Chapter 4

2.5K 85 0
                                    

  Darren hanya menatap Bunga yang asik makan bahkan sesekali mengusap air matanya.

"Segitunya kamu belum pernah makan daging ayam" ujar Darren.

"Iya,aku belum pernah makan ini sekali gigit aku ingin menangis karena pertama kalinya aku makan daging ayam"sahut Bunga.

"Boleh aku bekerja disini" tanya Bunga.

  Mendengar itu Darren menatap wajah gadis itu dengan teliti.

"Tidak,saya tidak akan memberikan pekerjaan untukmu tugasmu hanya satu makan dan istirahat yang penuh" sahut Darren.

  Bunga ingin sekali menangis tatkala ada orang yang menyuruhnya istirahat.

"Apa aku penting didalam hidupnya kenapa dia menatap aku sangat lembut" bathin Bunga.

"Ada hal menarik di hidupmu Baby Girl dan kamu gadis yang termasuk kriteria saya" bisik Darren.

  Bunga blushing tatkala Darren mengelus pipinya yang sudah memerah.

"Samuel" panggil seorang.

  Darren hanya menghela nafasnya kenapa harus sekarang kedua orang tuanya ada disini.

"Apa" sahut Darren.

"Apa maksudmu,kamu terluka tidak memberitahu kami berdua" sahut sang pria.

"Tidak terlalu parah,lagipula aku lagi malas menghubungimu" sahut Darren.

"Samuel,jaga bicaramu nak dia masih papahmu" sahut seorang wanita.

   Darren mencium tangan mamahnya begitu juga papahnya.

"Apa perutmu masih sakit boy" tanya Emma.

"Tidak mah baik baik saja" sahut  Darren.

"Suka sekali mencari masalah" sahut  Emma dan mengelus tubuh anaknya.

"Samuel,bicaralah sama papahmu sekali saja kamu bicara sama dia mamah tidak mau kamu menjauh dari papahmu" sahut Emma.

"Tapi mah" Darren hanya menghela nafasnya dirinya tidak bisa mengelak lagi umurnya sudah mencapai 30 tahun ini bukan sikap anak anak lagi.

"Baiklah" sahut Darren.

  Emma melihat seorang gadis yang menatap nya dengan tatapan berbeda.

"Siapa gadis ini,kenapa dia ada dirumahmu nak kenapa ada gadis cantik yang nyasar kemari" tanya Emma dan berjalan kearah Bunga.

"Siapa nama mu manis" tanya Emma.

"Bunga tante" sahut Bunga.

"Dan kamu berani tidak menghubungi mamah bahwa kamu membawa calon menantu mamah" ucap Emma.

"Aku hanya ingin menghabiskan waktu sama Bunga" sahut Darren.

   Emma menatap sengit pada putranya dan melihat Bunga dengan lembut Emma melihat seluruh tubuh gadis itu.

"Kenapa tubuhmu sangat polos sayang,apa Samuel tidak membeli perhiasan untukmu" tanya Emma.

  Bunga hanya meringis saja tentu dirinya tau tempat dirinya hanya tamu disini bukan siapa siapa nya Darren.

"Maka dari itulah aku menelpon mamah tadi pagi agar mamah mengajak dia ketempat perhiasan dan perlengkapan lainnya" sahut Darren.

  Nuel pun memegang tubuh Bunga dan tersenyum simpul.

"Kamu sangat cantik,apalagi kamu memakai perhiasan emas ditubuhmu" sahut Nuel.

"Mah,ajak calon menantu kita dan hari ini mamah harus poles dia" suruh Nuel.

  Nuel mengeluarkan kartunya dan memberikan pada Emma,Darren mengangkat dagu Bunga.

"Pergilah,jika ada seseorang yang menyeretmu panggil saja Tristan agar mereka tau"ucap Darren.

"Kenapa kamu membiarkan aku pergi,aku takut tanteku memukulku lagi" sahut Bunga.

"Hey baby Girl tidak ada berani yang mengambilmu dari saya ingat itu" sahut Darren dan mengelap air mata gadis itu.

  Emma dan Nuel menatap horor sejak kapan putranya romantis begini,Emma pun memegang lengan calon menantu nya.

"Mamah pinjam dulu nanti mamah bawa pulang" sahut Emma.

"Baik" sahut Darren.

"Aku membuat kalian malu karena aku sudah mendapatkan menantuku" bathin Emma dan pergi meninggalkan mansion Darren tidak lupa diri nya juga membawa Bunga.

"Awasi keduanya" suruh Nuel pada Tristan.

"Baik" sahut Mereka.

"Ada apa pah" tanya Darren.

"Kenapa kamu sangat nekat menyusup pada musuh,jika terjadi padamu bagaimana papah tidak mau kehilanganmu" ucap Nuel.

"Samuel baik baik saja pah" sahut Darren.

  Samuel adalah panggilan kesayangan untuk Darren sendiri.

"Baik baik apa hah,ini baru ditusuk" sahut Nuel.

  Nuel hanya menghela nafasnya dan menatap putranya itu.

"Umurmu sudah menginjak 30 tahun,sebisa mungkin papah menasehatimu selagi papah masih hidup,dan bagaimana gadismu ada disini" tanya Nuel.

"Walaupun aku masih berseteru dengan papah tapi aku masih mendengar nasehatimu,dan masalah Bunga aku tidak sengaja menyeretnya tadi malam saat aku dikejar perampok" sahut Darren.

"Papah sudah tau semuanya saat Tristan datang kerumah saat memberikan informasi tentangmu" sahut Nuel.

"Apa kamu sudah menemukan berlian itu" tanya Nuel.

"Sudah pah,aku sudah menaruhnya disuatu tempat" sahut Samuel.

"Lalu bagaimana pekerjaanmu,papah menyerahkan semuanya padamu papah tidak mau kita bangkrut lagi" sambung Nuel.

"Tentu tidak akan terjadi lagi selama Samuel masih hidup kejayaan kita akan berjalan" sahut Darren.

"Bagus" sahut Nuel.

   Kedua pria beda usia itu pun melanjutkan pekerjaannya yaitu membunuh orang.

Vote yayaya.

MAFIA PROTEKTIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang