Chapter 3.

3K 94 0
                                    

  Darren membuka pintu kamarnya dan melihat Bunga duduk disudut ruangan membuat nya mengulung baju lengannya.

"Kenapa"tanya Darren.

   Tidak yakin Darren mengangkat dagu Bunga dan benar saja Bunga menangis.

"Hiks,mereka memukulku hiks aku mau makan tapi mereka terus memukulku" gumam Bunga.

"Siapa yang memukulmu" tanya Darren.

"Tanteku hiks,aku mau bahagia jangan pukul aku lagi" Bunga terus menangis didepan Darren.

  Darren mengangkat tubuh Bunga dan membawa nya ke balkon kamarnya.

"Sudah jangan nangis" ucap Darren.

"Apa kamu menjual aku seperti tanteku dan pamanku" tanya Bunga dan menghapus air matanya.

"Tentu tidak,saya tidak menjual kamu tapi saya menginginkan kamu" sahut Darren seraya mengelap bibir Bunga.

"Hum" Bunga gemetar saat tau telapak kasar itu menyentuh punggungnya.

"So,tubuhmu sangat halus sayang,kulitmu sangat bagus atau bagaimana saya mengecek disana hm" bisik Darren.

"Ish,kamu mesum" gumam Bunga dan memeluk tubuh kekar itu.

"Sshhhh" ringis Darren saat tau darahnya belum mengering.

"Kamu kenapa," tanya Bunga.

  Bunga melihat darah yang belum mengering itu pun turun dari pangkuan Darren.

"Kamu terluka,berbaring ya biar aku bersihin sisa darahnya" sahut Bunga.

"Ya Girl" sahut Darren.

   Bunga keluar kamar dan melihat Jojo yang melewati nya.

"Paman," panggil Bunga.

"Iya Nona" sahut Jojo.

"Hum,ada P3K" tanya Bunga.

"Tentu ada nona" Jojo mengambil kotak p3k dan memberikan pada Bunga setelah mendapatkan apa yang dia mau Bunga pun berjalan kearah Darren berada.

   Bunga pun membersihkan luka Darren dan mengantikan perban dan obat lainnya bahkan pipinya bersemu saat tau Darren memiliki perut Sixpack.

"Kenapa pipimu" tanya Darren.

"Hum,tidak apa apa" sahut Bunga yang semakin blushing.

"Apa yang kamu pikirkan diotak cantikmu" tanya Darren.

"Ooo,saya baru tau kamu terlena dengan perut saya" sahut Darren.

  Bunga menutup wajahnya tatkala ketahuan karena sudah memandang perut Darren.

"Jangan tutup Girl saya mau melihat wajah merahmu" suruh Darren.

"Malu" gumam Bunga.

"Jangan bilang kamu ini pertama kamu melihat perut saya Girl" tanya Darren.

"Iya,hiks hiks jangan pukul aku,aku hanya melihat saja" sahut Bunga.

"Tadi setelah Magrib kenapa kamu keluar dari rumah" tanya Darren.

"Aku,diusir dari rumah karena aku tidak membawa uang sebanyak 1 juta,aku tidak sanggup bekerja mengingat aku memiliki penyakit sesak nafas dan asma" sahut Bunga.

"Lalu kenapa kamu ada dikawasan preman tadi,jika saya tidak menyeretmu bisa saja mereka menjualkan kamu lagi apalagi kamu masih gadis" sahut Darren.

"Hiks hiks aku tidak tau kawasan itu aku mau berteduh maaf maafkan aku jika membuat mu ada masalah hiks jangan jual aku" Bunga menangis begitu saja Darren sangat suka Bunga menangis seperti ini.

MAFIA PROTEKTIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang