Siang hari yang sangat cerah. Sinar matahari begitu terang menyinari bumi. Cahaya nya menerobos masuk ke sela sela kain gorden putih yang berada di ruang kerja milik lelaki berusia matang itu.
Dengan stelan khas seorang doktor yang dominan berwarna putih, pria itu merapihkan rambutnya. Ia akan melakukan sesi pertemuan kedua dengan pasien barunya yang sangat imut itu.
Ia terkekeh mengingat bagaimana kesan pertama kali saat dirinya melihat sang pasien. Wajah imut, pipi gembul dan gigi lucunya, tatapan berbinar menatap permen. Ia hampir tertipu dengan semua penampilan itu.
Ia kira Pemuda yang mengantarkannya itu adalah kakak dari si pasien. Ternyata pasiennya berusia 22 tahun dan sedang di masa krisis skripsinya. Stress akibat skripsi tentu saja sering terjadi.
Bahkan tiap tahun Taeil —sang psikolog—pasti mendapatkan setidaknya paling sedikit 3 orang yang latar belakang stress nya itu karna skripsi. Begitu juga dengan Doyoung yang terlihat seperti tidak ada semangat hidup.
"Selamat siang Doyoung.. sudah makan siang?" Tanya Taeil saat pasien yang di tunggu-tunggu masuk kedalam ruangannya.
"Ah, sudah dok.. dokter sudah makan?" Doyoung berusaha seramah mungkin untuk membalas pertanyaan Taeil.
Demi sopan santun yang di ajarkan sang ibu galaknya itu, Doyoung tentu tau tatakrama untuk membalas bertanya juga.
"Sudah juga kok, ini.. mau permen? Atau mau langsung mulai aja?" Taeil menyodorkan sebuah kotak berisi permen yang sengaja ia simpan di mejanya.
"Mau, tapi.. boleh mulai dulu ga?" Doyoung menggoyangkan kakinya di bawah meja. Ia gugup, jujur saja tatapan Taeil entah mengapa menggetarkan hatinya.
"Okay, kita mulai saja kalau begitu ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
STRESS [Ilyoung]
FanfictionIntinya Doyoung stress perkara skripsinya. Tapi dia ga butuh obat, butuhnya orang ganteng. WARN! - bxb - nsfw 1821 - semi baku #8 Taeil (13/4/24)