu.

"NOA!" teriak bang Jemy.

"Kamu tidak apa apa? Ada yang sakit? Apa kamu lapar? Atau ada yang sakit?" Ucapnya.

Aku menggeleng, "Noa sehat, jadi Noa mau pulang" ujarku.

Bang Jemy menghela nafas, lalu meletakan tangannya ke keningku.

"Udah nggak panas" ujarnya.

"Oh! Sudah bangun rupanya" ucap Pak Dadi.

Diantara semua orang, kenapa pak Dadi yang harus muncul? Nggak ada Aria atau Milo gitu?

"Milo mana?" Tanyaku

"Masih di sekolah" ucap bang Jemy.

"Bang Jemy nggak ke sekolah?" Tanyaku.

"Tidak Noa, Abang jaga Noa" ucapnya.

Demi keluarga ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang