Chapter 2.

3.4K 112 0
                                    

"Katakan" suruh Darren saat Bunga tertidur pulas saat Dokter Rika membius Bunga.

"Nona mempunyai gangguan mental tuan,bahkan nona memilik riwayat asma jika dia kelelahan maka jantungnya mempompa tatkala nona bekerja terus" sahut Dokter.

"Maaf kan saya kalau saya salah bicara tuan,nona pernah mengalami kecelakaan dan mengenai kepalanya dan sampai sekarang nona memiliki sifat seperti anak anak kecil" sahut Dokter.

"Selain asma dan jantung apa riwayatnya lagi." tanya Darren saat mengelus rambut Bunga.

"Nona memiliki trauma bathin tuan" sahut Dokter.

"Baiklah tulis resep obatnya dan beri pada Asisten saya" suruh Darren.

"Baik." sahut Dokter dan meninggalkan kedua pasangan itu.

   Hening itu yang dirasakan oleh Darren,pria matang itu menatap wajah gadis itu.

"Akhirnya kamarku ada penghuni,jangan harap kamu saya lepas girl" bathin Darren dan menuju keluar kamar dan benar saja semua pelayan menatap tuan muda nya itu.

"Gadis yang saya bawa tadi adalah nona muda kalian,kasih apa yang dia minta kecuali pekerjaan" ujar Darren.

"Dan satu lagi buang semua minuman yang beralkohol dan diisi dengan minuman kesukaan gadis itu" suruh Darren.

"Baik tuan" sahut Mereka.

"Jojo" panggil Darren.

"Iya Tuan" sahut Jojo selaku Asisten pribadi Darren.

"Dimana Calvin,dan Dalvin" tanya Darren.

"Kedua sahabat tuan sedang menunggu anda digudang" sahut Jojo.

"Ok,dan tulis semua apa yang diperlukan gadis itu dan masalah baju biar saya yang urus" suruh Darren.

"Baik tuan" sahut Jojo.

   Darren pun meninggalkan kediaman utamanya dan menuju kegudang dan benar saja Darren melihat kedua sahabatnya.

"Astaga Darren lukamu semakin parah" ucap Calvin.

"Buka bajumu biar aku yang bersihin" suruh Dalvin.

"Suka banget cari masalah dengan perampok" sahut Calvin.

"Aku mengambil berlian dari mereka makanya aku ditembak diperut,ah bukan berlian saja tapi seorang gadis cantik" sahut Darren.

"Gadis cantik" tanya Dalvin seraya membersihkan luka Darren.

"Ya,gadis yang merangkap menjadi ibu dari anak anakku,ah membayangkan anak anak membuat ku semakin menginginkan anak" sahut Darren.

"Gila kau,seperti apa sih gadismu ini" tanya Dalvin.

"Lihat" sahut Darren dan memberikan sebuah poto dihape Darren.

"Eehh tunggu bukannya dia gadis yang sama kan yang menyelamatkan kita dari kejaran preman" sahut Calvin.

"Kau benar, dia gadis yang sama dan gadis inilah penyelamat bagiku" sahut Darren.

"Lalu apa keputusanmu selanjutnya" tanya Calvin.

"Membalas perbuatan preman itu berani juga menembak ku" sahut Darren.

"Apa paman Nuel sama Aunty Emma tau kalau kamu terluka dan parahnya membawa gadismu" tanya Dalvin setelah membersihkan luka Darren.

"Aku tidak bisa membawa gadisku kesana mengingat aku masih berseteru dengan Papah" sahut Darren.

"Yaelah masih berseteru,Darren kaya nya kamu harus menurunkan egomu bicara dengan paman Nuel,atau Aunty Emma menghasut Gadismu agar kamu bisa bicara dengan ayahmu"sahut Dalvin.

  Darren menatap sahabatnya benar juga apa yang dikatakan oleh Dalvin bahwa bisa saja mamahnya datang dan menghasut gadisnya itu.

"Gadisku,menarik juga" bathin Darren.

"Bagaimana Tristan" tanya Darren.

"Kami sudah menemukan semuanya tuan" sahut Tristan.

"Dan mereka melihat anda mengendong nona muda sudah dipastikan mereka juga mengambil nona dari tuan" sahut Tristan.

"Mereka tidak akan bisa menyentuh gadis saya selagi saya masih hidup mereka akan terus kalah" sahut Darren.

"Lalu bagaimana Darren, kamu sudah membawa gadismu kedalam kehidupanmu bisa saja nyawanya terancam" sahut Calvin.

"Lihat kedepan" suruh Darren.

  Calvin dan Dalvin menatap datar pada perampok dan preman itu gara gara mereka kedua kembar itu berurusan dengan pihak polisi.

"Kalian menuduh kami pencuri dan rasakan sekarang" ucap Dalvin.

"Hahhaha,gadismu sangat menarik tuan dan tidak akan lama lagi dia akan menjadi milik kami" tekan salah satu dari preman.

Blash.

  Darren menebas salah satu kepala preman itu membuat mereka diam.

"Katakan sekali apa yang dia katakan" suruh Darren.

"Dia"

Blash.

  Sekali lagi Darren menebas kepala preman dengan samurai entah darimana Darren menemukan Samurai.

"Cincang tubuh mereka dan buatkan bakso" suruh Darren.

"Baik" sahut anak buahnya.

"Tidak berubah," sahut Dalvin.

"Gadis itu milikku tidak ada yang bisa memilikinya" ucap Darren.

"Okok,kau harus pulang dulu takutnya gadismu menangis" suruh Calvin.

   Darren pun pulang kerumahnya dan melihat jam ditangannya yang menunjukkan pukul dinihari.

"Selarut ini" gumam Darren.

   Darren pun meluncurkan mobilnya dengan santai walaupun hatinya ada yang menganjal.

Drtt.

"Hm" Darren hanya bergumam saja.

"Maaf tuan,nona menangis kami tidak bisa masuk mengingat kami dilarang masuk" sahut Jojo.

   Mendengar itu Darren pun melajukan mobilnya dan benar saja Darren membuka pintu rumahnya.

Vote yayaya.

MAFIA PROTEKTIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang