Bagian 14.

1.2K 45 0
                                    

   Darren hanya tersenyum tipis pada gadisnya entah kenapa dirinya sangat bucin terhadap gadis dihadapannya.

"Baiklah kamu harus tidur"sahut Darren.

"Tidak mau" Bunga hanya memanyunkan bibirnya.

"Terus" sahut Darren.

"Aku tidak bisa tidur jika mas tidak memeluk tubuh ku" sahut Bunga.

"Baiklah, tapi habiskan semua ini" suruh Darren.

"Suapin" rengek Bunga.

   Darren pun mengangkat tubuh Bunga dan membangku nya setelah itu Darren mengambil satu potongan pizza untuk Bunga.

   Emma dan Nuel sangat bahagia saat tau Darren tidak membentak Bunga atau memarahi yang ada Darren memuja tubuh Bunga.

"Sekarang Bunga adalah sumber kebahagiaan nya" ucap Emma.

"Dulu Jendral menyuruh Darren menjemput Bunga tapi apa Darren malah meminta bantuanmu pah" sahut Emma.

"Papah juga tidak menyangka rupanya Bunga adalah sepupu dari Jendral sendiri makanya Jendral meminta bantuan papah" sahut Nuel.

  Keduanya hanya melihat kebucinan dari Darren sendiri keduanya sangat bahagia karena melihat Darren sangat bahagia dengan Bunga.

  Setelah makan Pizza kini Bunga benar benar tersenyum lepas pada Darren yang mau menuruti kemauannya.

"Terimakasih loh mas sudah turuti semua kemauan ku" ucap Bunga.

"Apapun untukmu sayang" sahut Darren.

"Baiklah kamu tidur dulu" suruh Darren.

   Darren mengangkat tubuh Bunga dan membawanya ke kamarnya Bunga benar benar terhipnotis atas perlakuan Darren pada nya.

"Sudah tidur baby" suruh Darren.

  Berlahan lahan Bunga terlelap begitu saja Darren mengelus wajah cantik yang halus itu.

"Cute" bathin Darren.

   Pria itu pun turun dari tempat tidurnya dan berjalan kearah pintu rahasia nya dan benar saja banyak anak buahnya yang menunggu perintahnya.

"Siapa yang menembak kediaman saya" tanya Darren.

"Virtan tuan" sahut Tristan.

"Virtan Grisham" tanya Darren.

"Iya tuan, dia tau kalau Nona adalah kelemahan tuan makanya dia ingin mengambil nona dari Tuan." sahut Tristan.

"Atas motif" tanya Darren.

"Karena Motifnya dia menyukai Nona tuan" sahut Tristan.

"Oh ya Tuan kata tuan Calvin kita besok bisa koordinasi dengan rencana tuan untuk masuk kembali kedalam bandar itu" ucap Tristan dan memberikan dokumen pada Darren.

   Darren pun membaca dengan teliti jika dirinya tidak membaca maka hilang semua uang yang ber triliunan.

"Atur jadwal saya untuk ini" suruh Darren.

"Saya sudah mengatur tuan hanya saja tuan kapan masuknya" sahut Tristan.

"Malam besok bagaimana Darren" tanya Dalvin.

"Aku tidak sabar memukul wajah Virtan itu" tekan Dalvin.

"Baiklah kita melakukan nya malam besok dan Tristan suruh Eva menjaga Bunga disisinya" suruh Darren.

"Kita belum tentu bisa pulang jika kita sudah masuk belum tentu bisa keluar seperti dulu" sahut Darren.

"Darren bagaimana kamu nego dulu sama Jendral atau Arthan soalnya Arthan juga sangat pandai dalam menyusup" sahut Calvin.

"Arthan lagi mengincar seorang gadis belia lagi pula dia sedang mengurus perceraiannya" sahut Darren dan meninggal kan mereka semua.

   Keesokan harinya.

  Bunga mengerjabkan matanya dan tidak melihat Darren disamping nya akhirnya dirinya pun mandi dengan nikmat setelah mandi dan berpakaian rapi Bunga pun turun dari kamarnya.

"Pagi mamah cantik" sapa Bunga pada Emma.

"Pagi princess" sahut Emma.

"Minum susu mu" suruh Emma.

   Bunga pun minum susunya dan menatap Emma dengan tatapan berbeda.

"Kenapa sayang" tanya Emma.

"Mah, dimana mas Darren" tanya Bunga.

"Dia dikantor sayang" sahut Emma.

"Kamu mau apa" tanya Emma.

"Mau nasi goreng yang ada sosisnya" sahut Bunga dengan malu nya.

"Sudah kamu nonton dulu sana biar mamah yang buat" suruh Emma.

   Bunga hanya mengangguk saja dan tak lama kemudian datang lah Andini yang tak lain nenek nya Darren.

   Bunga memeluk Andini dengan erat keduanya pun hanya nonton kartun upin+ipin.

Vote yyy.

MAFIA PROTEKTIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang