( 29 ) Raga Queen

43 16 10
                                    

Perdebatan mulut antara Algara dan Vero telah usai, setelah Algara menghubungi Vero kala dia memberitahu bahwa adiknya Vero telah di culik. Kini, Algara masih tak paham apa yang telah Vero jelaskan. Apa? Apa ini mimpi? Ini terlalu aneh untuk Algara cerna.

Sementara itu Vero mempersilahkan Algara untuk melihat Queen yang berada di dalam kamarnya. Ya, Algara terkejut, mungkin kalian juga. Jika ini benar Queen, lalu Queen yang selama ini bersama Algara itu siapa? Queen bilang memang itu raga kembarannya, dan raganya sudah tiada. Namun apa? Raga Queen masih berada di dunia ini. Jadi? Apa ini?

"Nggak, nggak mungkin, Bang." Algara menggeleng ketika melihat tubuh kaku Queen yang terbaring di ranjangnya. Masih setia dengan alat-alat medisnya. Tangan Algara menyentuh tangan gadis itu. Benar, itu manusia. Algara melihat ke arah Vero yang masih menatap nanar adik angkatnya itu, mata Algara seolah bertanya-tanya.

Vero melihat ke arah Algara sebentar. "Iya gua tau ini salah. Jadi, Queen memang masih hidup, gua takut Queen jadi sasaran pembunuhan Leon dan temennya itu, makanya gua malsuin semuanya. Sejak malam kecelakaan itu, Queen koma di rumah sakit dan sempat dinyatakan meninggal, tapi ternyata nafasnya masih ada," jelas Vero panjang. "Gua juga mau minta penjelasan lo, kenapa lo bilang Queen di culik padahal dia ada di sini?"

"Bang, beberapa bulan lalu gua kaget karena nemuin seseorang yang gua suka itu. Seseorang yang udah meninggal. Dia itu Queen dengan raganya yang lain. Gua tau ini aneh, Bang." Algara menarik napas. "Queen punya kembaran, lo pasti tau itu. Kecelakaan malam itu, bertepatan sama kembaran Queen yang ketabrak mobil, kembaran Queen dinyatakan kritis, namun esoknya kondisinya stabil kembali. Dan lo tau? Queen masuk ke raga kembarannya."

Mereka berdua sama-sama diam. Diam bergulat dengan pikiran mereka masing-masing. Ini memang aneh, tetapi nyata dan terjadi begitu saja. Ternyata, raga Queen masih ada. Wanita misterius yang di simpan oleh Vero itu ternyata raga milik Queen. Queen masih hidup, dia masih memiliki kemungkinan untuk balik lagi ke tubuhnya, tetapi nanti tubuh kembarannya akan meninggal.

"Waktu kita kayaknya udah nggak banyak, Bang. Penjelasan gua emang nggak masuk akal, gua tau. Tapi ada yang lebih penting dari itu, Queen di culik, kemungkinan Leon mau ngebunuh dia, kita harus cepet-cepet nglacak lokasinya."

Vero mengangguk, benar kata Algara. Dia hiraukan sejenak penjelasan yang tak masuk akal itu, Vero dan Algara bergegas keluar dari kamar itu. Sambil berjalan, Vero mengambil ponsel di sakunya. "Tolong lacak lokasi Leon, lima menit lo harus nemuin lokasinya."

Vero memakai jaket kulit berwarna hitamnya, memakai helm dan menunggangi motor hitamnya. Satu pesan dari temannya membuat lelaki itu tersenyum. Belum lima menit temannya dapat menemukan lokasi Leon. "Lo ikutin gua dari belakang, gua udah dapetin lokasinya." Algara mengangguk paham.

***

Angkasa berjalan dengan membawa infusan miliknya di sekitar rumah sakit. Akhirnya dia bisa menghirup udara segar lagi. Angkasa perlahan membuang nafasnya, hidupnya apa masih lama? Ingin menyerah sekarang juga, tetapi dia belum bisa membanggakan Anjani. Bagaimanapun dia adalah Ibunya, dia yang membiayai Angkasa, hingga Angkasa dapat hidup dengan enak dengan segala fasilitas yang Anjani berikan. Jika bukan Angkasa yang meneruskan perusahaan, siapa lagi?

Angkasa menyalakan ponselnya yang telah lama tidak ia mainkan, pikirannya tertuju pada Alesha. Bagaimana kabar gadis itu? Apa dia sudah lega karena masalah Lia sudah tidak ada? Banyak pertanyaan yang ingin Angkasa ajukan pada Alesha. Salah satunya adalah, apakah gadis itu mau melanjutkan hubungan dengannya? Ia ingin duduk di kursi kayu itu, tetapi pandangannya tak sengaja menangkap sekelompok geng motor yang melewati jalanan besar itu. Membawa seorang gadis yang perawakannya mirip sekali seperti Alesha.

QUEEN'S LIFE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang