Chapter 1.

6.1K 97 2
                                    

"Kejar" seru salah satu dari penjahat itu.

   Seorang pria mendengar itu pun berlari kemana saja asal dirinya harus menghindar dari para penjahat.

"Sial jalan buntu" tekan pria itu.

"Shit" ringisnya tatkala darah keluar dari perutnya.

    Entah apa yang dipikirkan oleh pria itu pun menyeret seorang gadis dan memeluknya dengan erat.

"Tuan,lepaskan aku" ucap gadis itu.

Dor.

Dor.

"Hiks,hiks takut" gumam nya.

"Sut,diam,nanti ketahuan" bisik pria yang bernama Darren.

    Ya siapa lagi kalau Darren Samuel Emmanuel pemimpin utama Emmanuel.

"Diam,jangan nangis" sahut Darren dan menghapus air mata itu.

   Darren melihat para penjahat itu pun membawa tubuh gadis mungil itu kedalam pelukannya dan menyembunyikan direntuhan kayu.

"Cari dia,dia bukan pria biasa aku tau dia adalah ketua nya" suruh penjahat.

"Baik" mereka pun pergi menyisahkan Darren yang masih betah memeluknya gadis mungil.

"Sangat mungil," bathin Darren dan mengangkat tubuh Gadis itu.

"Cantik juga gadis ini dan sangat pas dalam pelukanku yang kekar" gumam Darren.

   Darren melihat liontin yang dipakai oleh Gadis itu.

"Bunga Syahputri" bathinnya.

"Shhh" ringisnya tatkala menahan lukanya.

"Nyaman banget,sampai sampai kamu tertidur pulas" ucap Darren.

  Darren pun duduk disalah satu kursi dan menelpon asistennya.

"Cari koordinat saya, dan jemput saya" suruh Darren.

"Baik tuan" sahut assistennya.

   Tak lama kemudian datanglah anak buahnya Darren menaruh tubuh mungil itu didalam mobilnya.

"Cari indentitasnya sampai dapat,jika sudah kirim ke saya" suruh Darren.

"Baik tuan" sahut Tristan.

"Lalu dengan luka tuan" tanya Tristan.

"Biar dokter Budi yang mengurusnya dan kau cari biodatanya" suruh Darren.

"Baik," sahut Tristan.

  Dokter Budi pun membalut luka Darren pria berusia 29 tahun itu menatap wajah cantik itu yang tertidur diatas kasurnya.

Ting!.

  Darren membaca kiriman dari Tristan dengan teliti Darren membaca dengan detail.

"Bunga Syahputri,yatim piatu dan pernah tinggal bersama paman dan bibi nya" Darren geram saat tau gadis itu dipukul disiksa saat meminta makanan untuk diisi perutnya.

   Setelah membaca detail dari kehidupan Bunga kini Darren dan benar saja Darren melihat tamparan di pipi Bunga membuat Darren mengelusnya.

"Egghh" Bunga mengerjabkan matanya tak sengaja melihat wajah tampan milik Darren.

   Bunga pun sedikit mundur ketakutan karena Darren menatapnya seperti mangsa.

"Kamu kan yang membeli ku di diskotik,hiks aku tidak mau lepaskan aku" ucap Bunga.

   Darren pun mendekat dan semakin mendekat.

"Saya tidak membelimu Girl tapi saya yang menyelamatkanmu dan" ucap Darren dan mengelap bibirnya.

"Bibirmu manis girl" ujar Darren dan menarik lengan Bunga dan memeluk tubuh Bunga.

"Hiks,kamu hiks mesum" gumam Bunga.

"Dimana saya mesum litle girl" tanya Darren.

"Buktinya kamu menciumku" gumam Bunga.

"Saya tidak tahan lagi dengan bibir mungil ini ingin sekali saya melumat dengan mesra" ucap Darren dan menunduk.

   Darren menikmati bibir manis itu dan menatap mata bulat itu dengan terkejut Darren mengelap bibir itu dan berbisik.

"Manis,jangan bilang ini ciuman pertamamu" tanya Darren.

"Iya,hiks hiks itu ciumanku yang pertama" sahut Bunga dan wajah tersipu saat tau dirinya dipanggil Litle girl.

"Berapa usiamu" tanya Darren.

"25 tahun" sahut Bunga.

"Nama" tanya Darren.

"Bunga Syahputri" sahut Bunga.

"Sudah,mandi sana saya sudah menyiapkan perlengkapan mandimu" suruh Darren.

"Tapi aku tidak tau dimana kamar mandi" sahut Bunga tatkala Darren melihat nya.

"Bagaimana kita mandi bersama biar hemat waktu." tanya Darren.

"Tidak mau" sahut Bunga dan tiba tiba kepalanya sangat pusing.

"Ada apa,kenapa"tanya Darren.

"Kepalaku sakit banget," sahut Bunga.

"Jangan diketuk kepalanya," sahut Darren.

   Darren mengangkat tubuh mungil itu walaupun perutnya masih sakit karena tembakan tadi dirinya juga harus memikirkan keadaan Bunga karena sekarang Bunga adalah tanggung jawabnya.

"Pelayan,panggil dokter Rika" suruh Darren.

"Baik tuan" sahut sang pelayan.

   Darren membawa kekamar utamanya yang tak lain kamar pribadinya.

"Hiks,hiks sakit banget" gumam Bunga.

"Jika kamu pusing atau sakit kepala apa yang kamu minum" tanya Darren dan menaruh diatas kasurnya.

"Obat kepala hanya itu" sahut Bunga.

Kruk.

Kruk.

   Bunga mengigit bibirnya tatkala dirinya sangat lapar.

"Boleh aku bekerja disini,kamu tidak membayarku tidak apa apa asalkan aku dapat nasi" ucap Bunga.

"Saya tidak membiarkan kamu bekerja," sahut Darren dan melepaskan semua baju yang dipakai Bunga.

"Tuan,apa yang kamu lakukan aku malu" cicitnya.

"Tenang baby girl,saya tidak mengambil darimu jika kamu yang ingin menggoda saya" bisik Darren dan memberikan baju yang pas untuk Bunga.

"Sudah pakai bajumu dan berbaring sebentar lagi makananmu datang" suruh Darren dan menuju kekamar mandi.

"Hum,dia sangat mesum tapi kenapa dia menatap ku sangat lembut" ucap Bunga dan memasang bajunya.

  Bunga gemetar saat dia masih trauma atas pukulan tantenya.

"Jangan pukul lagi,aku sakit" gumam Bunga dan memeluk lututnya.

"Hiks,hiks aku ingin bahagia jangan lagi" lirihnya.

  Darren melihat Bunga seperti ketakutan pun memeluknya dengan lembut.

"Tenang,jangan takut" bisik Darren.

Tok

Tok.

"Masuk" suruh Darren.

  Benar saja Dokter Rika masuk beserta beberapa pelayan yang membawa makanan.

Vote yayyau.

MAFIA PROTEKTIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang